Benjolan di belakang kepala umumnya tidak berbahaya. Namun, Anda harus tetap waspada jika benjolan terasa sakit, keluar darah, ukurannya terus membesar, atau disertai gejala lain seperti sakit kepala berkepanjangan dan muntah.

Benjolan di belakang kepala memiliki tekstur dan bentuk yang bervariasi, ada yang terasa lembek atau keras dan ada pula yang berubah bentuk ketika disentuh. Ukurannya pun bermacam-macam, mulai dari sebesar kacang polong hingga seukuran bola golf.

 

10 Penyebab Benjolan di Belakang Kepala dan Kapan Harus Waspada - Alodokter

Benjolan yang muncul juga terkadang disertai rasa nyeri atau bahkan tidak terasa sakit sama sekali.

Apa saja Penyebab Munculnya Benjolan di Belakang Kepala?

Berikut ini adalah beberapa penyebab munculnya benjolan di belakang kepala:

1. Benturan atau kecelakaan

Benjolan dapat muncul ketika kepala terbentur objek yang keras atau saat mengalami cedera kepala akibat terjatuh. Kondisi ini merupakan salah satu bentuk reaksi tubuh untuk menyembuhkan diri.

Benjolan di belakang kepala karena cedera dapat disertai memar berwarna keunguan atau hematoma pada kulit kepala. Ini adalah tanda bahwa ada perdarahan di bawah permukaan kulit. Benjolan jenis ini umumnya akan hilang dalam beberapa hari.

2. Rambut yang gagal tumbuh

Benjolan di belakang kepala juga bisa ditemukan pada orang yang suka bercukur. Kondisi ini terjadi ketika rambut yang seharusnya tumbuh menembus kulit malah masuk ke dalam kulit.

Rambut yang terjebak di dalam kulit ini umumnya menyebabkan benjolan kecil kemerahan. Meski tidak berbahaya, rambut yang tumbuh ke dalam bisa menyebabkan infeksi dan bisul.

3. Folikulitis 

Folikulitis adalah peradangan pada folikel atau tempat tumbuhnya rambut yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur. Benjolan folikulitis berwarna merah atau putih dan berukuran kecil seperti jerawat. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, tetapi dapat menimbulkan gatal dan kerontokan rambut permanen.

4. Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal adalah tumor yang tumbuh di lapisan terdalam kulit dan bersifat ganas. Ini merupakan jenis kanker yang paling sering ditemukan.

Warnanya bisa merah atau merah muda dengan bentuk menyerupai luka, bekas luka, atau benjolan. Karsinoma sel basal umumnya terjadi akibat paparan sinar matahari yang intens.

5. Lipoma

Lipoma merupakan tumor lemak jinak yang terasa lembek dan lembut ketika dipegang dan bisa bergeser. Lipoma terbilang jarang muncul di kepala dan lebih sering muncul di bahu dan leher.

Lipoma biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri. Namun, jika ukurannya terus membesar, dokter akan merekomendasikan operasi pengangkatan tumor.

6. Kista epidermoid

Kista epidermoid merupakan benjolan yang umumnya tumbuh di bawah kulit wajah dan kulit kepala. Ukurannya bisa besar atau kecil dan sering kali tidak menimbulkan rasa sakit.

Kista epidermoid disebabkan oleh penumpukan keratin, yaitu protein pembentuk kulit. Jika tidak mengganggu, kista ini biasanya tidak perlu diobati karena tidak berbahaya.

7. Kista pilar

Sama dengan kista epidermoid, kista pilar berbentuk benjolan dan umumnya tumbuh di kulit kepala. Kista ini juga tidak menyebabkan nyeri, tetapi bisa mengganggu penampilan apabila ukurannya besar.

8. Keratosis seboroik

Keratosis seboroik merupakan benjolan kecil mirip tahi lalat atau kutil yang biasanya tumbuh di kepala atau leher orang lanjut usia. Bentuknya agak mirip dengan kanker kulit, tetapi tergolong jinak dan tidak berbahaya.

Benjolan ini bisa dihilangkan melalui prosedur krioterapi atau bedah listrik yang dilakukan oleh dokter.

9. Pilomatriksoma

Pilomatriksoma adalah tumor di folikel rambut yang bersifat jinak. Tumor ini lebih umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Benjolan umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sering kali muncul di leher, wajah, atau kepala. Akan tetapi, benjolan juga bisa muncul di bagian tubuh lain.

10. Eksostosis

Eksostosis terjadi ketika adanya pertumbuhan tulang baru yang bersifat jinak di atas tulang normal. Kondisi ini bisa menimbulkan rasa nyeri, tetapi bisa juga tanpa nyeri sama sekali. Meski begitu, eksostosis umumnya tergolong jarang terjadi di kepala.

Kapan Benjolan di Belakang Kepala Dikatakan Berbahaya?

Seperti telah disebutkan di atas, sebagian besar benjolan di belakang kepala tidak berbahaya. Namun, perlu diingat bahwa benjolan di belakang kepala perlu segera diperiksa dan ditangani jika disertai berbagai kondisi berikut ini:

  • Muntah
  • Penurunan kesadaran atau pingsan
  • Gangguan keseimbangan atau koordinasi tubuh
  • Hilang ingatan
  • Sakit kepala tidak membaik meski sudah minum obat pereda nyeri
  • Benjolan makin besar atau berubah menjadi luka terbuka

Selain beberapa kondisi di atas, Anda juga perlu memeriksakan benjolan yang muncul ke dokter bila memiliki riwayat gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia, atau pernah menjalani operasi otak atau pembedahan di area kepala.

Meski tidak terasa sakit, sebaiknya konsultasikan ke dokter bila Anda merasakan adanya benjolan di belakang kepala. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya dan memberikan pengobatan yang sesuai.