Kondisi kulit tiap bayi yang baru lahir bisa terlihat kekuningan, bersisik, atau mungkin beruntusan karena ada bintik-bintik kecil. Kondisi-kondisi tersebut sebenarnya wajar. Namun, karena kulit bayi baru lahir masih sensitif dan rentan iritasi, Anda harus merawatnya dengan cara yang tepat.
Begitu lahir, bayi membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya di luar rahim. Dalam proses adaptasi ini, Anda mungkin akan menemukan hal-hal unik pada kondisi fisik bayi, misalnya bentuk kepala yang tidak simetris atau tekstur dan warna kulitnya yang bisa berubah.
Kondisi Kulit Bayi Baru Lahir
Kondisi kulit bayi baru lahir ditentukan oleh lamanya masa kehamilan. Tidak semua keunikan kulit bayi baru lahir merupakan hal yang perlu dikhawatirkan. Beberapa di antaranya memang normal terjadi dan akan berubah seiring bertambahnya usia bayi.
Berikut ini adalah penjelasannya:
Bercak dan warna kulit bayi baru lahir
Saat bayi baru lahir, kulitnya bisa berwarna merah tua atau keunguan. Ketika ia mulai bernapas, warna kulitnya akan berubah menjadi kemerahan atau merah cerah.
Dalam beberapa jam atau beberapa hari pertama, tangan, kaki, dan bibir bayi juga mungkin berwarna kebiruan. Ini terjadi karena sirkulasi darahnya masih belum berkembang dan umumnya tidak berbahaya jika tidak disertai keluhan, seperti sesak napas atau terlihat lemas.
Bayi juga bisa lahir dengan bercak biru di beberapa bagian tubuhnya. Bercak ini disebut bercak Mongol atau congenital dermal melanocytosis. Selain itu, bisa ada ruam kemerahan pada dada, punggung, wajah, lengan, dan kakinya. Kondisi ini disebut erythema toxicum dan akan hilang sendiri dalam waktu 1 minggu.
Beberapa bayi juga lahir dengan kulit yang kuning atau disebut bayi kuning. Hal ini terjadi lantaran organ hatinya belum cukup matang untuk memroses dan membuang bilirubin ke saluran cerna dengan baik. Warna kuning ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 2−3 minggu.
Tekstur kulit bayi baru lahir
Kulit bayi baru lahir masih tipis dan sensitif sehingga rentan mengalami iritasi. Banyak juga bayi baru lahir yang mengalami biang keringat atau milia di hidung, pipi, bawah mata, atau dagu.
Sebagian bayi baru lahir bahkan bisa memiliki jerawat di area wajah yang disebut acne neonatorum. Namun, kondisi tersebut umumnya akan hilang dengan sendirinya seiring waktu.
Kulit bayi baru lahir akan mengelupas di minggu-minggu awal. Pengelupasan ini terjadi untuk meluruhkan vernix, yaitu lapisan tebal yang menyelubungi kulit bayi selama dalam kandungan. Jumlah dan lamanya pengelupasan kulit bayi baru lahir bisa bervariasi, tergantung apakah bayi lahir prematur, cukup bulan, atau lewat waktu.
Tips Merawat Kulit Bayi Baru Lahir
Kondisi kulit bayi di atas bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan dan tidak perlu penanganan khusus. Namun, mengingat kulit bayi baru lahir masih sensitif dan rentan iritasi, Anda harus menjaga dan merawat kulitnya dengan cara yang tepat.
Berikut adalah tips untuk merawat kulit bayi baru lahir agar terhindar dari beragam masalah kulit:
- Jangan memandikan bayi terlalu sering. Sering mandi dapat membuat kulitnya kering sehingga lebih mudah iritasi dan terkena infeksi.
- Bersihkan permukaan kulit bayi dengan waslap yang halus. Gosok kulitnya secara lembut.
- Gunakan sabun atau sampo khusus bayi.
- Oleskan losion pada kulit bayi setelah ia mandi untuk menjaga kelembapan kulitnya.
- Hindari menaburkan bedak di tubuh bayi baru lahir dan jauhkan ia dari paparan sinar matahari langsung.
- Pilih baju bayi yang ukurannya pas dengan bahan yang nyaman untuk kulitnya.
Selain menerapkan cara-cara di atas, hal lain yang tidak kalah penting dalam merawat kulit bayi baru lahir adalah memilih produk perawatan kulit, seperti sabun, sampo, atau losion, yang sesuai kondisi kulit bayi. Bila produk perawatan kulit yang digunakan tidak tepat, bayi akan lebih berisiko terkena iritasi kulit dan ruam pokok.
Pilihlah produk perawatan yang diformulasikan khusus untuk kulit bayi dan bertuliskan hypoallergenic. Ini menandakan bahwa produk tersebut memiliki risiko yang lebih rendah untuk menimbulkan reaksi alergi.
Sebaiknya pilih juga produk berlabel dermatologically tested. Artinya, produk tersebut sudah diuji pada kulit.
Kulit bayi memiliki tingkat keasaman (pH) yang sedikit lebih rendah, yaitu sekitar 5,5. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk menggunakan produk dengan pH yang mendekati angka tersebut. Namun, jika kulit bayi tidak mengalami masalah apa pun dan tidak kering, Anda boleh saja memilih produk dengan pH netral.
Anda juga bisa memilih produk perawatan kulit bayi baru lahir yang mengandung bahan alami. Shea butter, minyak biji bunga matahari, dan minyak almond merupakan bahan alami yang dapat menjaga kelembapan dan kesehatan kulit bayi.
Selain itu, produk yang mengandung calendula juga baik untuk kulit bayi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa calendula dapat meningkatkan kelembapan kulit serta efektif untuk mengatasi ruam pokok dan peradangan kulit.
Jika kulit buah hati Anda masih juga mengalami masalah meski Anda sudah menggunakan produk perawatan yang sesuai dengan kondisi kulit bayi baru lahir dan sudah menerapkan cara-cara di atas, sebaiknya periksakan ia ke dokter agar dapat diketahui penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat.