Pityriasis rosea adalah penyakit kulit yang ditandai dengan ruam berwarna merah atau merah muda. Ruam yang timbul bersisik dan sedikit menonjol, serta bisa disertai rasa gatal.

Pityriasis rosea dapat terjadi siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh orang yang berusia 10–35 tahun. Kondisi ini tergolong penyakit tidak menular dan umumnya bisa sembuh dengan sendirinya.

Pityriasis Rosea - Alodokter

Penyebab Pityriasis Rosea

Penyebab pityriasis rosea belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini diduga disebabkan oleh infeksi virus, terutama golongan virus herpes. Pityriasis rosea umumnya terjadi saat musim panas.

Faktor risiko pityriasis rosea

Belum diketahui ada atau tidaknya faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami pityriasis rosea. Namun, kondisi ini lebih sering dialami oleh orang yang berusia 10–35 tahun.

Selain itu, penelitian menyebutkan bahwa orang yang menderita penyakit autoimun juga rentan terkena pityriasis rosea. Penyakit autoimun sendiri adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel sehat.

Gejala Pityriasis Rosea

Gejala utama pityriasis rosea adalah ruam kulit yang bisa muncul di semua area tubuh. Terkadang, ruam yang muncul mirip dengan ruam akibat sifilis atau kurap (tinea). Pada beberapa orang, ruam yang muncul bisa membentuk pola seperti pohon natal.

Beberapa karakteristik ruam pityriasis rosea adalah:

  • Berbentuk oval dengan ukuran 2–10 cm
  • Berwarna kemerahan atau merah muda
  • Bersisik
  • Sedikit menonjol

Karakteristik ruam ini dikenal juga dengan herald patch. Ruam ini akan menyebar ke sejumlah bagian tubuh, seperti perut, dada, punggung, leher, paha, dan lengan atas. Selain herald patch, akan muncul juga ruam-ruam lain yang berukuran lebih kecil, yaitu sekitar 0,5–1,5 cm, dan terasa gatal.

Ruam pityriasis rosea dapat bertahan selama 2–12 minggu hingga 5 bulan. Setelah ruam hilang, area kulit yang terkena penyakit ini dapat menjadi lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya, tetapi akan kembali normal setelah beberapa bulan tanpa menimbulkan bekas.

Sebelum ruam muncul, penderita pityriasis rosea biasanya akan merasakan gejala berupa:

  • Demam
  • Hilang nafsu makan
  • Lemas
  • Nyeri tenggorokan
  • Nyeri sendi
  • Gangguan tidur
  • Sakit kepala

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan yang telah disebutkan di atas. Deteksi dan penanganan sejak dini diharapkan dapat meredakan keluhan yang sering menimbulkan rasa tidak nyaman.

Jika Anda sudah didiagnosis mengalami pityriasis rosea, ikuti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter. Bila perlu, dokter akan meminta Anda untuk kontrol secara berkala agar kondisi Anda bisa terpantau.

Diagnosis Pityriasis Rosea

Sebagai langkah awal, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan memeriksa kulit pasien untuk melihat karakteristik ruam yang timbul.

Diagnosis akan lebih jelas ketika ruam yang muncul sudah menyebar. Bila baru muncul herald patch, ruam tersebut mirip dengan penyakit kulit lainnya, seperti infeksi jamur atau eksim, bahkan ruam pada sifilis.

Umumnya, dokter sudah bisa mendiagnosis pytriasis rosea melalui tanya jawab dan dengan melihat ruam secara langsung. Namun, jika dicurigai penyebabnya adalah penyakit lain, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan oleh dokter, yaitu:

  • Tes darah, untuk mendeteksi apakah ruam disebabkan oleh penyakit infeksi, termasuk sifilis
  • Tes KOH, untuk mengetahui apakah ruam disebabkan oleh infeksi jamur kulit, dengan mengambil sampel kerokan kulit
  • Biopsi kulit, untuk mendeteksi apakah ada pertumbuhan jaringan yang tidak normal di kulit, dengan mengambil sampel kecil kulit

Pengobatan Pityriasis Rosea

Pityriasis rosea adalah kondisi yang umumnya tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 12 minggu. Namun, jika kondisi tidak kunjung membaik dalam kurun waktu tersebut, atau apabila gejala sudah terasa sangat mengganggu, maka diperlukan penanganan oleh dokter.

Penanganan pityriasis rosea bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. Berikut ini adalah metode penanganan pityriasis rosea:

Obat-obatan

Ada beberapa jenis obat yang bisa diresepkan dokter untuk meringankan gejala pityriasis rosea, yaitu:

Obat di atas dapat mempercepat waktu penyembuhan, terutama bila diberikan saat awal penyakit timbul.

Terapi sinar ultraviolet

Jika pityriasis rosea sudah memasuki tahap yang cukup parah, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk melakukan terapi sinar ultraviolet. Pengobatan ini dikenal dengan istilah fototerapi UVB (PUVB). Terapi sinar UV ini dapat membantu mengurangi gejala dan membantu ruam hilang lebih cepat.

Perawatan mandiri

Selain menjalani pengobatan dari dokter, penderita pityriasis rosea juga disarankan untuk melakukan perawatan di rumah dengan cara:

  • Selalu menggunakan pelembap
  • Mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter
  • Mandi dengan menggunakan air dingin
  • Mengompres ruam dengan kompres dingin
  • Berendam dengan campuran oatmeal khusus (oatmeal koloid)
  • Menghindari paparan sinar matahari yang terik

Komplikasi Pityriasis Rosea

Meski pityriasis rosea bisa sembuh dengan sendirinya, penyakit kulit ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan menurunkan kepercayaan diri penderitanya. Jika tidak ditangani dengan benar, pityriasis rosea bisa menyebabkan perubahan warna kulit menjadi gelap setelah sembuh.

Meski jarang terjadi, ibu hamil yang menderita pityriasis rosea, terutama dalam 15 minggu pertama kehamilan, berisiko mengalami keguguran. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan secara rutin, guna mengantisipasi penyakit yang bisa membahayakan janin.

Pencegahan Pityriasis Rosea

Pityriasis rosea tidak dapat dicegah. Namun, jika Anda mengalami gejala-gejala pityriasis rosea, segera periksakan diri ke dokter. Dengan begitu, dokter dapat memberikan penanganan yang tepat sesuai kondisi yang Anda alami.