Intermittent fasting untuk pemula memerlukan pemahaman yang tepat. Dengan begitu, hasil yang diperoleh pun lebih optimal dan risiko terjadinya efek samping dapat diminimalkan.

Intermittent fasting (IF) adalah pola makan yang mengatur waktu makan dan puasa dalam periode tertentu. Terdapat beberapa jenis intermittent fasting, seperti metode 16/8, 5:2, atau eat-stop-eat. Masing-masing memiliki pola puasa yang berbeda, tergantung pada kebutuhan dan gaya hidup.

Panduan Intermittent Fasting untuk Pemula - Alodokter

Pola diet ini memiliki berbagai manfaat kesehatan, di antaranya menurunkan berat badan, mengurangi kolesterol jahat, dan menurunkan tekanan darah. Namun, jika Anda baru ingin mencobanya, penting untuk memahami panduan menjalani intermittent fasting untuk pemula agar hasil yang didapatkan maksimal.

Ini Panduan Intermittent Fasting untuk Pemula 

Sebelum memulai diet puasa, penting untuk mengetahui langkah-langkah dasarnya agar tubuh dapat beradaptasi dengan perubahan pola makan. Tanpa persiapan yang tepat, puasa justru bisa membuat tubuh menjadi lemas atau sulit berkonsentrasi.

Berikut ini adalah panduan intermittent fasting untuk pemula agar metode ini dapat dijalani dengan lebih aman dan efektif:

1. Pilih jenis intermittent fasting yang sesuai

Intermittent fasting untuk pemula sebaiknya memilih pola puasa yang ringan dan mudah dijalani, seperti metode 12/12. Artinya, Anda berpuasa selama 12 jam kemudian makan di sisa 12 jam lainnya.

Metode ini lebih fleksibel dan membantu tubuh beradaptasi tanpa merasa terlalu lapar atau lemas. Setelah terbiasa, Anda bisa beralih ke metode yang lebih ketat seperti 16/8.

2. Atur waktu makan dengan konsisten

Menjalankan intermittent fasting membutuhkan keteraturan, terutama dalam menentukan jam makan dan jam puasa. Usahakan untuk memilih waktu makan yang sama setiap hari agar ritme tubuh terbiasa. Konsistensi ini membantu mengurangi rasa lapar berlebih dan membuat proses adaptasi lebih nyaman.

3. Kurangi asupan gula 

Intermittent fasting untuk pemula sebaiknya diawali dengan mengurangi konsumsi gula. Asupan gula berlebih bisa memicu lonjakan dan penurunan gula darah yang drastis, sehingga tubuh lebih sulit beradaptasi saat puasa.

Membatasi gula secara bertahap membantu menjaga energi tetap stabil dan mengurangi rasa lapar berlebihan di awal menjalani puasa.                                          

4. Pilih makanan bernutrisi saat waktu makan

Meski ada jeda waktu makan, bukan berarti bisa mengonsumsi makanan secara sembarangan. Pastikan setiap makanan mengandung nutrisi seimbang untuk mendukung kebutuhan energi dan metabolisme tubuh.

Pilih makanan yang mengenyangkan, seperti yang kaya protein, lemak sehat, dan serat, misalnya telur, ayam, alpukat, kacang-kacangan, serta sayuran hijau. Selain itu, makanlah secukupnya dan perlahan agar tubuh memiliki waktu untuk mengenali rasa kenyang dan mencerna makanan dengan optimal.

5. Perhatikan asupan cairan

Selama menjalani intermittent fasting, Anda tetap diperbolehkan minum cairan tanpa kalori, seperti air putih, teh tawar, atau kopi tanpa gula. Menjaga tubuh tetap terhidrasi sangat penting agar tidak mudah lemas atau pusing saat puasa.

Hindari minuman manis atau yang tinggi kalori karena dapat mengganggu proses metabolisme tubuh.

6. Kurangi aktivitas fisik berat di awal

Panduan intermittent fasting untuk pemula berikutnya adalah mengurangi aktivitas fisik yang terlalu berat. Tubuh masih beradaptasi dengan pola makan baru, sehingga butuh waktu untuk menyesuaikan energi.

Namun, olahraga saat puasa intermittent tetap bisa dilakukan. Pilih olahraga dengan intensitas ringan atau sedang, seperti jalan kaki, jogging, atau pilates. Setelah tubuh mulai terbiasa, intensitas aktivitas fisik bisa ditingkatkan secara bertahap.

7. Kenali respons tubuh

Setiap orang bisa memiliki respons yang berbeda saat menjalani intermittent fasting. Jika muncul keluhan, seperti pusing berlebihan, mual, atau lemas ekstrem, sebaiknya hentikan dulu puasa dan evaluasi kembali pola yang dijalani.

Dengarkan tubuh Anda, karena rasa tidak nyaman yang berkepanjangan bisa menjadi tanda bahwa metode ini belum cocok atau perlu disesuaikan.

Panduan intermittent fasting untuk pemula sebaiknya dijalani dengan hati-hati dan menyesuaikan kondisi tubuh masing-masing. Metode ini tidak disarankan untuk ibu hamil atau menyusui, orang dengan berat badan di bawah normal, serta individu yang memiliki riwayat gangguan makan.

Sementara itu, penderita diabetes, orang dengan kondisi medis tertentu yang memerlukan pola makan teratur, atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulai pola diet ini.

Untuk memastikan keamanan intermittent fasting sebelum memulainya, konsultasilah terlebih dahulu dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter. Melalui konsultasi ini, dokter dapat membantu menilai kondisi kesehatan Anda dan memberikan panduan intermittent fasting untuk pemula yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.