Penyakit usus besar bisa menimbulkan keluhan seperti perut kembung, diare, sembelit, hingga penurunan berat badan tanpa sebab jelas. Kondisi ini sering kali tidak disadari sampai gejalanya semakin parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga penting untuk memahami gejala dan cara mencegahnya.
Usus besar memiliki peran penting dalam sistem pencernaan, yaitu menyerap cairan dan membentuk sisa makanan menjadi tinja yang siap dikeluarkan dari tubuh. Jika terjadi gangguan pada usus besar, proses ini bisa terganggu dan memunculkan berbagai keluhan yang sering disangka sebagai gangguan pencernaan biasa.

Masalah pada usus besar, seperti radang, luka, hingga kanker, dapat menyebabkan berbagai gejala yang mirip dengan gangguan pencernaan biasa. Namun, penyakit usus besar bisa berkembang menjadi komplikasi serius jika tidak segera ditangani.
Gejala Penyakit Usus Besar
Beberapa penyakit usus besar, seperti radang usus, kolitis ulseratif, Penyakit Crohn disease, hingga kanker, dapat menampakkan gejala yang mirip. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Nyeri atau kram perut, biasanya berulang atau menetap.
- Diare atau konstipasi yang tidak membaik dengan pengobatan biasa.
- BAB berdarah, lendir pada tinja, atau perubahan warna tinja.
- Perut sering kembung atau terasa penuh.
- Penurunan berat badan tanpa alasan jelas.
- Badan lemas, mudah lelah, atau nafsu makan menurun.
Jenis-jenis Penyakit Usus Besar
Ada beberapa jenis penyakit usus besar yang umum terjadi. Berikut urutannya, mulai dari yang paling sering ditemui hingga yang lebih jarang:
1. Wasir
Wasir atau ambeien adalah pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus dan bagian bawah usus besar. Kondisi ini sering terjadi akibat kebiasaan mengejan saat BAB, sembelit kronis, atau kurang konsumsi serat. Wasir bisa menyebabkan nyeri, gatal, benjolan di anus, dan perdarahan saat buang air besar.
2. Sindrom iritasi usus besar (IBS)
Sindrom iritasi usus besar adalah salah satu penyakit usus besar yang cukup sering ditemui. Gangguan ini ditandai sakit perut berulang, perut kembung, serta perubahan pola buang air besar. Meskipun tidak menyebabkan kerusakan organ, IBS tetap bisa sangat mengganggu kenyamanan dan aktivitas harian.
3. Radang usus besar
Radang usus besar atau kolitis terjadi saat dinding usus besar mengalami peradangan, biasanya akibat infeksi bakteri, virus, atau parasit. Gejala yang sering dirasakan antara lain diare berkepanjangan, nyeri perut, dan terkadang darah atau lendir pada tinja. Faktor risiko terbesar adalah pola hidup dan kebersihan makanan yang kurang terjaga.
4. Polip di usus besar
Polip merupakan benjolan kecil yang tumbuh di permukaan lapisan usus besar. Sebagian besar polip tidak menimbulkan keluhan, tetapi beberapa jenis dapat menyebabkan darah pada tinja atau perubahan pola buang air besar. Jika dibiarkan, polip tertentu bisa berkembang menjadi kanker usus besar.
5. Kanker usus besar
Kanker usus besar atau kanker kolorektal umumnya berawal dari polip yang berubah menjadi ganas dalam beberapa waktu. Tanda-tandanya meliputi perubahan pola BAB, darah dalam tinja, penurunan berat badan tanpa sebab, dan tubuh terasa lemas. Salah satu penyakit usus besar ini termasuk penyebab kematian tertinggi akibat kanker jika tidak terdeteksi dan diobati sejak dini.
Selain jenis-jenis penyakit usus besar yang paling umum di atas, masih ada beberapa kondisi lain yang lebih jarang terjadi, seperti penyakit Crohn, obstruksi usus besar, dan radang usus buntu. Meskipun jarang, penyakit-penyakit ini tetap dapat menimbulkan gejala yang serupa dan memerlukan penanganan khusus dari tenaga medis.
Cara Mencegah Penyakit Usus Besar
Sebagian besar penyebab pasti penyakit usus besar memang belum diketahui secara jelas. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami masalah pada usus besar, seperti usia di atas 50 tahun, pola makan dan gaya hidup yang salah, adanya penyakit autoimun, maupun faktor keturunan.
Meskipun penyebabnya tidak selalu pasti, Anda bisa melakukan beberapa langkah berikut untuk membantu menurunkan risiko penyakit usus besar:
- Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur, buah, dan biji-bijian, agar pencernaan tetap lancar.
- Batasi makanan tinggi lemak hewani dan olahan, serta kurangi konsumsi daging merah.
- Hindari merokok dan batasi konsumsi minuman beralkohol.
- Rutin berolahraga atau tetap aktif bergerak setiap hari.
- Pastikan asupan cairan cukup dengan minum air putih sesuai kebutuhan tubuh.
- Jaga berat badan agar tetap ideal untuk mengurangi beban pada saluran pencernaan.
- Terapkan pola hidup bersih dan sehat, termasuk mencuci tangan serta memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi bersih.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit usus besar atau berusia di atas 50 tahun.
- Kelola stres dengan baik karena stres berkepanjangan dapat memengaruhi kesehatan pencernaan.
Dengan menjalankan langkah-langkah di atas, risiko terkena penyakit usus besar dapat ditekan, sekaligus menjaga kesehatan saluran cerna secara menyeluruh. Jika Anda mengalami keluhan ringan pada pencernaan setelah menerapkan cara di atas, jangan ragu untuk chat dokter untuk mendapatkan saran tambahan.
Namun, jika muncul gejala yang lebih serius, misalnya BAB berdarah, nyeri perut hebat, atau penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, jangan ragu untuk segera membuat janji dengan dokter. Pemeriksaan langsung sangat penting agar penyebab keluhan bisa ditemukan lebih cepat dan diobati sebelum menimbulkan komplikasi yang lebih parah.