Penggunaan antibiotik untuk gusi bengkak perlu disesuaikan dengan penyebab dan keparahan kondisi ini. Gusi bengkak yang ringan biasanya dapat sembuh sendiri hanya dengan perawatan di rumah. Akan tetapi, jika sudah parah, gusi bengkak mungkin perlu diobati dengan antibiotik dari dokter.
Gusi bengkak merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup sering terjadi. Keluhan gusi bengkak biasanya diikuti gejala lain, seperti rasa nyeri di gusi, bau napas tidak sedap, serta keluar darah dari sela gigi dan gusi, terutama saat menyikat gigi.
Apa Saja Penyebab Gusi Bengkak?
Terjadinya gusi bengkak bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
1. Gingivitis
Keluhan gusi bengkak sering kali disebabkan oleh radang gusi atau gingivitis. Kondisi ini biasanya terjadi karena infeksi bakteri di gusi atau kebersihan gigi dan mulut yang kurang terjaga. Jika tidak diobati, gingivitis dapat menyebabkan periodontitis. Pada kondisi inilah, diperlukan penggunaan antibiotik untuk gusi bengkak.
2. Infeksi virus dan jamur
Gusi bengkak terkadang juga bisa disebabkan oleh infeksi virus, seperti virus herpes simpleks dan virus coxsackie. Selain bengkak, infeksi virus tersebut juga dapat membuat gusi dan mulut terluka, serta muncul lepuhan yang terasa nyeri.
Gusi bengkak juga dapat terjadi akibat infeksi jamur Candida albicans pada mulut. Kondisi ini dikenal dengan istilah oral thrush atau kandidiasis mulut. Infeksi jamur ini bisa membuat gusi, lidah, dan mulut terasa nyeri, mudah berdarah, dan tampak tertutupi oleh lapisan putih.
Pemberian antibiotik untuk gusi bengkak tidak bisa mengatasi infeksi virus atau jamur. Hal ini karena obat antiobiotik memang hanya untuk mengatasi infeksi bakteri.
3. Kehamilan
Gusi bengkak saat hamil disebabkan oleh perubahan kadar hormon selama kehamilan yang dapat meningkatkan aliran darah di gusi dan menyebabkan gusi mudah mengalami iritasi dan pembengkakan.
Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan apa pun. Karena gusi bengkak akibat pengaruh hormon pada kehamilan tidak berkaitan dengan infeksi bakteri, penggunaan antibiotik untuk gusi bengkak juga tidak diperlukan.
4. Kekurangan nutrisi
Gusi bengkak bisa menjadi tanda atau gejala kurangnya nutrisi tertentu, seperti vitamin C, vitamin A, dan vitamin B, protein, zat besi, dan zinc. Selain itu, kekurangan antioksidan juga dapat menyebabkan gusi menjadi bengkak dan mudah meradang.
Bila penyebab gusi bengkak adalah kekurangan nutrisi, tidak diperlukan penggunaan antibiotik. Meski begitu, kekurangan nutrisi dapat membuat daya tahan tubuh dan jaringan melemah, sehingga mudah terjadi infeksi pada gusi dan mulut. Bila sudah terjadi infeksi bakteri, barulah penggunaan antibiotik untuk gusi bengkak diperlukan.
Apakah Gusi Bengkak Harus Diobati dengan Antibiotik?
Tidak semua kasus gusi bengkak perlu diobati dengan antibiotik. Antibiotik untuk gusi bengkak tidak diperlukan bila kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus, infeksi jamur, kehamilan, atau kekurangan nutrisi.
Penggunaan antibiotik hanya disarankan untuk mengobati radang gusi berat, yaitu radang gusi yang disertai pembengkakan parah, demam, bernanah, pembengkakan kelenjar getah bening, serta menyebabkan gigi tanggal.
Pemberian antibiotik pada kasus radang gusi yang parah bertujuan untuk membasmi bakteri di gusi, serta mencegah bakteri menyebar ke bagian gusi atau organ tubuh lainnya, seperti rongga sinus dan jantung.
Beberapa jenis antibiotik untuk gusi bengkak yang umum diberikan oleh dokter adalah:
- Amoxicillin
- Metronidazole
- Erythtromycin
- Clindamycin
- Doxycycline
- Tetracycline
- Minocycline
Untuk menentukan jenis antibiotik untuk gusi bengkak yang tepat, diperlukan pemeriksaan oleh dokter gigi terlebih dahulu.
Apakah Antibiotik untuk Gusi Bengkak Harus Dikonsumsi Sampai Habis?
Meski bengkak pada gusi sudah membaik setelah mengonsumsi antibiotik, Anda tetap harus menghabiskan antibiotik yang telah diresepkan dokter. Pasalnya, jika penggunaan antibiotik dihentikan terlalu cepat, bisa jadi infeksi pada gusi belum benar-benar sembuh.
Selain itu, bakteri penyebab infeksi pun bisa menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut. Akibatnya, gusi bisa kembali bengkak dan justru semakin sulit untuk diobati.
Penggunaan antibiotik yang tidak pada tempatnya juga bisa meningkatkan risiko bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk tidak sembarangan menggunakan antibiotik untuk gusi bengkak atau menghentikan penggunaannya tanpa sepengetahuan dokter.
Untuk mencegah terjadinya gusi bengkak, Anda perlu rutin menyikat gigi 2 kali sehari dan menggunakan benang gigi, mengurangi kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang manis, minum air putih yang cukup, serta rutin melakukan pemeriksaan ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.