Perbedaan gerakan janin laki-laki dan perempuan katanya bisa dirasakan dari seberapa aktif gerakannya di dalam perut. Anggapan ini membuat banyak Bumil bertanya-tanya, apakah bisa mendeteksi jenis kelamin dengan cara tersebut. Agar tidak salah kaprah, penting untuk memahami fakta seputar gerakan dan jenis kelamin janin.

Mengetahui jenis kelamin Si Kecil memang merupakan momen yang banyak ditunggu oleh para orang tua. Tidak hanya karena rasa penasaran, mengetahui jenis kelamin Si Kecil sejak dalam kandungan memang bisa membantu Bumil dan pasangan dalam mempersiapkan kebutuhan Si Kecil, bahkan namanya.

Perbedaan Gerakan Janin Laki-Laki dan Perempuan, Apakah Bisa Dirasakan? - Alodokter

Karena rasa ingin tahu ini, terkadang muncul berbagai mitos yang menghubungkan jenis kelamin janin dengan ciri-ciri tertentu, termasuk pola gerakannya. Ada anggapan bahwa janin laki-laki cenderung lebih aktif daripada janin perempuan.

Mengetahui Perbedaan Gerakan Janin Laki-Laki dan Perempuan

Umumnya, jenis kelamin janin mulai terbentuk di usia kehamilan 14 minggu atau awal trimester kedua. Namun, jenis kelamin janin biasanya baru terlihat saat usia kehamilan sudah 18–20 minggu. Cara yang paling akurat untuk mendeteksi jenis kelamin janin ini adalah dengan melakukan pemeriksaan USG.

Jadi, bagaimana dengan deteksi jenis kelamin janin berdasarkan pola gerakannya di dalam perut? Jawabannya, tidak akurat ya, Bun. Belum ada penelitian yang menyatakan bahwa gerakan janin laki-laki berbeda dengan janin perempuan. 

Mitos yang beredar, janin laki-laki biasanya lebih aktif bergerak dan gerakannya terasa cukup kuat di sebelah kanan. Sementara itu, janin perempuan biasanya akan lebih jarang bergerak dan gerakannya pun tidak sekuat janin laki-laki.

Faktanya, intensitas, pola, dan kekuatan gerakan janin dipengaruhi oleh hal lain, salah satunya usia kehamilan. Makin bertambahnya usia kehamilan, makin besar juga tubuh Si Kecil, Bun. Karena pertumbuhan tersebut, ruang gerak janin biasanya menjadi makin sempit sehingga gerakannya bisa terasa berbeda. 

Selain itu, kondisi kesehatan Bumil, kondisi Si Kecil, serta posisi janin dalam rahim juga sangat berperan. Aktivitas harian Bumil, seperti istirahat, makan, atau saat sedang aktif berkegiatan juga memengaruhi seberapa sering gerakan janin terasa.

Perlu diingat, setiap kehamilan bersifat unik, Bun. Ada Bumil yang merasakan janinnya sangat aktif pada pagi hari, sedangkan ada juga yang baru merasakan banyak gerakan di malam hari. Bahkan, pada ibu yang sudah hamil lebih dari satu kali, pola gerakan janin bisa berbeda-beda antara kehamilan pertama dan kehamilan berikutnya. 

Fakta Seputar Gerakan Janin dalam Kandungan

Meski tidak bisa dijadikan patokan untuk mendeteksi jenis kelamin janin, gerakan Si Kecil menandakan ia tumbuh dan berkembang dengan baik. Umumnya, Bumil mulai bisa merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 16 minggu. Pada kehamilan berikutnya, gerakan ini bisa terasa lebih awal karena Bumil sudah mengenali sensasinya.

Seiring bertambahnya usia kehamilan, frekuensi dan kekuatan gerakan janin biasanya akan meningkat. Namun, saat mendekati persalinan, gerakan ini bisa sedikit berkurang karena ruang dalam rahim makin sempit. Jadi, Si Kecil tidak lagi leluasa bergerak. Biasanya, gerakan janin lebih sering terasa saat Bumil beristirahat. 

Memantau pola gerakan janin secara rutin sangat penting, terutama setelah usia kehamilan 28 minggu. Apabila Bumil merasakan Si Kecil jarang bergerak atau lebih lemah, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada Si Kecil.

Cara Mengetahui Jenis Kelamin Janin dengan Akurat

Berbeda dengan gerakan janin yang bisa langsung dirasakan oleh Bumil, jenis kelamin janin tidak bisa diketahui dengan ciri-ciri tertentu, termasuk pola gerakannya dalam perut. Untuk mengetahui jenis kelamin janin secara pasti, ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan, yaitu:

1. USG atau ultrasonografi

USG merupakan cara yang paling umum dilakukan untuk mendeteksi jenis kelamin janin, Bun. Dengan USG, dokter bisa melihat kondisi janin, termasuk apakah alat kelaminnya sudah terbentuk dengan sempurna. Namun, hasil USG tergantung pada posisi janin. Apabila posisi janin kurang jelas, bisa saja jenis kelaminnya sulit untuk dilihat.

2. Tes NIPT (non-invasive prenatal testing)

Tes NIPT merupakan tes darah untuk mendeteksi kelainan kromosom, Bun. Namun, selain untuk mendeteksi kelainan kromosom, tes ini juga bisa mengetahui jenis kelamin janin. Tes NIPT sudah bisa dilakukan sejak usia kehamilan 10 minggu dan hasilnya sangat akurat.

3. Amniosentesis atau CVS

Baik amniosentesis maupun CVS, memerlukan tindakan medis, Bun. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan ketuban atau jaringan plasenta untuk memeriksa kelainan genetik serta jenis kelamin janin. Namun, cara ini memiliki risiko, sehingga tidak dilakukan untuk tujuan mengetahui jenis kelamin saja.

Setiap ibu hamil tentu berharap bisa mengetahui ciri khas anak laki-laki atau perempuan lebih cepat. Namun, jangan sampai mitos seputar gerakan janin membuat Bumil cemas atau salah kaprah. Selalu pantau gerakan Si Kecil sesuai anjuran dokter dan jangan ragu bertanya jika ada perubahan yang dirasa tidak wajar.

Apabila khawatir dengan pola gerakan Si Kecil, Bumil bisa Chat Bersama Dokter melalui aplikasi ALODOKTER. Pemeriksaan dan konsultasi rutin akan membantu Bumil dalam menjaga kesehatan janin dan diri sendiri selama kehamilan.