Proses penyembuhan luka yang dialami setiap orang berbeda-beda. Luka ringan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya melalui perawatan luka yang baik. Namun, pada kasus tertentu, luka bisa sulit sembuh akibat cedera parah atau penyakit tertentu.

Setiap orang pasti pernah mengalami luka, baik dalam bentuk goresan, sayatan, tusukan, luka bakar, atau bekas jahitan operasi. Luka membutuhkan waktu dan proses untuk sembuh dan kembali seperti sedia kala. Lamanya waktu yang dibutuhkan tergantung pada ukuran lukanya.

4 Tahapan dalam Proses Penyembuhan Luka - Alodokter

Semakin kecil luka, semakin cepat sembuhnya. Semakin besar dan dalam luka, semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk sembuh. Selain itu, lokasi, jenis luka, dan tingkat keparahannya juga menentukan cepat atau lambatnya proses penyembuhan luka.

Tahap Proses Penyembuhan Luka

Saat terluka, ada beberapa tahap dalam proses penyembuhan luka, di antaranya:

1. Tahap hemostasis (pembekuan darah)

Tahap pertama dalam proses penyembuhan luka adalah tahap pembekuan darah. Darah biasanya akan keluar saat kulit tersayat, tergores, atau tertusuk.

Beberapa detik atau menit setelah mengalami luka, darah akan menggumpal untuk menutup luka dan mencegah tubuh kehilangan darah terlalu banyak. Gumpalan darah ini, kemudian akan berubah menjadi keropeng saat mengering.

2. Tahap inflamasi (peradangan)

Setelah perdarahan berhenti, pembuluh darah akan melebar untuk mengalirkan darah segar ke area tubuh yang terluka. Darah segar dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan luka. Inilah alasan mengapa luka bisa terasa hangat, membengkak, dan menjadi kemerahan selama beberapa waktu.

Pada tahap inflamasi, sel darah putih akan menghancurkan kuman di area luka. Hal ini merupakan mekanisme alami tubuh untuk mencegah infeksi. Sel darah putih juga memproduksi senyawa kimia yang dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Selanjutnya, sel-sel kulit baru akan tumbuh dan menutup luka.

3. Tahap proliferatif (pembentukan jaringan baru)

Tahap ini ditandai dengan terbentuknya jaringan parut pada luka. Selama prosesnya, produksi kolagen di area luka akan meningkat. Kolagen merupakan serat protein yang memberikan kekuatan dan tekstur elastis pada kulit.

Keberadaan kolagen mendorong tepi luka untuk menyusut dan menutup. Selanjutnya, pembuluh darah kecil atau kapiler terbentuk pada luka untuk memberi asupan darah pada kulit yang baru terbentuk.

4. Tahap pematangan atau penguatan jaringan

Tahap terakhir merupakan tahap penguatan. Pada tahap ini, luka sudah tertutup tapi proses penyembuhan masih berlanjut. Di dalamnya terjadi penguatan jaringan sehingga sering kali luka terasa gatal, meregang, atau mengkerut.

Proses pematangan jaringan bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Inilah alasan mengapa semakin lama usia bekas luka, semakin memudar pula tampilannya.

Setelah jaringan yang rusak benar-benar pulih, kulit akan menjadi sama kuatnya seperti sebelum mengalami luka.

Meski begitu, penampilan bekas luka mungkin akan berbeda dengan kulit normal. Hal ini karena kulit tersusun dari dua protein, yaitu kolagen yang memberi kekuatan kulit dan elastin yang memberi kelenturan kulit.

Pada bekas luka, kulit tidak dapat memproduksi elastin baru sehingga bekas luka seluruhnya terbuat dari kolagen. Kulit baru yang terbentuk pada bekas luka ini umumnya kuat, tetapi kurang lentur dibandingkan kulit di sekitarnya.

Berbagai Kondisi yang Mengganggu Proses Penyembuhan Luka

Meski dalam prosesnya luka dapat sembuh melalui beberapa tahapan, ada kondisi tertentu yang menyebabkan luka sulit pulih, di antaranya:

Infeksi

Infeksi dapat menyebabkan luka semakin lebar atau membesar, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Infeksi dapat terjadi bila luka tidak dirawat dengan baik.

Aliran darah tidak lancar

Darah mengandung oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan luka. Oleh karena itu, aliran darah yang tidak lancar dapat menghambat proses penyembuhan luka. Gangguan pada aliran darah dapat disebabkan oleh penyumbatan atau varises.

Usia

Proses penyembuhan luka pada lansia umumnya berlangsung lebih lama. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya aliran darah kurang lancar, jumlah kolagen yang menurun akibat proses penuaan, atau penyakit kronis seperti diabetes.

Stres

Stres dapat menyebabkan nafsu makan hilang dan kurang tidur. Bahkan, sebagian orang mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebih sebagai cara untuk melepas stres. Berbagai kondisi tersebut bisa menghambat proses penyembuhan luka.

Efek samping obat-obatan

Proses penyembuhan luka bisa terganggu akibat konsumsi obat-obatan tertentu, misalnya kortikosteroid, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan obat kemoterapi. Namun, untuk mengurangi rasa nyeri akibat luka, penggunaan obat paracetamol dalam jangka pendek masih aman bagi proses penyembuhan luka.

Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi, seperti vitamin A dan vitamin C, protein, zinc, serta zat besi, dapat menghambat proses penyembuhan luka. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk mencukupi asupan nutrisi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk kondumsi ikan gabus, guna mendukung pemulihan luka.

Kebiasaan merokok

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa proses penyembuhan luka pada perokok aktif berlangsung lebih lama dan tidak sempurna dibandingkan orang yang tidak merokok.

Hal ini diduga berkaitan dengan efek merokok yang dapat mengganggu aliran darah dan kinerja sel darah putih serta tingginya kadar racun dalam darah.

Penyakit tertentu

Penyakit tertentu, misalnya diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, dan gangguan pembuluh darah, juga dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Ini dikarenakan penyakit tersebut dapat mengganggu kelancaran aliran darah yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka.

Pada dasarnya, tubuh memiliki mekanisme tersendiri untuk mengatasi luka. Namun, langkah perawatan luka yang tepat juga bisa mendukung dan mempercepat pemulihannya.

Agar proses penyembuhan luka tidak terhambat dan terhindar dari komplikasi, Anda dianjurkan untuk tidak mengoleskan krim atau bahan apa pun ke luka yang terbuka tanpa anjuran dokter.

Jika mengalami luka serius atau perdarahan yang tak kunjung berhenti akibat terganggunya proses penyembuhan luka, Anda sebaiknya segera berobat ke dokter agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.