Limfadenopati adalah istilah medis untuk pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening. Limfadenopati timbul sebagai gejala dari penyakit, misalnya infeksi atau kanker.

Kelenjar getah bening berada di berbagai bagian tubuh, seperti belakang telinga, ketiak, leher, dan pangkal paha. Kelenjar ini merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan virus, bakteri, parasit, dan sel-sel kanker di dalam tubuh.

Limfadenopati - Alodokter

Pada anak-anak, kelenjar getah bening bisa teraba di bagian leher, pangkal paha, dan ketiak, meskipun anak tersebut tidak sakit. Ukuran kelenjar getah bening yang normal pada anak adalah sekitar 1−2 cm dan tidak terasa nyeri. Ketika anak mencapai usia 8−12 tahun, kelenjar getah bening akan menyusut sehingga tidak lagi teraba.

Penyebab Limfadenopati

Limfadenopati terjadi ketika sistem kekebalan tubuh melawan virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Pada proses tersebut, sel darah putih dan cairan menumpuk di kelenjar getah bening sehingga dapat menyebabkan pembengkakan.

Umumnya, bagian tubuh yang terserang infeksi terletak di dekat kelenjar getah bening yang membengkak. Sebagai contoh, orang yang menderita radang tenggorokan akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di leher.

Berdasarkan jumlah kelenjar getah bening yang membengkak, limfadenopati dapat dibagi dua, yaitu:

Limfadenopati sistemik

Limfadenopati sistemik adalah pembengkakan pada dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening di bagian tubuh yang berbeda. Limfadenopati jenis ini disebabkan oleh infeksi yang menyebar melalui aliran darah atau penyakit lain yang menyerang seluruh tubuh.

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan limfadenopati sistemik adalah:

1. Penyakit infeksi, yang meliputi:

  • Infeksi virus, seperti infeksi saluran pernapasan atas, demam kelenjar (mononukleosis), cytomegalovirus (CMV), hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, HIV, rubella, cacar air, atau campak
  • Infeksi bakteri, seperti TBC, selulitis, atau sifilis
  • Infeksi parasit, seperti toksoplasmosis atau filariasis
  • Infeksi jamur, seperti candidiasis, tinea, atau histoplasmosis

2. Penyakit autoimun, di antaranya:

3. Reaksi hipersensitivitas terhadap penggunaan obat-obatan berikut:

  • Phenytoin
  • Obat malaria

4. Penyakit akibat kelainan genetik, seperti:

  • Penyakit Gaucher
  • Penyakit Niemann-Pick

5. Kanker, yakni:

Limfadenopati lokal

Limfadenopati lokal adalah pembengkakan pada salah satu atau beberapa kelenjar getah bening di bagian tubuh yang berdekatan.

Berdasarkan area kelenjar getah bening yang terdampak, beberapa kondisi yang dapat menyebabkan limfadenopati lokal adalah:

  • Limfadenopati di leher (servikal), yang disebabkan oleh infeksi virus di saluran pernapasan atas, mononukleosis, rubella, penyakit akibat cakaran kucing (cats cratch disease), limfadenitis akut, toksoplasmosis, tuberkulosis, leukemia akut, faringitis, limfoma, neuroblastoma, dan penyakit Kawasaki
  • Limfadenopati di bawah dagu (submaksila dan submental), yang disebabkan oleh infeksi mulut dan limfadenitis akut
  • Limfadenopati di ketiak (aksila), yang disebabkan oleh infeksi lokal, brucellosis, reaksi terhadap imunisasi, limfoma, dan demam rematik
  • Limfadenopati di pangkal paha (inguinal), yang disebabkan oleh infeksi lokal, ruam popok, gigitan serangga, sifilis, dan lymphogranuloma venereum (LGV)

Gejala Limfadenopati

Gejala utama limfadenopati adalah kelenjar getah bening yang membengkak. Pembengkakan dapat terjadi di satu bagian tubuh (lokal) atau di banyak bagian tubuh (sistemik).

Umumnya, kelenjar getah bening yang membengkak dapat diketahui dari:

  • Benjolan di bawah kulit
  • Benjolan terasa nyeri
  • Benjolan teraba hangat atau berwarna kemerahan

Selain gejala di atas, limfadenopati dapat disertai keluhan lain tergantung pada penyebabnya, yaitu:

  • Ruam
  • Lemas
  • Mudah lelah
  • Pegal-pegal
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Gangguan pernapasan, seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan batuk
  • Berkeringat pada malam hari
  • Tidak nafsu makan
  • Berat badan menurun

Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter jika mengalami gejala di atas, terutama bila benjolan timbul tanpa sebab yang jelas dan memiliki ciri-ciri berikut:

  • Makin besar dan berlangsung lebih dari 2 minggu
  • Bertekstur keras dan tidak bergerak ketika digoyangkan
  • Berukuran lebih dari 1 cm

Segera cari pertolongan di IGD jika muncul gejala baru yang lebih serius, seperti:

  • Benjolan tumbuh di tulang selangka atau leher
  • Benjolan berwarna kemerahan
  • Keluar cairan atau nanah dari benjolan
  • Berat badan menurun tanpa penyebab yang jelas
  • Berkeringat pada malam hari
  • Demam
  • Sesak napas

Diagnosis Limfadenopati

Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala, riwayat kesehatan, dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dengan meraba dan mengamati ukuran serta tekstur benjolan.

Guna memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti:

  • Tes hitung darah lengkap, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi dan leukemia
  • Foto Rontgen, USG, CT scan, atau MRI, untuk mendeteksi sumber infeksi atau tumor
  • Biopsi kelenjar getah bening, untuk mendeteksi kanker atau apakah kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain

Pengobatan Limfadenopati

Tindakan yang dilakukan dokter untuk mengatasi limfadenopati akan disesuaikan dengan penyebabnya. Metode pengobatan yang bisa dipilih adalah sebagai berikut:

  • Pemberian obat antibiotik, untuk mengatasi infeksi bakteri
  • Pemberian obat imunosupresif, untuk mengatasi rheumatoid arthritis dan lupus
  • Pemberian obat pereda sakit, untuk mengatasi nyeri
  • Operasi, radioterapi, atau kemoterapi, untuk mengatasi kanker

Selain pengobatan di atas, penderita limfadenopati juga dapat melakukan upaya mandiri untuk meredakan kelenjar getah being yang nyeri, seperti:

  • Mengompres area yang sakit dengan kompres hangat
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual di apotek, seperti paracetamol
  • Beristirahat dan tidur yang cukup

Komplikasi Limfadenopati

Jika tidak ditangani, limfadenopati dapat menimbulkan komplikasi berupa munculnya abses di kelenjar getah bening yang membengkak. Selain itu, limfadeopati juga dapat menyebabkan infeksi yang parah atau sepsis.

Pencegahan Limfadenopati

Cara terbaik untuk mencegah limfadenopati adalah dengan menghindari penyebabnya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama setelah batuk dan bersin, dari toilet, sebelum memasak maupun mengolah makanan, sebelum makan, dan saat tangan tampak kotor
  • Tidak berbagi peralatan pribadi, seperti sikat gigi, handuk, atau pisau cukur dengan orang lain
  • Menutup mulut saat batuk atau bersin dengan tisu atau siku
  • Melakukan vaksinasi sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter
  • Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
  • Menghindari paparan zat berbahaya, seperti asap rokok dan zat kimia lain
  • Segera memeriksakan diri ke dokter jika timbul benjolan di bagian tubuh mana saja dan tidak diketahui penyebabnya