Luka diabetes adalah luka pada kulit, terutama di bagian kaki, yang muncul sebagai akibat dari komplikasi penyakit diabetes. Luka ini cenderung sulit sembuh karena aliran darah yang terganggu dan kerusakan saraf akibat kadar gula darah tinggi yang berlangsung lama.
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Bila kadar gula darah tidak terkontrol, hal ini dapat merusak pembuluh darah dan saraf. Akibatnya, kulit dan jaringan tubuh menjadi lebih mudah terluka dan lebih sulit sembuh.

Luka diabetes paling sering terjadi di bagian kaki, khususnya pada tumit atau ujung jari kaki. Hal ini sering kali tidak disadari sejak awal, karena penderita diabetes biasanya kesulitan merasakan nyeri akibat kerusakan saraf.
Penyebab Luka Diabetes
Luka diabetes tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan dipicu oleh beberapa faktor yang saling berkaitan akibat diabetes yang tidak terkontrol. Berikut beberapa penyebab utamanya:
- Kerusakan saraf (neuropati diabetik) akibat kadar gula darah tinggi dalam jangka panjang dapat membuat penderita tidak menyadari adanya luka kecil atau gesekan pada kaki
- Gangguan aliran darah bisa mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke kulit sehingga luka menjadi lebih sulit sembuh
- Penurunan daya tahan tubuh karena gula darah tinggi dapat membuat tubuh menjadi lebih mudah terkena infeksi
- Kebiasaan tertentu, seperti memakai sepatu sempit, berjalan tanpa alas kaki, atau memotong kuku terlalu pendek dapat menyebabkan luka pada kaki
Gejala Luka Diabetes
Luka diabetes umumnya memiliki beberapa gejala khas, seperti berikut:
- Luka terbuka pada kaki, biasanya di tumit, telapak kaki, atau ujung jari, dan tampak basah atau bernanah
- Kulit di sekitar luka tampak merah, bengkak, atau terasa hangat
- Muncul jaringan mati atau kehitaman di tepi luka (nekrosis)
- Luka sulit sembuh, bahkan dapat semakin melebar, dan berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan
- Kadang tidak disertai rasa nyeri, terutama bagi penderita diabetes yang mengalami kerusakan saraf
Kapan Harus ke Dokter
Jika Anda memiliki diabetes dan menemukan luka di kaki yang disertai gejala, seperti nyeri berat, tampak membusuk, demam, atau mengeluarkan bau tidak sedap, sebaiknya segera kunjungi dokter atau layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang sesuai.
Untuk saran penanganan awal, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Bila perlu, manfaatkan juga fitur Buat Janji Dokter untuk melakukan pemeriksaan langsung dengan dokter di rumah sakit.
Diagnosis Luka Diabetes
Untuk memastikan kondisi dan menentukan penanganan yang tepat, berikut beberapa pemeriksaan yang biasanya dilakukan dokter:
Pemeriksaan Fisik Luka
Dokter akan memeriksa ukuran, kedalaman, warna jaringan, hingga adanya nanah atau jaringan mati. Pemeriksaan ini membantu menentukan tingkat keparahan luka dan langkah penanganan yang paling sesuai.
Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk mengecek kadar gula, menilai apakah ada infeksi, serta memantau fungsi organ penting seperti ginjal. Hasil tes ini penting untuk memastikan tubuh berada dalam kondisi yang mendukung penyembuhan luka.
Pemeriksaan Aliran Darah di Kaki
Melalui pemeriksaan, seperti Doppler atau ABI (ankle–brachial index), dokter dapat melihat apakah aliran darah ke kaki cukup baik. Suplai darah yang lancar sangat berpengaruh pada kemampuan tubuh memperbaiki jaringan yang rusak.
Kultur Luka
Jika terdapat tanda infeksi, dokter dapat mengambil sampel dari luka untuk mengetahui jenis bakteri yang menyebabkan infeksi. Dengan begitu, antibiotik yang diberikan bisa lebih tepat sasaran dan efektif.
Pengobatan Luka Diabetes
Menangani luka diabetes membutuhkan perawatan yang rutin dan menyeluruh. Berikut adalah pengobatan yang perlu dilakukan:
- Pengendalian gula darah, untuk mendukung proses penyembuhan luka dan mencegah infeksi
- Perawatan luka secara rutin, termasuk membersihkan luka, memberikan salep antibiotik (misalnya Bactoderm) atau balutan khusus, dan mengganti perban sesuai anjuran tenaga kesehatan
- Konsumsi obat-obatan, seperti antibiotik (misalnya Albiotin dan Prolic) jika ada infeksi
- Penggunaan alas kaki khusus, untuk mengurangi tekanan pada area luka sekaligus mencegah luka baru
- Debridement (pembersihan luka dengan mengangkat jaringan mati) akan dilakukan jika terdapat jaringan rusak atau infeksi berat, agar luka bisa sembuh lebih cepat dan komplikasi dapat dicegah.
Efek Samping dan Komplikasi Luka Diabetes
Luka diabetes yang tidak dirawat dengan baik berisiko menimbulkan efek samping dan komplikasi serius, seperti berikut:
- Infeksi berat hingga ke tulang (osteomielitis)
- Jaringan di sekitar luka menjadi mati dan membusuk (gangren)
- Infeksi berat yang menyebar ke seluruh tubuh (sepsis)
- Amputasi
- Kematian
Pencegahan Luka Diabetes
Mencegah luka diabetes sangat mungkin dilakukan melalui beberapa langkah berikut:
- Periksa kondisi kaki setiap hari. Jika ada luka, lecet, kemerahan, atau bengkak, segera periksakan ke dokter.
- Hindari berjalan tanpa alas kaki, terutama di luar rumah.
- Pilih sepatu yang nyaman, tidak sempit, dan tidak menekan kaki.
- Jaga kebersihan kaki dengan mencuci kaki setiap hari, lalu keringkan dengan lembut, terutama di sela jari.
- Gunakan pelembap bila kulit kaki kering, tetapi hindari pemakaian di area luka terbuka.
- Jangan memotong kuku terlalu pendek atau sampai melukai kulit.
- Lakukan kontrol rutin ke dokter agar diabetes dan kesehatan kaki selalu terpantau.