Luka sayatan, misalnya karena teriris pisau saat memotong makanan, dapat menimbulkan nyeri dan berisiko terinfeksi jika tidak ditangani secara tepat. Untuk itu, Anda harus mengetahui dulu luka sayatan seperti apa yang bisa ditangani sendiri, dan luka sayatan seperti apa yang harus ditangani dokter.

Berdasarkan tingkat keparahannya, luka sayatan dibagi menjadi dangkal dan dalam. Luka sayatan dangkal hanya mencakup lapisan kulit. Sedangkan luka sayatan dalam, bisa mencapai lebih dari 1 cm dan dapat mengenai tendon, otot, ligamen, saraf, pembuluh darah, bahkan tulang.

Luka Sayatan, Ditangani Sendiri atau Harus oleh Dokter? - Alodokter

Luka Sayatan yang Bisa Ditangani Sendiri di Rumah

Luka sayatan dangkal bisa kita tangani secara mandiri. Berikut ini adalah langkah-langkah perawatan luka sayatan yang bisa dilakukan di rumah:

  • Cuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum membersihkan luka.
  • Cuci luka dengan air bersih mengalir. Jika luka sayatannya besar atau panjang, jangan gunakan larutan disinfektan atau antiseptik (hidrogen peroksida, alkohol, atau povidoine iodine) untuk membersihkan luka, karena larutan ini dapat merusak dan mengiritasi kulit.
  • Tekan luka dengan kain bersih atau kasa steril, dan posisikan bagian tubuh yang terluka lebih tinggi daripada dada untuk mengontrol perdarahan dan pembengkakan.
  • Jika luka cukup besar, tutup dengan kasa steril dan perban. Sedangkan untuk luka yang kecil, biarkan saja terbuka hingga sembuh dengan sendirinya.
  • Gel lidah buaya boleh dioleskan pada luka sayatan yang dangkal untuk mempercepat penyembuhan. Anda bisa menggunakan produk gel lidah buaya dalam kemasan atau gel dari bagian dalam tanaman lidah buaya segar yang sudah dipotong dan dibuang durinya.
  • Untuk mengurangi rasa nyerinya, Anda bisa minum obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol. Hindari mengonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri, karena obat ini berisiko menimbulkan perdarahan.
  • Jika ada memar atau pembengkakan di sekitar luka, lakukan pengompresan dengan kompres dingin, misalnya menggunakan es batu yang dibungkus kain. Ingat, hindari menempelkan es batu langsung pada luka. Tekan area yang memar atau bengkak dengan kompres tersebut.
  • Jaga luka tetap kering dan bersih selama 5-7 hari.
  • Hindari menggaruk atau mengelupas bekas luka atau koreng yang terbentuk di atas luka.
  • Hindari merokok, mengonsumsi alkohol, dan stres berlebihan selama masa penyembuhan luka, karena hal-hal tersebut dapat mengganggu dan memperlambat proses pemulihan.

Luka Sayatan yang Harus Ditangani oleh Dokter

Luka sayatan dalam perlu ditangani oleh dokter dan sering kali membutuhkan jahitan. Pada luka sayatan yang dalam, misalnya akibat tersayat mesin pemotong, lapisan di bawah kulit dapat terlihat dan bisa terjadi perdarahan yang cepat dan banyak, terutama jika pembuluh darah besar ikut terpotong.

Segeralah cari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat. Jangan tunda hingga lebih dari 6 jam, jika luka sayatan luas atau dalam. Menunda penanganan medis untuk luka seperti ini dapat mengakibatkan syok akibat perdarahan terus-menerus, atau infeksi berat.

Selain luka sayatan dalam yang harus segera mendapatkan penanganan medis, ada juga beberapa kondisi luka sayatan yang perlu diperiksakan ke dokter, yaitu:

  • Luka tampak sangat kotor dan sulit dibersihkan. Pada kondisi luka seperti ini, dokter dapat memberikan vaksin tetanus dan immunoglobulin tetanus untuk mencegah terjadinya tetanus, terutama jika belum pernah mendapat vaksin tetanus toksoid (TT) atau belum mendapat booster TT dalam 10 tahun terakhir.
  • Luka sayatan akibat cakaran atau gigitan hewan.
  • Luka berada pada daerah yang rawan atau sensitif, seperti wajah, kulit kepala, dan sekitar kemaluan; atau pada daerah sekitar persendian.
  • Luka disebabkan oleh kecelakaan atau benturan kuat dan kemungkinan terdapat perdarahan yang sulit terlihat di bawah jaringan kulit.
  • Terdapat demam, luka tampak kemerahan dan bengkak, atau muncul nanah dari luka. Luka seperti ini kemungkinan sudah terinfeksi sehingga memerlukan penanganan dari dokter, misalnya berupa pemberian antibiotik.
  • Penderita luka memiliki riwayat penyakit diabetes, gangguan pembekuan darah, sedang menggunakan obat pengencer darah, atau menjalani kemoterapi.
  • Perdarahan tidak berhenti setelah luka ditekan selama lebih dari 10 menit atau darah keluar dengan deras.
  • Nyeri pada luka tidak hilang meski sudah minum obat antinyeri.
  • Mati rasa pada area sekitar luka.
  • Luka tidak kunjung sembuh hingga berminggu-minggu.

Tangani luka sayatan dengan cara yang tepat, dan jangan ragu untuk berobat ke dokter jika memang diperlukan. Selama masa pemulihan, tenangkan pikiran dan jaga kondisi kesehatan Anda dengan makan makanan bergizi, cukup istirahat dan tidur, minum air putih yang cukup, serta tidak merokok dan minum alkohol.

Ditulis oleh:

dr. Alya Hananti