Polip hidung pada anak memang jarang terjadi, tetapi gejalanya bisa membuat Si Kecil menjadi rewel karena sulit bernapas, terutama saat tidur. Namun, dengan penanganan yang tepat dan dukungan Bunda di rumah, kondisi ini bisa diatasi serta mencegah terjadinya komplikasi jangka panjang.
Polip hidung pada anak adalah benjolan lunak berwarna pucat yang tumbuh di dalam rongga hidung atau sinus. Meski umumnya tidak berbahaya, polip dapat mengganggu pernapasan dan menyebabkan anak kesulitan tidur atau beraktivitas. Kondisi ini sering muncul akibat peradangan jangka panjang pada saluran hidung dan sinus, misalnya karena alergi, asma, atau infeksi berulang.

Meski lebih sering ditemukan pada orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalaminya, terutama jika memiliki riwayat alergi atau penyakit kronis, seperti sinusitis. Karena itu, penting bagi Ayah dan Bunda untuk mengenali tanda-tanda polip hidung pada anak agar bisa segera ditangani sebelum menimbulkan gangguan lebih lanjut.
Ciri dan Gejala Polip Hidung pada Anak
Gejala polip hidung pada anak bisa membuat Si Kecil tidak nyaman dan sering kali menyerupai pilek atau alergi biasa. Agar tidak salah mengenali, berikut tanda-tandanya yang perlu Bunda perhatikan:
- Hidung tersumbat di kedua lubang hidung
- Ingus keluar terus-menerus, kadang kental
- Anak sering bernapas lewat mulut, terutama saat tidur
- Penurunan indra penciuman atau tidak bisa mencium bau (anosmia)
- Tidur tidak nyenyak dan mendengkur
- Sering mengalami batuk lama atau sinusitis berulang
- Suara menjadi serak atau bindeng
- Sakit kepala atau nyeri di dahi dan pipi
- Mata berair atau tampak lingkaran hitam di bawah mata
Pada kasus yang berat, terutama jika polip tumbuh besar, wajah anak bisa tampak bengkak atau berubah bentuk (facial deformity). Meski jarang, kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi tumbuh kembang wajah Si Kecil.
Penyebab Polip Hidung pada Anak
Proses terbentuknya polip hidung pada anak berawal dari peradangan yang berlangsung lama di rongga hidung atau sinus. Saat terjadi peradangan, lapisan dalam hidung membengkak dan menghasilkan lendir berlebih sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Jika proses ini terjadi terus-menerus, jaringan di dalam hidung akan mengalami perubahan struktur dan menonjol keluar membentuk polip.
Benjolan ini umumnya tidak mengandung saraf, sehingga tidak terasa sakit. Namun, jika ukurannya besar atau jumlahnya banyak, polip bisa menyumbat saluran pernapasan dan mengganggu aliran udara.
Beberapa penyebab umum polip hidung meliputi:
1. Alergi
Paparan debu, serbuk sari, bulu hewan, atau makanan tertentu dapat memicu reaksi alergi. Sistem imun anak merespons alergen tersebut dengan melepaskan zat peradangan yang membuat hidung bengkak dan memproduksi lendir berlebih. Bila kondisi ini sering kambuh, jaringan hidung dapat tumbuh menjadi polip.
2. Asma
Anak dengan asma memiliki saluran napas yang sensitif dan mudah meradang. Peradangan di hidung dan sinus yang terus-menerus dapat menimbulkan polip, apalagi jika asma tidak terkontrol dengan baik.
3. Sinusitis kronis
Infeksi sinus yang berlangsung lama dapat memicu pertumbuhan polip. Hidung tersumbat dan lendir berlebih yang tidak kunjung sembuh menjadi tanda bahwa peradangan sudah kronis dan perlu penanganan dokter.
4. Fibrosis kistik
Penyakit genetik ini membuat lendir di tubuh menjadi sangat kental, termasuk di saluran napas. Lendir yang menumpuk bisa menyumbat sinus dan memicu infeksi berulang hingga akhirnya membentuk polip.
5. Faktor genetik
Jika Ayah atau Bunda memiliki riwayat polip hidung, risiko Si Kecil mengalaminya juga lebih besar karena faktor keturunan.
6. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap munculnya polip hidung pada anak. Udara yang kering, polusi, serta paparan asap rokok dapat memperburuk peradangan di hidung. Demikian pula dengan alergen seperti debu rumah, tungau, dan bulu hewan peliharaan. Anak yang sering terpapar zat-zat ini berisiko lebih tinggi mengalami polip.
Cara Dokter Mendiagnosis Polip Hidung pada Anak
Untuk memastikan polip hidung pada anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti:
- Pemeriksaan hidung dengan alat endoskop, untuk melihat keberadaan polip di rongga hidung
- CT scan sinus, guna menilai ukuran polip serta apakah sudah menyumbat rongga sinus
- Tes alergi, jika dokter mencurigai polip disebabkan oleh reaksi alergi
- Tes genetik, terutama bila dokter mencurigai adanya penyakit seperti fibrosis kistik
Pemeriksaan ini membantu menentukan ukuran polip, tingkat peradangannya, dan apakah dibutuhkan tindakan medis lebih lanjut.
Penanganan Polip Hidung pada Anak
Pengobatan polip hidung pada anak disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Berikut ini adalah penjelasannya:
Penanaganan medis
Beberapa langkah penanganan meliputi:
- Obat semprot hidung kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan dan membantu mengecilkan polip
- Obat antihistamin, untuk mengontrol alergi yang memicu polip
- Antibiotik, jika disertai infeksi bakteri
- Tindakan operasi (polipektomi), jika polip berukuran besar atau tidak merespons pengobatan
Pada polip kecil, dokter biasanya memberikan obat untuk mengurangi peradangan dan memperkecil ukuran polip. Sementara itu, operasi dilakukan oleh dokter THT dengan alat khusus, dan biasanya anak dapat pulih dalam beberapa hari. Setelah operasi, anak tetap perlu kontrol rutin agar polip tidak tumbuh kembali.
Setelah pengobatan atau operasi, anak tetap perlu melakukan kontrol rutin ke dokter THT. Pemeriksaan lanjutan berguna untuk memastikan tidak ada tanda-tanda kekambuhan polip hidung pada anak. Biasanya dokter akan menjadwalkan kontrol pertama sekitar 1–2 minggu setelah tindakan, lalu setiap 3–6 bulan tergantung kondisi anak.
Penanganan rumahan
Selain pengobatan dari dokter, Bunda juga dapat membantu meringankan gejala polip hidung pada anak dengan perawatan sederhana di rumah, seperti:
- Membilas hidung dengan larutan saline (air garam steril) untuk membersihkan lendir dan mengurangi penyumbatan
- Menjaga kelembapan udara di kamar tidur dengan humidifier agar hidung tidak kering
- Memastikan anak minum cukup air setiap hari untuk membantu mengencerkan lendir
- Menjaga pola makan sehat, terutama makanan kaya vitamin C dan antioksidan, seperti jeruk, tomat, dan sayuran hijau untuk memperkuat daya tahan tubuh
- Menghindari pemicu alergi, termasuk asap rokok, debu, dan bulu hewan
- Memastikan anak tidak sering mengorek atau menggosok hidung
Dengan rutinitas ini, peradangan di hidung dapat berkurang, sehingga mempercepat pemulihan dan mencegah polip tumbuh kembali setelah pengobatan.
Komplikasi Akibat Polip Hidung pada Anak
Jika tidak ditangani, polip hidung pada anak dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
- Gangguan tidur kronis, karena hidung tersumbat dan napas tidak lancar
- Sinusitis berulang, akibat sumbatan di saluran sinus
- Gangguan penciuman permanen bila peradangan sudah lama
- Gangguan pembentukan wajah (deformitas), pada kasus polip besar yang menekan struktur wajah
Penanganan dini sangat penting agar kondisi ini tidak menimbulkan efek jangka panjang pada kesehatan dan kualitas hidup Si Kecil.
Apakah Polip Hidung Bisa Kambuh?
Polip hidung pada anak berpotensi kambuh, terutama bila penyebab utamanya, seperti alergi atau sinusitis kronis, tidak diatasi. Setelah operasi atau pengobatan, dokter biasanya akan memberikan terapi lanjutan, seperti obat semprot hidung kortikosteroid jangka panjang untuk mencegah kekambuhan.
Bunda juga perlu mengawasi tanda-tanda awal kambuhnya polip, seperti hidung kembali mampet, anak mendengkur, atau sering pilek tanpa sebab jelas. Bila hal ini terjadi, segera lakukan kontrol ulang ke dokter. Pemeriksaan berkala sangat penting agar polip dapat terdeteksi lebih cepat sebelum tumbuh besar lagi.
Kapan Bunda Perlu Membawa Anak ke Dokter?
Segera bawa Si Kecil ke dokter jika Bunda melihat gejala seperti:
- Hidung tersumbat lebih dari 2 minggu
- Lendir keluar terus-menerus meski sudah minum obat
- Anak bernapas lewat mulut dan mendengkur setiap malam
- Wajah tampak bengkak atau nyeri di sekitar mata dan hidung
- Anak sulit mencium bau atau makanan terasa hambar
Jika Bunda ragu, gunakan fitur Chat Bersama Dokter di ALODOKTER untuk berkonsultasi langsung dengan dokter THT. Dokter akan membantu menentukan apakah Si Kecil perlu diperiksa lebih lanjut atau cukup dengan perawatan di rumah.
Cara Mencegah Polip Hidung pada Anak
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk menurunkan risiko polip hidung pada anak, Bunda bisa melakukan hal-hal berikut di rumah:
- Hindari paparan debu, asap rokok, atau bulu hewan.
- Pastikan Si Kecil sering mencuci tangan dan menjaga kebersihan diri.
- Gunakan humidifier jika udara di rumah terasa kering, apabila memungkinkan.
- Segera tangani pilek atau batuk agar tidak berlanjut menjadi peradangan sinus.
- Hindari penggunaan pengharum ruangan atau semprotan kimia yang bisa mengiritasi hidung.
- Rutin konsultasi ke dokter jika anak memiliki alergi atau sinusitis kronis.
Konsistensi dalam menjaga kebersihan dan mengontrol alergi dapat membantu mencegah peradangan berulang di hidung yang menjadi pemicu polip.
Bagaimana Polip Hidung Mempengaruhi Perkembangan Anak
Selain mengganggu pernapasan, polip hidung pada anak dapat berdampak pada tumbuh kembangnya. Anak yang sering sulit bernapas melalui hidung cenderung bernapas lewat mulut, sehingga udara yang masuk ke paru-paru tidak tersaring dengan baik. Hal ini bisa menyebabkan anak lebih mudah terkena infeksi tenggorokan atau batuk kronis.
Selain itu, bernapas lewat mulut dalam jangka panjang dapat mengubah struktur wajah, menyebabkan rahang atas menonjol, dan gigi menjadi tidak sejajar. Kondisi ini disebut mouth breathing face dan dapat memengaruhi penampilan serta kepercayaan diri anak di masa depan.
Gangguan tidur akibat polip juga membuat anak sulit berkonsentrasi di sekolah, mudah lelah, dan mengalami gangguan mood. Karena itu, perawatan yang cepat dan menyeluruh tidak hanya membantu anak bernapas lega, tetapi juga menjaga kualitas tumbuh kembangnya secara keseluruhan.
Polip hidung pada anak bisa terasa menakutkan bagi Bunda, tetapi kondisi ini dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat. Jangan abaikan gejala seperti hidung tersumbat kronis, lendir berlebihan, atau suara bindeng yang tak kunjung hilang.
Segera konsultasikan ke dokter THT atau manfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di ALODOKTER untuk mendapatkan saran medis yang akurat tanpa harus keluar rumah. Bila diperlukan, Bunda juga bisa langsung Buat Janji Dokter di rumah sakit pilihan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dengan deteksi dan perawatan yang cepat, Bunda bisa membantu Si Kecil bernapas lega kembali dan tumbuh dengan sehat tanpa gangguan akibat polip hidung.