Penyakit menular sangat rentan terjadi di sekolah. Penyebarannya baik dari teman sekelas yang sedang sakit atau lingkungan sekolah yang tidak bersih. Oleh karena itu, orang tua harus selalu waspada dan melakukan berbagai langkah pencegahan agar kesehatan anak tetap terjaga.

Anak-anak lebih rentan terkena penyakit menular karena daya tahan tubuhnya masih lemah. Terlebih, lingkungan sekolah merupakan tempat yang berisiko bagi anak untuk tertular penyakit, mulai dari jajanan yang tidak sehat, lingkungan yang kotor, hingga interaksi yang tinggi dengan teman sekelas.

9 Penyakit Menular yang Sering Terjadi di Sekolah - Alodokter

Sebagian besar anak juga belum memahami sepenuhnya tentang kebiasaan hidup sehat, seperti kebiasaan mencuci tangan, dan masih perlu selalu diingatkan. Oleh karena itu, bimbingan dan pengawasan dari orang tua sangat penting dilakukan.

Penyakit Menular yang Harus Diwaspadai di Sekolah

Anda mungkin pernah melihat Si Kecil pulang sekolah dengan kondisi demam, pucat, dan sakit perut. Beberapa kondisi tersebut bisa menjadi tanda anak tertular penyakit. Nah, ada beberapa jenis penyakit menular yang perlu diwaspadai, antara lain:

1. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

ISPA adalah infeksi pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Salah satu penyebab penyakit menular ini adalah influenza.

Virus penyebab ISPA menyerang sistem pernapasan dan menimbulkan beberapa gejala, seperti hidung tersumbat, bersin, batuk, dan sakit tenggorokan. Terkadang, anak juga mengalami demam tinggi selama beberapa hari, lemas, dan sakit kepala. Pada kasus yang lebih berat, ISPA bisa berkembang menjadi pneumonia.

Bila anak terkena flu, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan, seperti memastikan anak banyak beristirahat, memberikan makanan bergizi, dan memenuhi kebutuhan cairannya agar anak tidak dehidrasi.

Selain itu, Anda juga dapat memberikan obat flu anak yang banyak dijual di pasaran sesuai dengan gejala yang dialami anak.

2. Cacar air

Cacar air merupakan salah satu penyakit yang penularannya dapat terjadi di sekolah dan umumnya dialami anak berusia di bawah 12 tahun. Penyakit ini sangat mudah menular melalui percikan cairan yang keluar dari mulut atau hidung saat bersin dan batuk.

Kontak langsung dengan cairan dari benjolan cacar yang pecah dan berbagi pakai alat makan juga bisa meningkatkan risiko penularan. Anak yang tertular cacar air akan mengalami gejala berupa demam, sakit tenggorokan, pusing, sakit perut, ruam kulit, dan benjolan kecil berisi cairan bening.

Saat terjangkit cacar, anak biasanya akan merasakan gatal yang luar biasa. Namun, jangan sampai anak menggaruk benjolan yang muncul agar tidak menimbulkan bekas luka.

3. Konjungtivitis (mata merah)

Mata merah atau konjungtivitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Mata merah terjadi karena adanya peradangan di konjungtiva, yaitu jaringan yang melapisi bagian dalam kelopak dan bagian putih mata.

Gejalanya meliputi mata berair, nyeri saat mengedipkan mata, bengkak pada kelopak mata, dan mata terasa gatal. Pada kasus yang lebih parah, peradangan dapat menyebabkan terbentuknya nanah.

Konjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, bila kondisi ini disebabkan oleh bakteri, diperlukan pengobatan antibiotik sesuai resep dokter.

Untuk menghindarkan anak dari penyakit menular di sekolah ini, Anda cukup mengajarkannya untuk mencuci tangan dengan benar.

4. Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pencernaan. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa diare, demam, lemas, dan sakit perut.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak terkena gastroenteritis, yaitu kebersihan lingkungan sekolah yang buruk, kontak dengan teman penderita diare, atau konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus dan bakteri.

Untuk mencegah anak dari penyakit ini, Anda dapat mengajarkannya untuk menjalani pola hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan setiap usai dari toilet atau akan makan, menjaga kebersihan rumah, dan mengonsumsi makanan bergizi.

5. Campak

Campak atau dikenal juga dengan sebutan rubella merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Gejala dari penyakit ini dapat berupa demam, batuk, hidung berair, sakit tenggorokan, mata merah, dan ruam di sekujur tubuh.

Virus penyakit campak sangat mudah menyebar melalui udara yang telah terkontaminasi oleh percikan cairan yang keluar dari mulut atau hidung penderita saat batuk atau bersin. Oleh karena itu, anak rentan tertular penyakit ini dari temannya yang sudah terinfeksi.

Untuk mencegah anak tertular penyakit campak, pastikan anak telah mendapatkan vaksin MR dan vaksin MMR tepat waktu. Bila ia belum mendapatkan vaksin ini sama sekali, cobalah konsultasikan kepada dokter.

6. Kutu rambut

Kutu rambut merupakan parasit yang hidup dengan mengisap darah dari kulit kepala manusia. Meskipun tidak berbahaya, kutu rambut sangatlah menular dan dapat menyebabkan gatal dan iritasi di kulit kepala.

Si Kecil rentan terkena kutu rambut jika melakukan kontak dengan penderita, misalnya duduk bersebelahan atau bermain bersama anak lain yang memiliki kutu rambut. Selain itu, berbagi pakai barang-barang pribadi, seperti sisir, ikat rambut, dan topi, juga bisa menjadi sarana penularan kutu rambut.

7. Kudis

Kudis disebabkan oleh tungau yang hidup dan bersarang di lapisan kulit paling luar. Gejalanya berupa kulit gatal di malam hari dan muncul benjolan kecil kemerahan. Tungau penyebab kudis berukuran sangat kecil sehingga sulit dilihat oleh mata.

Penyakit ini sangat mudah menular melalui kontak fisik atau kegiatan berbagi pakai dengan anak penderita kudis, misalnya bersalaman, memakai barang pribadi anak yang memiliki kudis, sampai menggantung baju di dekat baju penderita. Tak heran bila kudis menjadi penyakit menular yang sering dialami anak-anak yang tinggal di asrama sekolah.

8. Kurap

Kurap adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak merah yang bersisik dan terasa gatal.

Ada beberapa alasan anak rentan terkena kurap, yaitu tinggal di tempat yang lembap, mandi di kamar mandi umum, tidak membersihkan diri setelah berenang di kolam renang umum, sampai suka berbagi pakai peralatan dengan anak penderita kurap.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit kurap adalah dengan mengoleskan krim antijamur di kulit yang terinfeksi penyakit kurap.

9. Gondongan

Gondongan memiliki ciri-ciri berupa bengkak di pipi, leher, dan rahang. Kondisi ini terjadi karena membengkaknya kelenjar liur akibat infeksi virus. Virus dapat menyebar melalui bersin, batuk, berbagi alat makan, atau tidak mencuci tangan setelah bersentuhan dengan penderita.

Untuk beberapa kasus, gondongan juga disertai dengan gejala lain, seperti demam, lemas, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, dan nyeri otot. Penyakit menular ini tidak membutuhkan pengobatan khusus dan bisa sembuh dalam beberapa minggu.

Namun, sebagai langkah pencegahan, Anda bisa membawa anak untuk mendapatkan vaksinasi MMR.

Cara Mencegah Penyakit Menular di Sekolah

Agar anak tidak mudah sakit dan terhindar dari berbagai penyakit menular, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan, yaitu:

  • Ajarkan anak pola hidup bersih dan sehat dengan membiasakan diri mencuci tangan setiap saat, terutama saat akan makan dan usai dari toilet.
  • Pastikan anak mendapatkan vaksin sesuai jadwal.
  • Ajarkan anak agar tidak berbagi barang-barang pribadi dengan teman-temannya.
  • Jika anak tinggal di asrama, bekali ia dengan barang pribadi yang cukup, seperti seprai, alat makan, dan handuk, agar tidak perlu meminjam kepada anak lain.
  • Jaga kebersihan lingkungan rumah dan sekolah, terutama kebersihan makanan dan toilet.

Saat anak terkena penyakit menular yang sering terjadi di sekolah, biarkan ia beristirahat hingga demamnya mereda dan gejalanya membaik. Tujuannya adalah agar ia tidak menularkan penyakit kepada teman-temannya di sekolah.

Bila anak Anda menunjukkan gejala yang diduga berkaitan dengan penyakit menular di sekolah yang telah disebutkan di atas, jangan ragu untuk membawanya ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan diberikan penanganan yang sesuai.