Pramipexole adalah obat untuk meringankan gejala penyakit Parkinson, seperti otot kaku, tremor, gerakan yang lambat, dan gangguan keseimbangan. Pramipexole dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan levodopa.
Pramipexole bekerja dengan cara menyeimbangkan kadar dopamin di otak yang berfungsi mengendalikan pergerakan tubuh. Hal ini dapat mengurangi kaku otot dan tremor sehingga gerakan menjadi lebih bebas dan stabil. Dengan begitu, penderita penyakit Parkinson bisa beraktivitas dengan lebih lancar.
Pramipexole juga digunakan dalam pengobatan sindrom kaki gelisah (restless legs syndrome/RLS), yaitu kondisi yang menyebabkan timbulnya dorongan untuk terus menggerakkan kaki sehingga mengganggu tidur. Obat ini dapat meringankan gejala RLS dan meningkatkan kualitas tidur penderita.
Merek dagang pramipexole: Pramifrol, Pramifrol ER, Sifrol, Sifrol ER
Apa Itu Pramipexole
Golongan | Obat resep |
Kategori | Agonist dopamine |
Manfaat | Meringankan gejala penyakit Parkinson |
Mengatasi gejala sindrom kaki gelisah | |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Pramipexole untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Pramipexole untuk ibu menyusui | Pramipexole bisa menurunkan produksi ASI, terutama pada minggu pertama setelah melahirkan. Penggunaan pramipexole juga bisa menyebabkan kantuk berat. Karenanya, pramipexole tidak boleh digunakan selama masa menyusui, kecuali atas anjuran dokter. |
Tanyakan kepada dokter mengenai obat lain yang lebih aman digunakan selama masa menyusui, terutama jika bayi lahir prematur atau usia bayi belum genap 1 bulan. | |
Bentuk obat | Tablet, tablet lepas lambat |
Peringatan sebelum Menggunakan Pramipexole
Pramipexole merupakan obat resep sehingga penggunaannya harus sesuai petunjuk dokter. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan pramipexole, yaitu:
- Informasikan kepada dokter perihal riwayat alergi yang Anda miliki. Pramipexole tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita gangguan gerak berupa gerakan berulang yang tidak disengaja, baik yang dipicu pengobatan tertentu maupun yang tidak.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan pramipexole jika Anda sedang atau pernah mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah, hipotensi ortostatik, penyakit ginjal, penyakit jantung, atau gangguan tidur, seperti sleep apnea atau narkolepsi.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika pernah mengalami halusinasi, linglung, psikosis, atau skizofrenia.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Hindari konsumsi pramipexole bersama produk herbal yang mengandung St John's wort atau valerian tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan pramipexole jika direncanakan untuk menjalani operasi atau tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
- Jangan mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum obat ini. Pramipexole dapat menyebabkan pusing, kantuk, dan tertidur mendadak. Pastikan kondisi Anda sudah benar-benar prima jika hendak melakukan kegiatan tersebut.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan pramipexole. Minuman beralkohol bisa menambah berat efek kantuk dari obat ini.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi pramipexole.
Dosis dan Aturan Pakai Pramipexole
Berikut adalah dosis pramipexole untuk orang dewasa berdasarkan jenis tablet dan kondisi yang ditangani:
Kondisi: Penyakit Parkinson
- Tablet biasa: Dosis awal 0,125 mg 3 kali sehari pada minggu pertama, kemudian ditingkatkan menjadi 0,25 mg 3 kali sehari pada minggu kedua, dan 0,5 mg 3 kali sehari pada minggu ketiga, tergantung respons pasien. Dosis maksimal 4,5 mg per hari.
- Tablet lepas lambat: Dosis awal 0,375 mg per hari. Bila perlu, dosis ditingkatkan menjadi 0,75 mg setelah 5–7 hari. Jika perbaikan gejala belum maksimal, dosis dapat ditingkatkan lagi sebesar 0,75 mg setiap minimal 1 minggu. Dosis maksimal 4,5 mg per hari.
Kondisi: Sindrom kaki gelisah
- Tablet biasa: Dosis awal 0,125 mg, 1 kali sehari dikonsumsi 2–3 jam sebelum tidur. Dosis dapat ditingkatkan tiap 4–7 hari dengan maksimal dosis 0,75 mg per hari.
Cara Menggunakan Pramipexole dengan Benar
Pastikan untuk menggunakan pramipexole sesuai arahan dokter dan petunjuk yang terdapat di kemasannya. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa sepengetahuan dokter.
Panduan penggunaan pramipexole yang benar adalah sebagai berikut:
- Pramipexole bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Jika timbul mual, sebaiknya konsumsi obat ini pada saat makan.
- Telan tablet pramipexole dengan air putih.
- Untuk pramipexole sediaan tablet lepas lambat, telan obat ini dalam kondisi utuh dengan air putih, tanpa dikunyah, dibelah, atau dihancurkan terlebih dahulu.
- Penggunaan pramipexole dapat menyebabkan tekanan darah rendah dan hipotensi ortostatik, yaitu pusing saat berdiri dari posisi duduk atau berbaring. Untuk mencegah hal ini terjadi, hindari gerakan yang terlalu cepat saat hendak berdiri.
- Bagi pasien penyakit Parkinson yang lupa mengonsumsi pramipexole tablet, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jika lupa mengonsumsi pramipexole tablet lepas lambat, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat sudah terlewat lebih dari 12 jam, minumlah pramipexole pada jadwal berikutnya tanpa menggandakan dosis.
- Bagi pasien RLS yang lupa mengonsumsi pramipexole, abaikan saja dosis yang terlewat dan minumlah obat pada jadwal selanjutnya tanpa menggandakan dosis.
- Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter. Selama menggunakan pramipexole, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan mata secara rutin untuk mendeteksi munculnya efek samping gangguan penglihatan selama pengobatan.
- Jangan menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter. Menghentikan penggunaan pramipexole secara mendadak dapat menimbulkan gejala putus obat, seperti gangguan kecemasan, depresi, linglung, dan kaku otot. Jika pengobatan perlu dihentikan, dokter akan mengurangi dosis secara berkala.
- Simpan pramipexole di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan konsumsi pramipexole yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Interaksi Pramipexole dengan Obat Lain
Berikut ini adalah efek interaksi yang bisa terjadi jika pramipexole digunakan bersama obat lain:
- Peningkatan efek kantuk jika digunakan dengan obat-obatan yang menekan sistem saraf pusat, seperti benzodiazepine atau barbiturat
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping pramipexole jika digunakan dengan cimetidine
- Penurunan efektivitas pramipexole jika digunakan dengan metildopa atau obat golongan antipsikotik, seperti haloperidol
Guna terhindar dari efek interaksi yang berbahaya, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter jika akan menggunakan pramipexole bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Pramipexole
Efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan pramipexole adalah:
- Mual
- Mulut kering
- Kantuk
- Gangguan tidur, seperti insomnia atau mimpi yang aneh
- Pusing
- Sakit kepala
- Sering buang air kecil
- Sembelit atau malah diare
- Lemas
- Hilang nafsu makan
Penggunaan pramipexole juga bisa menyebabkan seseorang tertidur tiba-tiba saat sedang beraktivitas, misalnya saat sedang makan, bekerja, atau berkendara, bahkan ketika sama sekali tidak merasakan kantuk. Beri tahu dokter jika hal ini terjadi selama pengobatan.
Segera hubungi dokter melalui chat jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang mengganggu, termasuk:
- Pusing berat seperti akan pingsan
- Perubahan suasana hati dan perilaku yang drastis, seperti halusinasi, depresi, perilaku agresif, perilaku impulsif, atau hilang ingatan
- Tremor makin parah, makin sulit berjalan atau bergerak
- Kram atau nyeri otot
- Perubahan postur yang terlihat tidak biasa, misalnya tubuh jadi membungkuk
- Tidak bisa diam atau tidak berhenti bergerak
- Performa dan gairah seksual menurun, atau impotensi
- Bengkak di kaki
- Nyeri dada, detak jantung tidak teratur, sesak napas
- Gejala gangguan ginjal, seperti urine yang keluar makin sedikit atau tidak keluar sama sekali
- Gangguan penglihatan
- Gerakan tubuh yang tidak terkendali, seperti kedutan atau menghentakkan bagian tubuh tertentu