Nyeri akibat stres psikologis bisa dialami siapa saja, mulai dari pelajar, pekerja, hingga ibu rumah tangga. Kondisi ini sering mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup, terutama jika berlangsung lama. Mengenali ciri dan cara mengatasi nyeri akibat stres psikologis sangat penting agar Anda dapat segera mengambil langkah yang tepat.
Nyeri akibat stres psikologis bisa terjadi karena kondisi ini tidak hanya memengaruhi suasana hati dan pikiran, tetapi juga dapat memicu munculnya keluhan fisik, termasuk nyeri di berbagai bagian tubuh, seperti sakit kepala, nyeri punggung, bahu, atau perut.

Saat seseorang mengalami stres psikologis, terjadi perubahan hormon di tubuh yang dapat memengaruhi sistem saraf dan otot. Akibatnya, otot jadi lebih tegang dan sensitif terhadap rasa sakit.
Nyeri Akibat Stres Psikologis dan Gejalanya
Keluhan nyeri akibat stres psikologis bisa terasa di berbagai bagian tubuh dan kerap kali sulit dibedakan dengan nyeri akibat masalah fisik lain. Biasanya, nyeri ini muncul bersamaan dengan tekanan emosional atau beban pikiran yang berat.
Berikut ini adalah beberapa tanda yang bisa menjadi petunjuk bahwa nyeri yang dirasakan berkaitan dengan stres psikologis:
- Nyeri kepala tegang, biasanya terasa di dahi, pelipis, atau belakang kepala
- Nyeri leher dan bahu, terutama setelah menghadapi tekanan emosional atau pekerjaan berat secara mental
- Nyeri punggung
- Sakit perut atau gangguan pencernaan, terutama saat merasa cemas atau tertekan
- Mudah merasa lelah
- Gangguan tidur, seperti sulit tidur atau tidur tidak nyenyak
Nyeri Akibat Stres Psikologis dan Penanganannya
Mengatasi nyeri akibat stres psikologis tidak hanya berfokus pada rasa sakit yang muncul di tubuh, tetapi juga dengan memperbaiki kondisi mental dan kebiasaan sehari-hari.
Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana yang dapat Anda terapkan:
1. Melatih relaksasi
Teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau latihan napas dalam, dapat membantu menenangkan pikiran dan menurunkan ketegangan otot akibat stres psikologis. Berlatih relaksasi secara rutin memungkinkan tubuh untuk masuk ke kondisi lebih rileks, sehingga nyeri fisik pun perlahan berkurang.
Relaksasi juga bermanfaat untuk menstabilkan emosi dan mengurangi gejala stres berlebihan. Dengan pikiran yang lebih tenang, tubuh bisa merespons stres dengan cara yang lebih sehat dan nyeri akibat stres psikologis dapat diminimalkan serta tidak mudah kambuh kembali.
2. Rutin berolahraga ringan
Aktivitas fisik, seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang, akan meningkatkan pelepasan hormon endorfin yang berperan sebagai pereda nyeri alami tubuh. Olahraga teratur terbukti dapat mengurangi ketegangan otot dan mencegah akumulasi stres psikologis yang memicu keluhan nyeri.
Dengan berolahraga setidaknya 30 menit sehari, Anda tidak hanya menyehatkan fisik, tapi juga membantu meningkatkan suasana hati.
3. Mencukupi waktu istirahat
Istirahat yang cukup sangat penting untuk memulihkan tubuh dari kelelahan fisik maupun mental. Cobalah untuk tidur teratur dan hindari begadang. Pasalnya, kurang tidur dapat memperparah nyeri dan keluhan akibat stres psikologis.
Selain itu, ciptakan suasana tidur yang nyaman, misalnya dengan mematikan lampu atau mengurangi paparan gawai menjelang tidur. Istirahat yang berkualitas akan membuat sistem saraf dan otot lebih tenang, sehingga keluhan nyeri akibat stres psikologis bisa berkurang secara bertahap.
4. Menjaga pola makan sehat
Makanan bernutrisi lengkap, seperti buah, sayur, dan protein tanpa lemak, membantu menyeimbangkan hormon dalam tubuh. Mengatur pola makan sehat dapat mempercepat pemulihan dan menurunkan tingkat stres psikologis yang menyebabkan nyeri.
Batasi konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, serta minuman berkafein atau alkohol. Kombinasi pola makan sehat dan hidrasi yang cukup mampu memperbaiki kondisi tubuh ketika mengalami nyeri akibat stres psikologis.
5. Berbagi cerita dan cari dukungan
Curhat atau berbagi perasaan dengan keluarga, teman, atau tenaga profesional, seperti psikolog, dapat meringankan beban mental Anda. Dukungan emosional sangat penting agar stres psikologis tidak berlarut-larut dan mencegah keluhan nyeri bertambah berat.
Penanganan sejak dini akan membantu memutus siklus antara stres psikologis dan nyeri, sehingga kualitas hidup tetap terjaga.
Pada umumnya, nyeri akibat stres psikologis tidak langsung menimbulkan komplikasi serius. Namun, jika dibiarkan terus-menerus, stres dan nyeri yang tidak teratasi bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kronis, seperti gangguan jantung, hipertensi, atau gangguan kecemasan. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari solusi dan penanganan yang tepat.
Menjaga keseimbangan antara aktivitas, istirahat, dan kesehatan mental adalah kunci untuk mencegah dan mengatasi nyeri akibat stres psikologis. Mulailah dengan perubahan kecil yang positif dalam kehidupan sehari-hari, seperti rutin berolahraga dan tidak ragu untuk bercerita dan meminta dukungan jika merasa kewalahan.
Jika Anda mengalami nyeri akibat stres psikologis yang tidak kunjung membaik, semakin berat, atau disertai gejala lain seperti sesak napas, jantung berdebar, atau keluhan berat lainnya, segera konsultasikan ke psikiater. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan saran medis awal yang mudah dan aman.