Rasa empati perlu ditanamkan pada diri anak sejak dini. Nah, ada beberapa cara melatih empati anak yang dapat dilakukan. Dengan mengajarkannya berempati, diharapkan anak memiliki kemampuan untuk menempatkan diri, memahami perasaan orang lain, dan mengontrol emosinya dengan baik.

Segala sesuatu yang Anda ajarkan akan memengaruhi kemampuan anak dalam bersikap, termasuk menumbuhkan rasa empati terhadap sesama. Melatih empati anak dapat dilakukan dari hal-hal kecil yang biasa dilakukannya.

8 Cara Melatih Empati Anak yang Bisa Ditanamkan Sejak Dini - Alodokter

Cara Melatih Empati Anak

Umumnya, anak baru memahami konsep empati saat ia berusia  8–9 tahun. Namun, pada usia 5 tahun, anak sudah dapat menyatakan perasaan tentang bagaimana dirinya ingin diperlakukan sekaligus bagaimana sebaiknya ia memperlakukan orang lain.

Pada usia ini pula, orang tua sudah bisa mulai mengajarkan anak mengenali dan mengelola emosinya agar rasa empati dalam dirinya dapat terbentuk. Berikut ini adalah beberapa cara melatih empati pada anak yang dapat dilakukan:

1. Ajarkan anak mengenali emosi

Anak dapat memahami dan mengelola emosinya dengan baik saat ia mampu mengenali perasaannya. Sebagai orang tua, Anda dapat membantu Si Kecil mengenali perasaannya dengan berbagai cara.

Misalnya, ketika Si Kecil menangis karena tidak boleh main hujan-hujanan saat demam, Anda bisa mengatakan, "Bunda paham kamu sedih karena tidak bisa main hujan, tetapi kamu masih demam, Nak. Nanti sakitnya malah tambah parah."

Anda juga bisa mengajaknya bermain tebak-tebakan dengan menyediakan kumpulan stiker bergambar ekspresi emosi dasar, seperti sedih, marah, atau senang. Minta Si Kecil memilih salah satu stiker yang menggambarkan perasaannya saat itu, lalu minta ia untuk menceritakan alasan memilih ekspresi tersebut.

2. Penuhi kebutuhan emosional anak

Pengalaman emosional antara orang tua dan anak sangat penting untuk perkembangan empatinya. Interaksi positif dan menghargai perasaan anak akan membuatnya merasa aman, terlindungi, dan dicintai sehingga anak akan lebih peka terhadap kebutuhan emosional orang lain.

3. Berikan contoh berempati

Melatih emosi anak akan sulit jika orang tua tidak memberikan contoh empati yang tepat kepada anak. Misalnya, ketika ada temannya yang mau meminjamkan pensil saat ia tidak membawa pensil ke sekolah.

Katakan kepadanya bahwa melakukan hal yang baik membuat orang lain merasa tertolong. Dengan begitu, anak akan memahami bagaimana tindakannya dapat memengaruhi orang lain.

4. Posisikan diri anak sebagai orang lain

Melatih anak berempati dapat dilakukan dengan cara mengajaknya untuk memosisikan dirinya sebagai orang lain. Misalnya, saat anak merebut mainan orang lain, tanyakan bagaimana perasaannya saat mainan miliknya direbut oleh temannya.

Anda juga bisa menggunakan cerita di buku atau film favorit anak. Pilih salah satu karakter, lalu posisikan Si Kecil dalam karakter tersebut untuk tahu bagaimana reaksinya. Tanyakan pada Si kecil bagaimana perasaannya apabila ia mengalami salah satu kejadian dalam film tersebut.

5. Ajari anak sopan santun

Memasuki usia 5 tahun, Anda dapat melatih empati Si Kecil dengan cara mengajari nilai kesopanan. Berikan pengertian kepadanya mengenai pentingnya menunjukkan rasa peduli dan hormat kepada orang lain.

Misalnya, saat Si Kecil menginginkan sesuatu, ajari ia untuk mengucapkan kata “tolong”. Ajari pula kebiasaan mengucapkan “terima kasih” setelah diberi sesuatu oleh orang lain. Selain itu, jika ia melakukan kesalahan, ajarkan untuk mengatakan kata “maaf”.

6. Libatkan anak dalam kegiatan amal

Melibatkan anak dalam kegiatan amal dapat dilakukan untuk melatih empatinya. Anda bisa mengajak Si Kecil mengemas pakaian untuk disumbangkan atau mengajak anak memilih mainan miliknya untuk diberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan.

Berikan pengertian kepada anak bahwa bantuan yang diberikannya dapat membuat orang lain bahagia.

7. Ajarkan anak menghadapi emosi negatif

Siapa pun, termasuk anak-anak, dapat mengalami emosi negatif seperti marah, cemburu, sedih, atau kecewa. Anak yang diajari menangani perasaan tersebut dengan cara positif cenderung memiliki kecerdasan emosi dan empati yang kuat.

Sebagai contoh, ketika Si Kecil merasa marah atau sedih, ia bisa menuangkan kesedihan atau amarahnya pada aktivitas yang baik, misalnya menggambar atau menulis tentang emosinya.

8. Jadilah contoh yang baik bagi anak

Orang tua merupakan teladan bagi anak. Oleh karena itu, penting untuk memberikan contoh yang baik, termasuk dalam melatih empati anak. Misalnya, ketika Si Kecil sedang sedih, berilah ia dukungan atau pelukan. Si Kecil pun akan merasa nyaman dan mengenali rasanya diperhatikan orang lain.

Contoh lainnya adalah akui kesalahan yang Anda lakukan. Meski terasa sulit, segera minta maaf kepada Si Kecil saat Anda berbuat salah. Dengan begitu, anak akan belajar untuk memahami bahwa siapa pun bisa membuat kesalahan, tetapi yang terpenting adalah memberanikan diri untuk meminta maaf.

Melatih empati anak diperlukan proses yang tidaklah singkat, karena perlu waktu bagi anak untuk memahami dan menerapkan hal tersebut. Bila Anda merasa kesulitan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak agar bisa mendapatkan solusi yang tepat.