Pencemaran air terjadi ketika air terkontaminasi zat berbahaya atau mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virus, dan parasit, sehingga tidak lagi aman untuk diminum, memasak, maupun digunakan sehari-hari. Kondisi ini bisa meningkatkan berbagai risiko penyakit, terutama bila kualitas air di lingkungan tidak terjaga dengan baik.

Pencemaran air dapat muncul pada berbagai sumber, mulai dari air sungai, air tanah, hingga air laut. Jika air yang tercemar digunakan untuk minum, mencuci bahan makanan, atau mandi, risiko untuk mengalami penyakit akibat pencemaran air akan meningkat, terutama pada anak-anak dan lansia.

Pencemaran Air, Ketahui Penyebab, Dampaknya bagi Kesehatan, dan Cara Mencegahnya - Alodokter

Penyebab Pencemaran Air

Ada beragam jenis polutan atau zat yang dapat mencemari air. Umumnya, polutan yang mencemari air berasal dari beberapa sumber berikut:

  • Sampah rumah tangga, seperti sisa makanan, plastik, minyak, atau air bekas cucian.
  • Limbah industri, misalnya cairan kimia, logam berat, atau minyak.
  • Limbah pertanian, seperti pupuk dan pestisida.
  • Limbah sanitasi, termasuk urine dan feses, terutama di lingkungan yang belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan masih melakukan buang air di sungai.

Dampak Kesehatan dari Pencemaran Air

Air yang tercemar tak hanya mengandung zat berbahaya, tetapi juga bisa mengandung bakteri dan parasit, sehingga bisa menyebabkan masalah kesehatan. Adapun beberapa penyakit yang umum terjadi karena pencemaran air, antara lain:

1. Diare

Dampak kesehatan dari pencemaran air yang paling sering terjadi adalah diare, terutama pada balita. Tidak hanya karena minum air yang tercemar, diare juga bisa terjadi karena kurangnya akses air bersih untuk mandi, mencuci tangan, atau menyiapkan makanan.

Diare yang tidak ditangani dengan baik berisiko menyebabkan dehidrasi, bahkan kekurangan gizi pada anak. Padahal, anak yang mengalami kurang gizi akan lebih rentan terkena penyakit infeksi lainnya.

2. Kolera

Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Bakteri tersebut ditularkan melalui konsumsi air yang tercemar. Kolera termasuk penyakit endemik, terutama di lingkungan yang kotor, di mana tingkat pencemaran air tinggi dan kekurangan akses air bersih.

3. Tipes

Tipes atau demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri tersebut bisa ditularkan lewat pencemaran air. Akses air bersih yang kurang, baik untuk diminum maupun digunakan untuk membersihkan diri, diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi tipes.

4. Hepatitis A

Hepatitis A adalah peradangan pada organ hati akibat infeksi virus hepatitis A. Virus tersebut bisa ditularkan dari makanan atau air yang tercemar, termasuk kebiasaan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang kurang baik. Meski jarang menyebabkan penyakit hati kronis, hepatitis A akibat pencemaran air dapat meningkatkan risiko gagal hati akut.

5. Iritasi kulit

Pencemaran air juga bisa memicu penyakit kulit, misalnya setelah mandi, mencuci pakaian, atau berenang di sumber air yang tercemar. Bakteri dan parasit dalam air yang tercemar akan membuat kulit iritasi, bahkan bisa memicu skabies, keracunan arsenik, hingga kanker kulit.

6. Kanker

Pencemaran air juga bisa memicu kanker, terutama pada air yang tercemar zat arsenik, nitrat, atau kromium. Minum air yang tercemar dalam jangka waktu lama diketahui bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker lambung, ginjal, dan usus. Pencemaran air oleh kandungan BPA pada kemasan minuman juga diyakini meningkatkan risiko terjadinya kanker.

Cara Mencegah Pencemaran Air

Meskipun bisa terjadi karena beragam penyebab, Anda dapat mengurangi dampak pencemaran air dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, ada beberapa cara untuk menjaga kualitas air agar tetap bersih dan aman digunakan, seperti berikut ini:

  • Berikan jarak setidaknya 10 meter antara sumber air untuk kegiatan rumah tangga dengan jamban dan tempat pembuangan sampah.
  • Pastikan sumur, pompa air, kran, serta sumber air lainnya tetap bersih, tertutup, dan tidak ada bagian yang retak atau rusak.
  • Hindari membuang sampah dan cairan yang mengandung bahan kimia ke sumber air maupun drainase.
  • Bila perlu, gunakan filter air untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
  • Gunakan air secukupnya untuk mengurangi pencemaran air.

Dengan beberapa upaya pencegahan di atas, risiko penyakit akibat pencemaran air pun dapat dikurangi. Meski begitu, bila Anda mengalami diare, mual muntah, demam, atau kram perut, terutama setelah mengonsumsi air yang tidak diketahui sumber atau kebersihannya, periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebab keluhan yang terjadi sekaligus mendapatkan penanganan yang sesuai.