Usus besar merupakan bagian dari sistem pencernaan yang berperan dalam proses mencerna makanan. Walaupun memiliki fungsi yang penting, usus besar bisa mengalami gangguan dan tidak bekerja dengan baik.

Usus besar adalah bagian akhir dari sistem pencernaan manusia. Organ ini memiliki beragam fungsi, seperti menyerap cairan dan vitamin serta membentuk tinja. Fungsi tersebut terjadi karena peran masing-masing bagian utama di dalam usus besar, yaitu sekum, kolon, rektum, dan anus.

Usus Besar, Kenali Anatomi dan Keluhan yang Bisa Terjadi - Alodokter

 

 

 

Namun, usus besar bisa mengalami beberapa keluhan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan.

Anatomi Usus Besar dan Fungsinya

Usus besar terbagi menjadi 4 bagian utama dengan fungsi yang berbeda-beda. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagian usus besar beserta fungsinya:

Sekum

Sekum adalah bagian awal dari usus besar. Bentuknya seperti kantong yang menghubungkan bagian akhir usus kecil (ileum) dengan usus besar. Sisa makanan dari usus kecil yang masuk ke dalam sekum umumnya masih berbentuk bubur cair (chyme).

Pada bagian organ usus besar ini, terjadi penyerapan kembali nutrisi dan sisa air dari chyme.

Kolon

Kolon adalah bagian usus besar yang paling panjang dan terbagi atas 4 bagian, yaitu asenden (kanan rongga perut), transversum (melintang dari kanan ke kiri di bagian atas rongga perut), desenden (kiri rongga perut), dan sigmoid (bagian yang terhubung dengan rektum).

Fungsi utama kolon adalah mencampur chyme dengan enzim di saluran pencernaan agar menjadi tinja lalu dikeluarkan dari tubuh. Kolon harus menyerap kembali air dan elektrolit untuk membentuk tinja. Inilah penyebabnya ketika kebutuhan air dalam tubuh sedang tidak tercukupi (dehidrasi), Anda bisa mengalami sembelit.

Rektum

Rektum adalah bagian bawah usus besar yang berukuran sekitar 15 cm dan terhubung dengan kolon sigmoid. Bagian usus besar ini berfungsi untuk menerima dan menyimpan zat sisa dari kolon sampai tiba saatnya dikeluarkan oleh tubuh melalui anus.

Zat sisa, seperti gas atau tinja, yang masuk ke dalam rektum akan mengirimkan sinyal ke otak. Selanjutnya, otak memberikan jawaban ke usus besar sebagai proses kentut atau buang air besar.

Anus

Anus merupakan bagian akhir dari usus besar dan sistem pencernaan. Ketika rektum sudah terisi penuh dan tinja siap dikeluarkan melalui anus, Anda akan merasakan mulas dan muncul dorongan untuk buang air besar.

Proses pengolahan dan pencernaan makanan hingga menjadi tinja umumnya berlangsung sekitar 24–72 jam.

Usus buntu

Usus buntu masih termasuk dalam anatomi usus besar. Usus buntu berbentuk kantong kecil dan tipis, memiliki panjang sekitar 10 cm, dan terletak di perut bawah bagian kanan. Meskipun merupakan bagian dari usus besar, usus buntu tidak memiliki fungsi dalam sistem pencernaan.

Usus buntu bisa meradang dan menyebabkan penyakit usus buntu. Kondisi ini ditandai dengan nyeri di perut kanan bawah.

Berbagai Penyakit yang Dapat Terjadi pada Usus Besar

Penting untuk selalu menjaga kesehatan sistem pencernaan, termasuk usus besar, agar dapat berfungsi dengan baik dalam memproses makanan. Namun, ada kalanya usus besar mengalami gangguan yang dapat memicu beberapa penyakit, antara lain:

1. Diare

Diare ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar dan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih lunak bahkan encer. Kondisi ini bisa terjadi karena konsumsi makanan atau minuman yang tidak higienis.

Selain itu, intoleransi makanan tertentu, efek samping obat-obatan, dan malabsorpsi makanan juga bisa menyebabkan gangguan di usus besar.

2. Perdarahan usus besar

Perdarahan usus besar termasuk dalam gangguan saluran cerna bagian bawah. Kondisi ini umumnya ditandai dengan keluarnya darah berwarna merah segar dari anus atau tinja yang bercampur darah. Radang usus, kanker kolorektal, wasir, dan divertikulitis bisa menjadi penyebab perdarahan usus besar.

3. Kanker usus besar

Kanker usus besar disebabkan oleh mutasi genetik pada usus besar. Namun, penyebab pasti mutasi tersebut belum diketahui. Beberapa faktor, seperti kurang makan serat, kebanyakan mengonsumsi daging merah dan lemak, serta diabetes, dipercaya dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker usus besar.

4. Polip usus besar

Polip usus merupakan benjolan kecil yang tumbuh di usus besar (kolon). Benjolan tersebut biasanya tidak berbahaya, tetapi bisa berkembang menjadi kanker. Merokok, obesitas, dan ada riwayat keluarga yang menderita polip usus bisa meningkatkan risiko Anda terkena penyakit ini.

5. Kolitis

Kolitis adalah peradangan usus besar yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau reaksi autoimun. Gejala yang muncul tergantung jenis kolitis yang diderita. Namun, gejala khas yang ditunjukkan penderita kolitis adalah diare berdarah, demam, dan menggigil.

6. Penyakit Crohn

Penyakit Crohn adalah gangguan penyakit kronis yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, termasuk usus besar. Penyakit Crohn ditandai dengan nyeri perut, diare kronis, kelelahan, penurunan berat badan, hingga kekurangan gizi. Penyakit ini juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar.

7. Divertikulitis

Divertikulitis merupakan peradangan yang terjadi pada divertikula, yaitu kantung yang terbentuk di sepanjang lapisan usus karena tekanan dari gas, makanan, atau cairan di lapisan dalam usus, terutama usus besar.

Usus besar merupakan salah satu organ pencernaan yang memiliki fungsi penting. Berkat kerja sistem organ ini, Anda dapat memperoleh nutrisi dan energi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Untuk menjaga kesehatan usus besar, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi, termasuk tinggi serat dan rendah kalori. Jika Anda mengalami gejala gangguan usus besar, atau ingin memastikan usus besar dalam kondisi yang prima, tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan ke dokter. Dengan begitu, Anda mendapatkan diagnosa dan penanganan yang sesuai.