Kembali bekerja setelah cuti hamil bukan berarti Bunda perlu berhenti memberikan ASI kepada Si Kecil. Ada manajemen ASI perah (ASIP) yang dapat Bunda lakukan agar tetap bisa memberikan ASI dengan lancar. Lantas, bagaimana cara menjaga kualitas ASIP yang tepat dan tetap sehat?

Air susu ibu perah atau ASIP didapatkan dengan cara memerah ASI dari payudara untuk ditempatkan dalam wadah steril, seperti botol, yang nantinya diberikan kepada bayi. ASI perah umumnya diberikan ketika Bunda tidak bersama dengan Si Kecil dalam waktu lama, misalnya saat Bunda sedang bekerja di kantor.

Manajemen ASI Perah untuk Ibu Pekerja - Alodokter

Bunda juga bisa memerah ASI ketika payudara terasa penuh, tetapi Bunda tidak sedang bersama Si Kecil. Tak hanya itu, ASI perah ini juga dapat dicampur bersama makanan bayi atau MPASI.

Beberapa Pertanyaan Seputar Manajemen ASI Perah

Meski banyak mendatangkan manfaat, ASIP masih belum banyak diterapkan karena banyak ibu menyusui yang bingung dengan pengelolaannya.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang banyak ditanyakan terkait manajemen ASI perah dan jawabannya:

1. Bagaimana cara memerah ASI?

Pada dasarnya, pumping di kantor bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan pompa ASI atau tangan. Pompa ASI ada 2 macam, yaitu pompa ASI manual dan pompa ASI listrik.

Masing-masing jenis pompa ASI memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Pompa yang cocok dengan satu orang belum tentu cocok untuk orang lain.

Jika Bunda ingin memerah ASI dengan tangan, berikut langkahnya:

  • Cuci tangan dengan air dan sabun terlebih dahulu hingga bersih.
  • Tempatkan botol atau wadah yang telah disterilkan di bagian bawah payudara untuk menampung ASI yang keluar.
  • Pijat payudara secara perlahan-lahan
  • Posisikan jari-jari membentuk huruf C di sekitar areola atau bagian gelap di sekitar puting, lalu tekan secara perlahan. Hindari menekan puting terlalu keras karena bisa menimbulkan nyeri dan menghalangi keluarnya ASI.
  • Lepaskan tekanan saat ASI keluar, kemudian ulangi kembali menekan secara perlahan.

Jika aliran ASI sudah mulai berhenti, pijat bagian lain hingga seluruh permukaan payudara telah terpijat. Bunda juga bisa melakukan cara yang sama pada payudara yang satunya lagi. Begitu seterusnya hingga ASI benar-benar berhenti mengalir dan payudara sudah tidak terasa penuh.

Awalnya memang hanya ada sedikit cairan ASI yang keluar, tapi lama-kelamaan aliran ASI bisa semakin lancar dan deras, jika Bunda rutin memompanya.

2. Bagaimana cara menyimpan ASIP?

Penting untuk menempatkan ASIP di dalam botol kaca atau plastik yang bebas Bisphenol-A (BPA)karena zat kimia ini kurang aman untuk kesehatan bayi.

Pastikan botol-botol tersebut sudah disterilkan atau minimal dicuci dengan air hangat hingga bersih. Hindari menyimpan ASIP dalam botol sekali pakai yang memang tidak bisa digunakan secara berulang.

Setelah itu, berilah label pada botol yang bertuliskan jam dan tanggal ASI diperah. Jika ASIP ditempatkan bersamaan dengan botol ASIP anak yang lain di tempat penitipan bayi atau bersama teman sekantor, berikan nama Si Kecil dan nama Bunda pada labelnya juga.

Bunda juga disarankan untuk menempatkan ASIP di dalam tas khusus atau tas cooler saat membawanya pulang. Ini penting agar kualitas ASIP tetap terjaga.

Ketika ingin ditempatkan dalam lemari pendingin, letakkan botol-botol ASIP pada bagian paling dingin atau freezer. Mulailah mengambil persediaan ASIP diawali dari yang paling dahulu diperah.

3. Berapa lama ASIP dapat bertahan?

Daya tahan ASIP bergantung kepada letak ASI perah tersebut disimpan. Ada beberapa pedoman penyimpanan ASIP yang perlu Bunda ketahui, antara lain:

  • ASI yang baru saja diperah dapat bertahan dalam suhu ruangan hingga 4 jam
  • Jika disimpan dalam wadah tertutup dengan kantong es, ASIP dapat bertahan hingga 24 jam
  • ASIP yang disimpan dalam lemari pendingin dapat bertahan hingga 3–4 hari
  • ASIP yang disimpan di dalam freezer dapat bertahan hingga 6 bulan

Meski bisa awet, sebagian nutrisi, seperti protein dan vitamin, bisa hilang di dalam ASIP yang disimpan terlalu lama. Oleh karena itu, untuk memastikan kualitasnya, buanglah ASIP yang sudah melewati batas waktu penyimpanan dan lebih baik berikan ASIP yang masih segar.

4. Bagaimana cara memanaskan ASIP?

Botol ASIP yang disimpan dalam lemari pendingin dapat ditempatkan terlebih dahulu dalam mangkok berisi air hangat sebelum diberikan pada bayi. Namun, hindari memasukkannya kembali ke dalam lemari es setelah dihangatkan, ya.

Selain itu, hindari menggunakan microwave atau merebus ASIP untuk menghangatkannya karena bisa merusak kandungan gizi di dalamnya. ASIP yang dipanaskan dengan cara demikian juga akan terasa terlalu panas untuk mulut bayi.

5. Berapa jumlah ASIP yang harus disiapkan?

Hal ini sangat bergantung pada kebutuhan bayi. Kebutuhan ASI tentu meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan berat badan bayi. Jumlah ini kemudian akan berangsur menurun setelah bayi mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI) pada usia 6 bulan ke atas.

Memberikan ASI perah pada bayi dapat dilakukan dengan botol, sendok, maupun gelas khusus bayi (cup feeder). Namun, jika Bunda sudah berada bersama bayi, sebaiknya tetap kondisikan bayi untuk menyusu secara langsung dari payudara guna merangsang kelancaran produksi ASI.

Manajemen ASI perah yang dikelola dengan baik dapat menjadi solusi bagi ibu pekerja yang ingin terus memberikan ASI pada buah hati. Sama seperti memberikan ASI secara langsung, ibu yang memerah ASI memerlukan asupan makanan sehat dan istirahat cukup agar bisa mendapatkan ASI dalam jumlah cukup.

Jika Bunda mengalami kesulitan dalam melakukan manajemen ASI perah atau kendala dalam menyusui Si Kecil, jangan ragu untuk menemui konsultan laktasi, agar keluhan yang Bunda alami bisa ditangani dengan baik.