Sunat bayi laki-laki bisa dilakukan dalam waktu beberapa hari setelah bayi baru lahir. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan karena sunat bayi merupakan prosedur yang cukup kompleks. Sebelum Bunda mengambil keputusan, mari simak penjelasan seputar manfaat dan risiko sunat bayi di artikel berikut.

Sunat merupakan operasi pembuangan kulup atau kulit yang menutupi bagian ujung atau kepala penis. Di Indonesia, prosedur sunat sebagian besar dilakukan karena faktor agama maupun tradisi. Sementara dari sisi medis, sunat dianggap memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan.

Menimbang Manfaat dan Risiko Sunat Bayi Laki-laki - Alodokter

Meski demikian, prosedur sunat juga memiliki beberapa risiko, terutama jika dilakukan pada bayi.

Ketahui Berbagai Risiko Sunat pada Bayi Laki-Laki

Risiko komplikasi sunat tergolong rendah dan hanya terjadi pada 1–2% dari keseluruhan bayi yang disunat. Sebagian besar komplikasi yang mungkin muncul adalah infeksi dan perdarahan.

Selain infeksi dan perdarahan, sunat juga dapat menimbulkan komplikasi berupa:

  • Cedera pada penis
  • Peradangan
  • pada bukaan penis (meatitis)
  • Gangguan pada saluran kemih, seperti penyempitan pada saluran kencing di penis
  • Nyeri saat ereksi ketika sudah dewasa karena terlalu banyak kulit yang dipotong
  • Masalah pada kulup, seperti kulup gagal sembuh dengan baik atau kulup menempel di ujung penis dan butuh bedah perbaikan

Manfaat Sunat untuk Kesehatan Bayi Laki-Laki

Walaupun sunat bayi laki-laki memiliki risiko, namun manfaatnya secara medis jauh lebih banyak. Berikut ini adalah sejumlah manfaat bagi kesehatan yang bisa didapat Si Kecil jika disunat:

1. Mencegah masalah penis

Di beberapa kasus, kulup pada penis yang tidak disunat dapat menempel kuat di kepala penis dan menyebabkan fimosis. Hal ini kemudian dapat menyebabkan peradangan pada kulup atau kepala penis.

2. Mengurangi risiko infeksi pada penis

Menurut penelitian, bayi yang tidak disunat berisiko lebih tinggi menderita infeksi saluran kemih dibanding bayi yang disunat. Salah satu alasannya adalah karena penis yang disunat lebih mudah dijaga kebersihannya.

3. Mengurangi risiko kanker penis

Kanker penis adalah jenis kanker yang jarang terjadi, baik pada orang yang disunat maupun tidak. Namun, bukan berarti semua orang sepenuhnya terbebas dari kemungkinan kanker penis.

Salah satu upaya yang bisa Bunda lakukan untuk menjauhkan Si Kecil dari risiko kanker penis adalah dengan menyunatnya. Selain dipercaya efektif mencegah anak dari bahaya kanker penis, sunat juga diduga dapat menurunkan risiko kanker prostat ketika ia dewasa.

4. Menurunkan risiko terkena penyakit seksual menular

Selain untuk menyehatkan organ reproduksinya, sunat juga memberikan manfaat jangka panjang bagi buah hati Bunda kelak setelah ia dewasa. Sunat dikatakan dapat mengurangi risiko terkena penyakit seksual menular.

Namun, hal ini tetap perlu disertai dengan perilaku seks yang aman, yaitu dengan  menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim dan tidak berganti pasangan seksual.

Tidak ada yang salah atau benar dengan keputusan menyunat bayi laki-laki, kecuali jika bayi lahir secara prematur, memiliki gangguan pembekuan darah, atau menderita kelainan genetik. Dalam hal ini, sunat perlu dipertimbangkan ulang manfaat dan risikonya.

Jika Bunda masih ragu untuk memutuskan apakah Si Kecil perlu disunat, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter. Dari konsultasi, Bunda juga bisa mendapatkan gambaran terkait manfaat, risiko, hingga metode sunat, seperti sunat konvensional atau sunat klamp.