Sebelum melakukan pemeriksaan, dokter akan terlebih dahulu bertanya tentang gejala yang dialami pasien, serta riwayat penyakit pasien dan keluarganya. Setelah itu, dokter akan memeriksa detak jantung dan tekanan darah pasien.

Selanjutnya, dokter akan menyarankan tes darah untuk mengukur kadar kolesterol, troponin, dan protein C-reaktif (CRP).

Untuk memperkuat diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Jenis pemeriksaannya akan disesuaikan dengan jenis penyakit jantung yang diduga dialami pasien, antara lain:

Elektrokardiografi (EKG)

EKG bertujuan untuk mendeteksi kelainan pada irama dan struktur jantung dengan merekam sinyal listrik jantung. EKG dapat dilakukan saat pasien sedang beristirahat atau berolahraga.

EKG dilakukan dengan menempelkan 10–12 elektroda ke tubuh pasien. Elektroda tersebut terhubung ke mesin yang akan merekam sinyal listrik jantung pasien.

Ekokardiografi

Ekokardiografi adalah pemeriksaan jantung menggunakan gelombang suara (USG). Ekokardiografi membantu dokter mengevaluasi kondisi otot dan katup jantung pasien.

Ekokardiografi dapat dilakukan dengan menggerakkan transduser di dada pasien, atau memasukkan transduser yang lebih kecil ke kerongkongan. Transduser ini berfungsi mengirim gelombang suara dari dan ke jantung untuk diterjemahkan menjadi gambar di monitor.

Uji tekanan (stress test)

Uji tekanan adalah pemeriksaan kondisi jantung saat detak jantung pasien meningkat. Dalam tes ini, pasien akan diminta mengayuh sepeda statis atau berlari di treadmill selama beberapa menit. Pada saat yang sama, dokter akan memantau reaksi tubuh pasien saat detak jantung meningkat.

Holter monitoring

Dalam pemeriksaan ini, pasien akan diminta memakai suatu perangkat di dada yang disebut monitor Holter. Monitor ini akan merekam aktivitas listrik jantung selama 1–3 hari.

Tilt table test

Jika gejala penyakit jantung yang dialami pasien sampai membuatnya pingsan, dokter akan melakukan tilt table test. Dalam tes ini, pasien akan dibaringkan di meja yang digerakkan dari posisi horizontal ke vertikal. Saat meja bergerak, tekanan darah, detak jantung, dan kadar oksigen dalam tubuh pasien akan dipantau.

Tilt table test membantu dokter mengetahui apakah pasien pingsan akibat penyakit jantung atau kondisi lain.

CT scan jantung

CT scan jantung menggunakan sinar X untuk menampilkan gambar jantung pasien dan pembuluh darah jantung. Pemeriksaan ini bisa dilakukan untuk mendeteksi apakah ada plak di arteri koroner.

MRI jantung

MRI (magnetic resonance imaging) menggunakan teknologi medan magnet dan gelombang suara untuk menampilkan gambar organ dalam tubuh pasien. Gambar tersebut akan dianalisis oleh dokter guna menentukan jenis penyakit jantung yang diderita pasien.

Katerisasi jantung

Katerisasi jantung dilakukan dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di paha atau lengan. Dengan bantuan foto Rontgen, dokter akan mengarahkan kateter sampai ke jantung. Penyuntikan cairan kontras juga bisa dilakukan untuk menampilkan gambar organ dalam dengan lebih jelas.

Prosedur katerisasi jantung dapat membantu dokter mengetahui kondisi pembuluh darah, katup jantung, dan aliran darah ke jantung.