Penyakit pes atau lebih dikenal dengan black death adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Jika tidak segera ditangani, penyakit yang ditularkan melalui hewan ini dapat menimbulkan komplikasi hingga menyebabkan kematian.

Penyakit pes atau sampar dapat terjadi di lingkungan padat penduduk dengan populasi hewan pengerat yang tinggi dan sanitasi yang buruk. Bakteri penyebab penyakit ini berasal dari hewan pengerat, seperti tikus, tupai, atau kelinci. Namun, penularan bakteri paling banyak terjadi ke manusia melalui gigitan kutu yang telah menghisap darah hewan.

Penyakit Pes, Inilah Jenis dan Cara Mencegah Penularannya - Alodokter

Selain oleh hewan pengerat, infeksi bakteri Yersinia pestis tidak menutup kemungkinan juga dapat ditularkan melalui hewan lain, seperti anjing liar dan kucing.

Jenis Penyakit Pes dan Gejala yang Menyertainya

Setelah terinfeksi bakteri penyebab penyakit pes, seseorang baru menunjukkan gejala sekitar 1–6 hari kemudian. Gejala yang ditunjukkan penyakit pes pun bisa bervariasi tergantung jenisnya. Berikut ini adalah tiga jenis penyakit pes beserta gejala yang menyertainya:

1. Bubonic plague

Bubonic plague merupakan jenis penyakit pes yang paling sering terjadi. Kondisi ini terjadi akibat gigitan kutu yang terinfeksi virus. Gejala yang ditunjukkan penyakit pes jenis ini adalah pembengkakan getah bening dan disertai dengan demam, menggigil, lelah, nyeri otot, dan sakit kepala.

Pembengkakan kelenjar getah bening dapat terjadi di ketiak, leher, atau pangkal paha. Pembengkakan dapat disertai dengan pembentukan nanah pada kelenjar getah bening yang meradang. Jika tidak segera ditangani, penyakit pes jenis ini bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.

2. Septicemic plague

Seseorang bisa terinfeksi jenis penyakit pes ini bila menyentuh cairan dari tubuh hewan yang terinfeksi bakteri Yersinia pestis. Gejala penyakit pes jenis ini adalah demam, menggigil, diare, muntah, dan sakit perut. Bahkan, penyakit ini terkadang dapat disertai dengan mimisan maupun perdarahan melalui mulut atau anus.

Pada penyakit pes jenis ini, infeksi dapat menyebar hingga ke berbagai bagian tubuh, termasuk kaki dan tangan, sehingga menyebabkan bagian tubuh tersebut menghitam karena kematian jaringan.

3. Pneumonic plague

Penderita penyakit pes bisa mengeluarkan percikan lendir atau air liur (droplet) yang mengandung bakteri Yersinia pestis saat batuk. Seseorang bisa tertular jenis penyakit ini jika menghirup udara yang mengandung droplet tersebut.

Pneumonic plague ditandai dengan gejala berupa batuk dengan lendir berdarah, sulit bernapas, mual dan muntah, serta dada sakit. Meski jarang terjadi, penyakit pes jenis ini paling berbahaya dan perlu segera ditangani.

Cara Mencegah Penularan Penyakit Pes

Untuk mencegah penyebaran atau penularan penyakit pes, ada beberapa cara yang bisa Anda terapkan, antara lain:

Rutin mencuci tangan

Rutin mencuci tangan menjadi salah satu cara termudah dalam mencegah penyebaran penyakit pes. Cucilah tangan Anda menggunakan sabun dan air bersih mengalir sebelum maupun sesudah memasak dan menyajikan makanan, setelah keluar toilet, atau setelah bersentuhan dengan hewan.

Hindari sumber infeksi

Anda disarankan untuk tidak melakukan kontak dengan orang maupun hewan yang terinfeksi pes. Jaga jarak yang aman, setidaknya sampai orang maupun hewan tersebut ditangani oleh dokter.

Pakai alat pelindung

Selain menghindari kontak dengan hewan yang sakit, Anda juga sebaiknya tidak menyentuh hewan yang telah mati. Jika terpaksa harus menanganinya, pastikan Anda menggunakan masker, sarung tangan, dan kacamata agar tidak tertular penyakit pes yang mungkin masih terdapat pada hewan tersebut.

Bersihkan rumah secara rutin

Bersihkanlah rumah Anda secara rutin untuk mencegah hewan liar, terutama tikus, masuk ke dalam rumah. Tidak hanya itu, gunakan semprotan pembasmi kutu untuk hewan peliharaan maupun perabotan rumah tangga.

Selain melakukan langkah pencegahan di atas, Anda juga perlu waspada jika bekerja di kebun binatang atau sering berkemah. Gunakan alat pelindung diri dan terapkan beberapa cara pencegahan di atas. Hal ini karena hewan pembawa penyakit pes sangat mudah ditemukan di sekitar kita, termasuk hewan peliharaan.

Jika Anda mengalami gejala penyakit pes seperti yang telah disebutkan, terutama setelah melakukan kontak dengan hewan atau orang yang mungkin terinfeksi, jangan tunda untuk pergi ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukan pengobatan yang sesuai.