Nyeri kronis adalah rasa nyeri yang berlangsung lebih dari tiga bulan dan bisa muncul terus-menerus maupun hilang-timbul. Kondisi ini sering membuat penderitanya merasa cemas, lelah, bahkan putus asa karena nyeri tak kunjung reda meski sudah mencoba berbagai cara.
Nyeri kronis bisa saja berkaitan dengan masalah pada otot, sendi, saraf, atau bahkan organ dalam. Dalam banyak kasus, nyeri yang menetap adalah tanda adanya penyakit tertentu, seperti gangguan autoimun, infeksi, komplikasi cedera, atau masalah kesehatan kronis lainnya.

Penyebab Nyeri Kronis
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri kronis dan membuat Anda merasakan sakit dalam jangka waktu lama. Berikut penjelasannya:
1. Cedera yang belum sembuh
Nyeri kronis sering dialami setelah cedera, seperti jatuh, terkilir, atau kecelakaan. Jika jaringan, otot, sendi, atau saraf tidak pulih dengan sempurna, nyeri bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, terutama bila masih ada peradangan.
2. Penyakit kronis
Beberapa penyakit, seperti asam urat, lupus, rheumatoid arthritis, dan osteoarthritis, dapat menjadi pemicu utama nyeri kronis. Selain nyeri, kondisi ini sering menimbulkan gejala lain, seperti sendi membengkak, kaku, kemerahan, atau sulit digerakkan. Rasa sakit biasanya bertambah parah saat pagi hari atau setelah lama beraktivitas.
3. Gangguan saraf
Kerusakan pada saraf, misalnya akibat diabetes, infeksi, atau cedera, dapat menyebabkan nyeri kronis yang terasa seperti ditusuk, terbakar, kesemutan, atau mati rasa. Nyeri jenis ini seringkali bertahan meski penyebab awal sudah diatasi.
4. Infeksi yang belum sembuh
Infeksi tertentu, seperti tuberkulosis tulang atau infeksi sendi, bisa menyebabkan peradangan yang menetap dan menimbulkan nyeri kronis, walaupun gejala utamanya, seperti demam atau bengkak sudah membaik.
5. Perubahan hormon atau efek samping obat
Perubahan hormon (misalnya saat menopause) ataupun penggunaan obat tertentu, seperti kortikosteroid, juga dapat memicu nyeri kronis pada otot dan sendi. Siapa pun yang menjalani terapi jangka panjang perlu mewaspadai kemungkinan ini.
6. Stres dan gangguan psikosomatis
Stres berkepanjangan, kecemasan, atau masalah emosional lain dapat memperburuk nyeri kronis, meski tidak selalu didapati kelainan fisik yang jelas. Otak bisa memperbesar sinyal nyeri hingga membuat keluhan terasa berat.
Cara Mengatasi Nyeri Kronis
Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk membantu meringankan nyeri kronis di rumah:
- Istirahatkan bagian tubuh yang terasa nyeri dan kurangi aktivitas berat yang dapat memperparah keluhan.
- Kompres hangat atau dingin pada area yang sakit selama 15–20 menit, 2–3 kali sehari, sesuai kebutuhan.
- Lakukan peregangan ringan atau olahraga sederhana agar otot dan sendi tetap lentur, tapi hentikan bila nyeri bertambah.
- Sesuaikan posisi duduk atau tidur agar tidak memberikan tekanan berlebih pada area nyeri.
- Pilih makanan sehat, cukupi kebutuhan cairan, dan hindari makanan yang dapat memperburuk peradangan, seperti gorengan, makanan tinggi gula, atau makanan olahan.
- Kelola stres dengan teknik relaksasi, mendengarkan musik, atau melakukan aktivitas yang Anda sukai.
- Gunakan obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol, sesuai aturan pakai. Hindari penggunaan jangka panjang tanpa resep atau anjuran dokter.
- Jangan minum obat atau jamu lain tanpa petunjuk dokter.
Nyeri kronis bukanlah kondisi yang bisa diabaikan. Jika nyeri yang Anda rasakan disertai demam tinggi, badan terasa lemas, berat badan menurun drastis, sendi tampak bengkak dan kemerahan, atau Anda tiba-tiba sulit bergerak, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang sesuai.
Untuk kasus nyeri kronis yang masih tergolong ringan, Anda juga bisa berkonsultasi lebih dulu dengan dokter secara online melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.