Pipi merah pada anak membuatnya tampak menggemaskan ya, Bun. Namun, merahnya pipi anak bisa menjadi pertanda adanya kondisi tertentu, lho. Oleh karena itu, penting bagi Bunda mengenali apa saja penyebab pipi merah pada anak dan cara untuk mengatasinya.

Pipi merah pada anak bisa menjadi pertanda suatu kondisi, mulai dari hal yang normal hingga perlu diwaspadai. Jika disebabkan oleh penyakit tertentu, umumnya selain pipi yang memerah, akan muncul gejala tambahan, seperti demam, mual, dan diare.

Cari Tahu Penyebab Pipi Merah pada Anak dan Cara Mengatasinya di Sini - Alodokter

5 Penyebab Pipi Merah pada Anak dan Penangannya

Berikut ini akan dijelaskan beberapa kondisi yang dapat menyebabkan pipi merah pada anak dan penanganan awal yang bisa Bunda dan Ayah lakukan:

1. Slapped cheek syndrome

Slapped cheek syndrome disebabkan oleh infeksi virus parvovirus B19. Penyakit ini dapat dikenali dengan munculnya ruam merah pada kedua pipi menyerupai bekas tamparan, sakit kepala, sakit perut, demam, dan nyeri otot.

Bunda nggak perlu khawatir berlebihan, soalnya kondisi ini bisa pulih dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Akan tetapi, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk memberikan paracetamol atau ibuprofen ke Si Kecil guna meredakan nyeri dan menurunkan demam.

2. Alergi

Jika pipi anak memerah setelah makan dan minum sesuatu atau bersentuhan dengan bahan alergen (pemicu alergi), seperti bulu hewan, serbuk sari, serta bahan kimia tertentu, bisa jadi itu merupakan bagian dari reaksi alergi, Bun. Selain kulit yang kemerahan, alergi juga bisa ditandai dengan gejala berikut:

  • Gatal dan bengkak pada kulit
  • Bersin atau batuk
  • Hidung tersumbat
  • Sakit tenggorokan
  • Diare

Saat pipi merah disebabkan oleh reaksi alergi, maka menjauhkan Si Kecil dari paparan alergen menjadi cara yang paling tepat untuk meredakan dan mencegah memberatnya kondisi. Selain itu, bawa ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisinya.

Umumnya, dokter akan memberikan obat antihistamin untuk meredakan gejala alergi pada anak. Salep kortikosteroid juga terkadang bisa menjadi pilihan untuk meredakan kemerahan di pipi dan kulit.

3. Biang keringat

Biang keringat bisa membuat seluruh tubuh anak, termasuk pipi, menjadi kemerahan dan terasa gatal serta perih. Biang keringat juga akan ditandai dengan munculnya bintil-bintil yang ukurannya bervariasi.

Kondisi ini umumnya dipicu oleh cuaca panas, aktivitas anak yang mengeluarkan banyak keringat, dan penggunaan pakaian yang tidak menyerap keringat. Oleh karena itu, menjauhkan pemicunya merupakan cara untuk mencegah dan mengatasi kemerahan di pipi akibat biang keringat.

Nah, agar biang keringat cepat mereda, Bunda juga bisa mengoleskan losion calamine untuk meredakan kemerahan dan rasa gatal di kulit.

4. Tumbuh gigi

Saat tumbuh gigi, salah satu gejala yang bisa terjadi adalah pipi jadi memerah. Kemerahan ini terjadi ketika gigi mulai menembus gusi dan membuat pipi menjadi iritasi. Selain pipi merah, tumbuh gigi juga bisa ditandai dengan gusi bengkak, produksi air liur yang berlebih, sering menggigit atau menghisap sesuatu, dan rewel.

Untuk mengatasi rasa tidak nyaman dan meredakan kemerahan pada pipi anak akibat tumbuh gigi, gosoklah gusinya dengan lembut menggunakan jari atau waslap bersih. Berikan teether yang telah didinginkan di dalam kulkas atau makanan dingin untuk membantu meredakan keluhannya.

5. Rosacea

Saat anak mengalami rosacea, pipi dan area wajah lain akan tampak kemerahan. Kondisi ini juga ditandai dengan munculnya bintik-bintik menyerupai jerawat, mata merah dan bintitan, serta kelopak mata bengkak, gatal, berkerak, dan terlihat berminyak.

Rosacea pada anak yang tidak ditangani akan membuat gejalanya berlangsung lama bahkan kemerahan di pipi dan hidung bisa menjadi permanen. Jadi, Bunda perlu mengidentifikasi zat pemicu rosacea dan menjauhkannya dari anak agar penyakit ini tidak kambuh atau bertambah parah.

Itulah lima kondisi yang dapat membuat pipi merah pada anak. Jika kemerahan pada pipi Si Kecil tak kunjung sembuh setelah diberikan penanganan awal, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.