Waham adalah keyakinan yang salah tetapi dipercaya sepenuhnya oleh penderitanya. Kondisi ini bisa menjadi tanda gangguan mental, seperti skizofrenia. Orang dengan waham bisa merasa dirinya berkuasa, dicintai tokoh terkenal, atau mengidap penyakit parah.
Saat mengalami waham, seseorang bisa begitu yakin pada sesuatu yang tidak masuk akal, meski jelas bertentangan dengan kenyataan. Keyakinan salah ini tetap dipertahankan, meskipun sudah ada bukti nyata atau penjelasan logis yang membantahnya.

Misalnya, seseorang meyakini dirinya seorang nabi yang diutus untuk menyelamatkan manusia. Bahkan, ia dapat berusaha memengaruhi dan meyakinkan orang lain bahwa keyakinan tersebut benar.
Jenis-Jenis Waham
Waham bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti riwayat genetik gangguan psikosis, gangguan pada otak, atau faktor psikologis, misalnya trauma berat atau stres. Selain itu, waham juga bisa muncul akibat kurangnya interaksi dengan dunia luar, sehingga seseorang mudah mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal.
Tidak hanya itu, waham dapat menjadi tanda dari beberapa gangguan mental, seperti skizofrenia, gangguan bipolar, delirium, psikosis pascapersalinan, atau gangguan psikosis akibat penggunaan alkohol atau narkoba. Berikut ini adalah beberapa jenis waham yang sering ditemukan:
1. Waham erotomania
Waham ini membuat seseorang percaya bahwa ada orang lain, biasanya tokoh terkenal, seperti artis atau publik figur, diam-diam mencintainya. Misalnya, seorang penggemar bisa meyakini bahwa penyanyi idolanya mengirimkan tanda cinta melalui unggahan di media sosial. Padahal, sebenarnya tidak pernah ada komunikasi atau hubungan apa pun di antara keduanya.
Akibat keyakinan yang salah ini, penderita dapat terus-menerus mengirim pesan, mengikuti secara berlebihan, atau menyebarkan kabar palsu tentang adanya hubungan khusus dengan sosok tersebut.
2. Waham kebesaran
Pada waham kebesaran (grandiose), seseorang meyakini dirinya memiliki kekuatan luar biasa, kecerdasan tinggi, pengaruh besar, atau ketenaran, meski hal itu tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, seseorang tanpa jabatan atau prestasi tertentu bisa percaya dirinya tokoh penting dunia, memiliki hubungan khusus dengan pemimpin negara, atau dianggap ditakuti banyak orang.
3. Waham agama
Waham agama adalah keyakinan kuat terkait hal-hal spiritual atau keagamaan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, seseorang dapat meyakini dirinya sebagai nabi, utusan Tuhan, atau bahkan mengaku sebagai Tuhan, lalu berusaha memengaruhi dan meyakinkan orang lain untuk percaya pada klaim tersebut.
4. Waham somatik
Waham somatik adalah kondisi ketika seseorang yakin dirinya menderita gangguan fisik atau penyakit serius, padahal hasil pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada masalah.
Contohnya, seseorang percaya ada cacing besar di dalam tubuhnya atau merasa organ tubuhnya membusuk, sehingga terus mencari dokter atau pengobatan meski sebenarnya tidak diperlukan.
5. Waham cemburu
Waham cemburu membuat seseorang yakin pasangannya tidak setia atau berselingkuh, meski tidak ada bukti yang mendukung. Misalnya, setiap kali pasangannya menerima telepon atau pesan, ia langsung menuduh terjadi perselingkuhan, padahal komunikasi tersebut sebenarnya hanya dari teman kerja atau anggota keluarga.
6. Waham penganiayaan (persecutory)
Waham penganiayaan ditandai dengan keyakinan bahwa diri sedang menjadi target ancaman, pengawasan, atau perlakuan buruk dari orang lain. Contohnya, seseorang bisa percaya rumahnya dipasangi alat penyadap, atau yakin rekan kerja menyusun rencana agar dirinya dipecat.
7. Waham aneh (bizarre)
Waham ini ditandai dengan keyakinan yang tidak masuk akal dan jauh dari logika maupun pengalaman sehari-hari. Misalnya, seseorang percaya pikirannya dikendalikan oleh alien atau yakin ada chip tertanam di otaknya yang bekerja melalui gelombang radio.
8. Waham rujukan (referential)
Waham rujukan adalah kondisi ketika seseorang meyakini bahwa peristiwa sehari-hari di sekitarnya memiliki hubungan langsung dengan dirinya. Misalnya, ia percaya presenter televisi sedang membicarakan dirinya secara khusus, atau menganggap orang yang tertawa di jalan pasti sedang mengejek atau membahas dirinya.
9. Waham campuran
Pada tipe ini, seseorang mengalami dua atau lebih jenis waham sekaligus tanpa ada satu yang dominan. Misalnya, ia bisa mengalami waham penganiayaan dan waham kebesaran bersamaan, seperti merasa dirinya sangat penting sehingga sedang diburu oleh kelompok rahasia.
Pengobatan Waham
Jika waham sudah mengganggu kehidupan sehari-hari dan merusak hubungan dengan orang lain, penting bagi penderitanya untuk segera mendapatkan perawatan dari psikolog atau psikiater.
Tantangannya, banyak orang dengan waham tidak merasa bahwa keyakinannya salah, sehingga pendekatan dari keluarga atau orang terdekat perlu dilakukan dengan sabar dan perlahan.
Perawatan waham umumnya dilakukan dengan kombinasi obat-obatan dan psikoterapi:
Obat-obatan
Dokter biasanya meresepkan obat antipsikotik, seperti chlorpromazine, fluphenazine, haloperidol, risperidone, clozapine, atau quetiapine untuk membantu meredakan gejala. Dalam beberapa kasus, obat penenang dan antidepresan juga dapat diberikan, terutama jika penderita mengalami kecemasan atau depresi.
Psikoterapi
Psikoterapi membantu penderita waham memahami dan mengubah pola pikir, emosi, serta perilaku yang keliru. Terapi perilaku kognitif (CBT) sering digunakan untuk melatih penderita mengelola gejala, mengenali tanda kekambuhan, serta membangun pola pikir yang lebih sehat. Dukungan keluarga juga sangat penting agar proses pemulihan berjalan lebih efektif.
Dalam kondisi tertentu, penderita waham mungkin perlu menjalani rawat inap sementara, terutama bila gejalanya membahayakan diri sendiri atau orang lain. Dengan pengobatan dan dukungan yang tepat, sebagian besar penderita waham dapat kembali menjalani hidup secara lebih stabil, produktif, dan berkualitas.
Orang yang memiliki waham umumnya bisa kembali menjalani kehidupan yang normal dan produktif setelah menjalani pengobatan dan terapi yang tepat. Jadi, bila ada orang terdekat Anda yang dirasa memiliki waham hingga sering kali mendapat masalah dalam kehidupan sehari-hari, sebaiknya cobalah ajak ia untuk berkonsultasi ke psikiater.
Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat, praktis, dan kerahasiaan Anda terjamin melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.