Salah satu cara yang umum dilakukan untuk mengatasi keloid adalah suntik keloid. Pada prosedur ini, dokter akan menyuntikkan kortikosteroid langsung pada keloid, yaitu bekas luka berupa jaringan parut yang tumbuh menonjol dan lebih lebar daripada luka awalnya.

Ketika kulit mengalami luka, sel-sel tubuh akan secara alami membentuk jaringan parut untuk menutupi dan menyembuhkan luka tersebut. Namun, pada penderita keloid, jaringan parut ini tumbuh secara berlebihan hingga melebihi area luka. Keloid dapat terlihat seperti tonjolan berwarna merah muda dengan permukaan yang halus.

Mengenal Suntik Keloid - Alodokter

Obat kortikosteroid yang paling sering digunakan untuk suntik keloid adalah triamcinolone acetonide. Beberapa jenis obat lain, seperti 5-fluorouracil dan bleomycin, juga dapat dipadukan dengan triamcinolone untuk memberikan hasil yang optimal.

Penelitian menunjukan bahwa suntik keloid dengan triamcinolone memberikan hasil yang baik pada 50–100% kasus, dengan angka kekambuhan hanya sekitar 9–50%.

Cara Kerja dan Efek Suntik Keloid

Obat kortikosteroid yang digunakan dalam prosedur suntik keloid dapat membantu mengurangi ukuran dan memperbaiki tampilan keloid dengan beberapa cara. Berikut adalah penjelasannya.

  • Kortikosteroid dapat mengurangi proses peradangan (inflamasi) yang terjadi pada keloid dengan cara menghambat pergerakan sel darah putih, seperti monosit dan sel fagosit, ke area luka. Hal ini dapat mencegah perburukan gejala keloid, seperti gatal dan nyeri.
  • Kortikosteroid dapat mencegah sel-sel fibroblas yang sudah ada membentuk sel fibroblas lebih banyak. Sel fibroblas ini adalah sel penghasil jaringan parut.
  • Kortikosteroid dapat menghambat perkembangan sel keratinosit, yang merupakan penghasil protein padat di kulit, dan memperlambat proses pertumbuhan sel epitel kulit yang baru pada keloid.
  • Kortikosteroid dapat menghambat pembentukan kolagen yang baru di jaringan keloid dan menjaga kerja enzim kolagenase dalam menguraikan kolagen yang yang sudah terbentuk.

Prosedur Suntik Keloid

Obat kortikosteroid akan disuntikkan langsung ke area yang bermasalah (suntikan intralesi), yaitu jaringan keloid. Berikut adalah tahap-tahap dalam prosedur suntik keloid:

  1. Dokter akan membersihkan keloid dan area sekitarnya dengan cairan antiseptik, sebelum menyuntikkan obat kortikosteroid. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri pada area suntikan.
  2. Cairan obat kortikosteroid dapat diberikan dengan atau tanpa pengenceran. Pengenceran dapat dilakukan dengan menggunakan cairan saline atau obat bius untuk mengurangi rasa sakit.
  3. Kortikosteroid akan langsung disuntikkan ke tonjolan keloid menggunakan jarum halus.
  4. Suntikan akan diulang secara rutin setiap bulan atau setiap beberapa bulan.

Penelitian menunjukkan bahwa keloid tampak mulai melunak sekitar 3 minggu setelah penyuntikan dilakukan. Dalam jangka waktu 5 minggu, tonjolan keloid mulai mengecil dan menjadi lebih rata.

Efek Samping Suntik Keloid

Meski relatif aman, suntik keloid tetap bisa menimbulkan efek samping berupa reaksi lokal pada area keloid saja atau reaksi yang lebih luas (sistemik). Berikut adalah beberapa efek samping suntik keloid:

  • Telangiektasis, ditandai dengan munculnya guratan-guratan merah halus pada area keloid akibat pelebaran pembuluh darah kecil di bawahnya
  • Penipisan dan kerusakan jaringan kulit dan jaringan lemak di bawah kulit (atrofi)
  • Perubahan pigmentasi kulit, sehingga kulit di area suntikan akan berwarna lebih gelap atau lebih terang daripada kulit di sekitarnya
  • Perdarahan, luka, dan infeksi pada kulit
  • Sindrom Cushing akibat peningkatan jumlah hormon kortisol dalam tubuh

Keloid umumnya tidak dapat bisa hilang dengan sendirinya, bahkan bisa terus bertumbuh. Oleh karena itu, jika Anda memiliki keloid dan ingin menghilangkannya, berkonsultasilah dengan dokter kulit untuk mengetahui apakah keloid Anda bisa diatasi dengan suntik keloid atau perlu dilakukan penanganan yang lain.

Selain itu, agar keloid tidak semakin memburuk, Anda juga disarankan untuk melindungi keloid dari paparan sinar matahari dan gesekan dengan pakaian.

Ditulis oleh:

dr. Irene Cindy Sunur