Menyusui saat hamil memang aman untuk Bunda lakukan. Kendati demikan, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan saat melakukannya, sehingga Bunda tetap bisa menyusui dengan nyaman. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di sini, Bun.

Meski Bunda sedang hamil, tubuh tetap mampu kok memproduksi ASI, sehingga Bunda masih bisa menyusui. Selain itu, tubuh Bunda juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan keadaan tersebut, sehingga Si Kecil di dalam kandungan dan Si Kakak sama-sama bisa mendapat nutrisi yang cukup.

Bunda, Perhatikan Hal Ini ketika Menyusui Saat Hamil - Alodokter

Ini yang Terjadi ketika Menyusui Saat Hamil

Menyusui saat hamil akan terasa berbeda dengan menyusui dalam kondisi normal, karena ada beberapa hal yang bisa Bunda alami. Namun, penting bagi Bunda untuk memahaminya agar tidak sampai menimbulkan kecemasan, di antaranya adalah:

1. Rasa tidak nyaman pada tubuh

Rasa tidak nyaman mungkin akan Bunda alami ketika menyusui saat hamil. Umumnya saat hamil, payudara dan puting akan terasa lebih sakit. Hal ini akan diperparah jika Bunda menyusui saat hamil.

Selain itu, jika Bunda kerap mengalami mual saat hamil, rasa mual tersebut juga bisa semakin terasa. Hal-hal inilah yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman ketika Bunda menyusui saat hamil.

Namun, Bunda tidak perlu khawatir, karena biasanya gejala-gejala tersebut akan hilang setelah trimester pertama. Bunda hanya perlu memastikan bahwa tubuh Bunda terhidrasi dengan baik dan Bunda mendapat istirahat yang cukup.

2. Kebutuhan energi yang bertambah

Jika Bunda memilih untuk menyusui saat hamil, berarti Bunda membutuhkan energi yang lebih banyak. Kehamilan sendiri merupakan proses yang membutuhkan banyak energi, apalagi jika ditambah menyusui. Kombinasi ini dapat membuat Bunda lebih cepat lelah.

Agar Bunda, Si Kecil di dalam kandungan, juga Si Kakak yang menyusu tetap mendapat nutrisi yang cukup, Bunda perlu memenuhi kebutuhan zat gizi harian dengan baik. Konsumsilah cukup sayur, buah, lemak, protein, dan air mineral. Jika perlu, tambahkan juga suplemen vitamin D dan asam folat sesuai anjuran dokter.

3. Perubahan jumlah dan rasa ASI

Walau tubuh tetap bisa memproduksi ASI, volume ASI saat hamil mungkin akan berkurang seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Selain itu, rasa ASI juga mungkin akan berubah ketika Bunda menyusui saat hamil.

Pada usia kehamilan 5 bulan, ASI akan mulai berubah menjadi kolostrum yang dipersiapkan untuk dikonsumsi oleh bayi yang masih di dalam kandungan. Untuk menghadapi hal ini, Bunda bisa memperbanyak simpanan ASI perah sebelum usia kehamilan mencapai 5 bulan.

4. Rangsangan pada puting

Saat menyusui, bagian puting pada payudara akan mendapat rangsangan dari mulut bayi. Hal ini mungkin membuat Bunda khawatir rangsangan pada puting dapat menyebabkan persalinan prematur.

Rangsangan pada puting memang memicu produksi hormon oksitosin yang dapat membantu pengeluaran ASI serta kontraksi saat akan bersalin. Namun, Bunda tidak perlu cemas, karena kadar oksitosin yang diproduksi saat menyusui tidak cukup banyak untuk memicu kontraksi persalinan.

Kondisi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai

Meski umumnya aman, ada juga beberapa kondisi kehamilan yang membuat Bunda lebih disarankan untuk tidak menyusui saat hamil, antara lain:

  • Kehamilan yang berisiko tinggi mengalami persalinan prematur
  • Kehamilan dengan riwayat keguguran sebelumnya
  • Kehamilan anak kembar
  • Kehamilan yang disarankan untuk menghindari seks
  • Nyeri pada perut bagian bawah dan perdarahan pada kehamilan sekarang

Maka dari itu, sebaiknya Bunda berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk menyusui saat hamil, supaya dokter bisa memastikan keamanannya.

Bila Bunda memilih atau disarankan untuk menyapih Si Kakak, Bunda perlu memberi perhatian khusus terhadap asupan nutrisinya ya, Bun. Ini penting supaya berat badan Si Kakak tidak kurang dari berat badan normal usianya.

Bunda juga perlu memperhatikan apakah Si Kakak memang sudah siap untuk disapih, berapa usianya, bagaimana karakter dan pola makannya, serta responsnya, terutama secara psikologis. Intinya, apa pun yang Bunda putuskan, sebaiknya dilakukan melalui pertimbangan Bunda pribadi dan saran dari dokter, ya, Bun.