SAHA syndrome tidak hanya mengganggu penampilan, namun juga berdampak pada kondisi psikologis penderitanya. Oleh karena itu, tindakan penanganan perlu segera dilakukan, salah satunya adalah dengan terapi hormonal.

SAHA syndrome adalah sekumpulan penyakit yang membuat penderitanya mengalami masalah kulit dan rambut, yaitu kulit bersisik (seborrhea), jerawat (acne), rambut tumbuh di wajah dan badan (hirsutism), hingga rambut rontok atau kebotakan (andogenic alopecia). SAHA syndrome lebih banyak dialami oleh wanita usia produktif.

Mengenal Terapi Hormonal untuk SAHA Syndrome - Alodokter

Setiap wanita memiliki hormon androgen atau testosteron di dalam tubuhnya, hanya saja jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pria. Hormon ini berperan penting dalam menjaga berbagai fungsi organ tubuh wanita, terutama tulang dan organ reproduksi. Ketika jumlah hormon androgen di dalam tubuh wanita meningkat, maka SAHA syndrome dapat terjadi.

Untuk menangani SAHA syndrome, dokter bisa memberikan pengobatan berupa terapi hormonal. Pengobatan ini menggunakan hormon sintetis untuk menurunkan kadar hormon androgen di dalam tubuh wanita yang menderita SAHA syndrome.

Terapi Hormonal untuk Mengobati SAHA Syndrome

Penanganan SAHA syndrome harus disesuaikan dengan penyebabnya. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter bila mengalami gejala-gejalanya.

Untuk menentukan diagnosis SAHA syndrome dan mencari penyebabnya pada pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa tes darah guna mengukur kadar hormon androgen di dalam tubuh pasien.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan Anda menderita SAHA syndrome, dokter akan memberikan penanganan untuk mengontrol kadar hormon androgen Anda dengan beberapa pengobatan berikut ini:

Obat antiandrogen

Obat antiandrogen adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar hormon androgen di dalam tubuh dan mengatasi gejala SAHA syndrome yang muncul.

Beberapa jenis obat antiandrogen yang umumnya digunakan di antaranya adalah Spironolactone, Flutamide, dan Siproteron asetat (CPA).

Pil kontrasepsi kombinasi

Untuk wanita dengan SAHA syndrome yang tidak sedang berencana hamil dan sudah menstruasi, pil kontrasepsi kombinasi dapat digunakan sebagai terapi hormonal kombinasi untuk menurunkan kadar hormon androgen. Jenis pil kontrasepsi kombinasi yang umumnya digunakan adalah pil kontrasepsi kombinasi dengan kandungan Etinilestradiol dan Siproteron asetat (CPA).

Selain menormalkan kadar hormon androgen, pil kontrasepsi kombinasi dengan kandungan Etinilestradiol dan Siproteron asetat (CPA) juga bermanfaat untuk mengatasi gejala SAHA syndrome yang muncul, seperti meredakan jerawat parah dan menghambat pertumbuhan rambut di wajah dan berbagai area tubuh.

Gejala SAHA Syndrome yang Perlu Diwaspadai

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, SAHA syndrome bisa menimbulkan gejala berupa kulit bersisik, jerawat, rambut tumbuh di wajah dan badan, hingga rambut rontok berlebihan atau botak.

Selain itu, kelebihan hormon androgen dalam tubuh wanita juga dapat menyebabkan gejala lain, seperti menstruasi tidak teratur, perubahan suara menjadi lebih dalam dan berat, pembesaran klitoris, pengecilan payudara, dan pembesaran otot.

Hormon androgen yang berlebihan juga dapat menyebabkan wanita lebih berisiko mengalami berbagai kondisi berikut ini:

Selain terapi hormonal untuk SAHA syndrome, dokter juga dapat memberikan pengobatan lain untuk mengatasi SAHA syndrome sesuai kondisi yang dialami, yaitu:

  • Krim atau salep kortikosteroid untuk mengatasi peradangan di kulit akibat seborrhea
  • Sampo dengan kandungan pyrithione zinc, selenium sulfide, ketoconazole, tar, atau salicylic acid untuk meringankan gejala seborrhea
  • Obat jerawat, seperti retinoid, antibiotik, benzoyl peroxide, dan salicylic acid, untuk mengatasi jerawat
  • Laser, waxing, dan krim penghilang rambut untuk mengatasi hirsutisme
  • Obat minoxidil, suplemen zat besi, atau transplantasi rambut untuk mengatasi kebotakan akibat androgen alopecia

Jika Anda mengalami gejala SAHA syndrome yang telah disebutkan di atas atau mengalami masalah kesehatan lain yang mungkin disebabkan oleh kelebihan hormon androgen, seperti sulit hamil atau haid sering tidak teratur, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan ikuti anjuran dokter terkait cara minum obat yang benar.