Penyakit pes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Seseorang bisa terserang penyakit pes bila digigit kutu yang sebelumnya mengisap darah hewan dengan infeksi bakteri Yersinia pestis.
Penyakit pes tergolong sebagai zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan hewan ke manusia. Di Indonesia, ada empat wilayah yang pernah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) pes, yaitu Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur), Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah), Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta), dan Kabupaten Bandung (Jawa Barat).
Meski hingga saat ini belum ada lagi laporan kasus pes, pengamatan intensif tetap dilakukan di empat wilayah tersebut. Hal ini karena pes merupakan penyakit menular yang berpotensi menyebabkan wabah.
Berdasarkan organ yang terinfeksi, penyakit pes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pes pada sistem limfatik (bubonic plague), pes pada aliran darah (septicemic plague), dan pes pada paru-paru (pneumonic plague).
Penyebab Penyakit Pes
Penyakit pes disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Bakteri ini juga menginfeksi banyak jenis hewan, seperti tikus, kelinci, tupai, kucing, dan anjing liar.
Seseorang dapat terinfeksi bakteri Yersinia pestis melalui beberapa cara, yaitu:
- Gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi
- Gigitan kutu yang sebelumnya meminum darah hewan terinfeksi
- Kontak langsung dengan darah hewan yang terinfeksi, terutama jika ada luka terbuka di kulit
Khusus pada pneumonic plague, penyebaran antarmanusia bisa terjadi jika seseorang tidak sengaja menghirup percikan ludah, yang keluar ketika penderita pes bersin atau batuk.
Faktor Risiko Penyakit Pes
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit pes, yaitu:
- Tinggal di daerah padat, memiliki sanitasi yang buruk, atau memiliki populasi hewan pengerat yang banyak
- Bepergian ke area yang banyak terjadi infeksi pes
- Berkontak dengan hewan yang mati atau hewan yang sakit
- Beraktivitas di alam terbuka, seperti mendaki gunung atau berkemah
- Berprofesi sebagai dokter atau perawat hewan
Gejala Penyakit Pes
Tanda dan gejala yang dapat muncul tergantung pada jenis pes yang diderita. Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit pes dan gejala yang dapat ditimbulkannya:
Bubonic plague
Bubonic plague adalah jenis penyakit pes yang menyerang sistem limfatik atau kelenjar getah bening. Bubonic plague menyebabkan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening) di leher, ketiak, atau selangkangan. Kelenjar limfa bisa membengkak sampai sebesar telur ayam, terasa padat, dan nyeri bila disentuh.
Gejala bubonic plague umumnya muncul 1–7 hari setelah penderita terinfeksi. Keluhan lain yang mungkin muncul pada bubonic plague antara lain:
- Demam
- Menggigil
- Pusing
- Lemas
- Nyeri otot
- Kejang
Septicemic plague
Septicemic plague adalah jenis pes yang menyerang aliran darah. Gejalanya bisa muncul 2–7 hari setelah seseorang terinfeksi. Namun, septicemic plague juga dapat menyebabkan kematian sebelum gejalanya muncul.
Gejala septicemic plague antara lain:
- Diare
- Mual dan muntah
- Demam dan menggigil
- Nyeri perut
- Tubuh terasa sangat lemas
- Perdarahan
- Syok
- Gangrene (kematian jaringan)
Pneumonic plague
Pneumonic plague adalah jenis penyakit pes yang menyerang paru-paru. Jenis pes ini paling jarang terjadi, tetapi paling berpotensi menyebabkan wabah, karena dapat menyebar antarmanusia lewat percikan ludah (droplet).
Gejala yang dapat dialami oleh penderita pneumonic plague antara lain:
- Batuk darah
- Sesak napas
- Mual dan muntah
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Nyeri dada
- Lemas
Gejala pneumonic plague bisa muncul dalam hitungan jam setelah penderita terinfeksi, kemudian berkembang sangat cepat. Penderita bisa mengalami gagal napas dan syok dalam 2 hari setelah terinfeksi.
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami keluhan di atas, terutama jika gejala muncul setelah digigit kutu atau hewan yang mungkin membawa pes, atau jika Anda tinggal di daerah yang sering terjadi kasus pes. Pastikan Anda menggunakan masker saat memeriksakan diri ke dokter.
Pes merupakan penyakit yang berkembang dengan cepat. Jika dibiarkan tidak terobati, penderita dapat mengalami kematian dalam 24 jam setelah gejala pertama muncul. Oleh karena itu, sebaiknya jangan tunda pemeriksaan ke dokter.
Diagnosis Penyakit Pes
Untuk mendiagnosis pes, awalnya dokter dokter akan menanyakan sejumlah hal berikut ini:
- Ada tidaknya riwayat gigitan hewan atau kontak dengan hewan dalam 1 minggu terakhir
- Riwayat bepergian ke daerah yang diketahui memiliki kasus pes
- Gejala apa saja yang muncul
- Kapan gejala pertama kali muncul
Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Jika dari hasil tanya jawab dan pemeriksaan fisik pasien diduga terserang pes, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes darah, untuk mendeteksi bakteri Yersinia pestis dalam darah
- Aspirasi atau pengambilan sampel cairan dari kelenjar getah bening yang membengkak, untuk mendeteksi bakteri di dalam cairan getah bening
- Pengambilan sampel lendir dari paru-paru dengan bronkoskopi, untuk mendeteksi keberadaan bakteri di dalam lendir
Hasil pemeriksaan penunjang mungkin baru keluar setelah 1–2 hari. Namun, dokter dapat memulai pengobatan pada pasien yang diduga terserang pes, bahkan sebelum diagnosis dipastikan. Tujuannya adalah untuk mencegah pes berkembang cepat dan untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien jika memang pes terkonfirmasi.
Pengobatan Penyakit Pes
Pes merupakan penyakit yang dapat membahayakan nyawa, sehingga harus diatasi sedini mungkin. Pengobatan penyakit pes juga dapat dilanjutkan sampai beberapa minggu setelah gejala mereda.
Metode pengobatan yang dilakukan oleh dokter adalah pemberian antibiotik dosis kuat, seperti:
- Ciprofloxacin
- Chloramphenicol
- Gentamicin
- Doxycycline
- Levofloxacin
- Moxifloxacin
Selain obat-obatan di atas, pasien juga akan diberikan cairan melalui infus dan bantuan oksigen. Khusus pada pasien yang mengidap pneumonic plague, isolasi perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran.
Komplikasi Penyakit Pes
Jika terlambat mendapatkan penanganan, penderita pes dapat mengalami komplikasi serius, seperti:
- Kematian jaringan (gangrene) pada jari-jari tangan dan kaki, akibat tersumbatnya aliran darah
- Sepsis, yang terjadi jika bakteri pada pneumonic plague atau bubonic plague menyebar ke darah
- Peradangan pada selaput otak dan tulang belakang (meningitis)
- Kematian, jika pasien terlambat ditangani
Pencegahan Penyakit Pes
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit pes, yaitu:
- Memastikan hewan peliharaan terbebas dari kutu
- Membersihkan area rumah yang berpotensi menjadi sarang hewan pengerat
- Membersihkan sisa makanan yang dapat dikonsumsi hewan pengerat
- Menggunakan sarung tangan saat sedang kontak dengan hewan yang diduga telah terinfeksi
- Menggunakan pembasmi serangga jika sedang berada di area yang banyak hewan pengerat
- Memeriksakan diri ke dokter sesegera mungkin, jika tergigit kutu ketika wabah pes sedang merebak