Radang telinga tengah terjadi ketika virus atau bakteri menginfeksi area di belakang gendang telinga. Selain itu, ada beberapa hal lain yang juga bisa menjadi penyebabnya. Dengan mengetahui penyebab peradangan di telinga tengah, langkah pencegahan pun dapat dilakukan.

Radang telinga tengah atau otitis media paling umum terjadi pada anak-anak, tetapi bisa juga dialami oleh orang dewasa. Penyakit telinga ini diawali dengan penumpukan cairan atau penyumbatan saluran di telinga tengah. Kondisi tersebut paling sering terjadi akibat infeksi saluran pernapasan.

Radang Telinga Tengah, Kenali Penyebab dan Langkah Pencegahannya - Alodokter

Berbagai Gejala Radang Telinga Tengah

Radang telinga tengah ditandai dengan nyeri telinga, keluar cairan dari telinga, dan penurunan fungsi pendengaran. Selain itu, penderitanya juga dapat mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Demam 38o C atau lebih tinggi
  • Sulit tidur
  • Tidak nafsu makan
  • Sulit mendengar
  • Hilang keseimbangan
  • Sakit kepala
  • Rewel dan sering menarik telinga, jika penderitanya anak-anak

Berbagai Penyebab Radang Telinga Tengah

Radang telinga tengah bisa terjadi karena beberapa faktor atau kondisi tertentu, seperti:

1. Infeksi saluran pernapasan

Sebelumnya telah disebutkan bahwa radang telinga tengah paling umum disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan yang menyebar ke telinga. Bakteri atau virus penyebab infeksi bisa masuk ke telinga tengah melalui saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan dan belakang hidung.

Bakteri atau virus tersebut kemudian menyebabkan saluran eustachius bengkak. Pembengkakan ini dapat menyumbat saluran tersebut dan membuat cairan menumpuk di telinga tengah. Akibatnya, terjadi peradangan di telinga tengah dan menimbulkan nyeri di telinga.

2. Saluran telinga yang masih berkembang

Radang telinga tengah termasuk salah satu penyakit yang banyak dialami anak-anak, biasanya usia 3 bulan hingga 8 tahun.

Namun, kondisi ini lebih rentan terjadi pada anak karena ukuran saluran eustachius dan sistem kekebalan tubuhnya masih berkembang. Tidak hanya ukurannya, bentuk saluran eustachius pada anak juga lebih sempit dan lebih pendek sehingga lebih rentan tersumbat dan menyebabkan radang telinga tengah.

3. Kebiasaan menyusu dengan botol sambil telentang

Radang telinga tengah juga kerap dialami oleh anak yang sering minum atau menyusu dengan botol sambil berbaring telentang. Pada posisi ini, air bisa masuk ke dalam saluran eustachius dan menyebabkan iritasi atau pembengkakan.

Untuk meminimalkan risiko terjadinya radang telinga tengah, Anda bisa menggendong atau meletakkan Si Kecil dengan posisi miring saat memberinya susu dalam botol.

4. Kelebihan lendir dan air liur selama tumbuh gigi

Bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan gigi biasanya menghasilkan lendir atau air liur yang lebih banyak. Kelebihan lendir atau air liur selama tumbuh gigi membuat bayi lebih rentan mengalami radang telinga tengah, karena air liur mengalir ke saluran eustachius.

5. Paparan asap rokok

Anak yang sering terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi terkena radang telinga tengah. Asap dari rokok yang terbakar dan asap yang dihembuskan dari perokok bisa menyebabkan iritasi pada saluran eustachius.

6. Amandel yang terinfeksi

Meski jarang terjadi, amandel yang terinfeksi bisa menyebabkan radang telinga tengah. Ini terjadi apabila infeksi bakteri atau virus penyebab amandel menyebar ke lapisan lendir di telinga tengah.

7. Pembengkakan kelenjar adenoid

Adenoid merupakan kelenjar yang terletak di belakang hidung, dekat dengan saluran eustachius. Karena posisinya dekat dengan saluran eustachius, adenoid yang membengkak bisa menyumbat saluran dan menyebabkan penumpukan cairan di telinga tengah hingga menimbulkan infeksi.

Pembengkakan kelenjar adenoid biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan sering dialami anak-anak karena ukuran kelenjar adenoid relatif anak lebih besar dari orang dewasa.

8. Penyakit kronis

Orang yang menderita penyakit kronis tertentu juga rentan terkena radang telinga tengah. Penyakit kronis ini meliputi penurunan fungsi sistem imun, misalnya pada penderita autoimun dan penyakit pernapasan kronis, sepertu cystic fibrosis dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Cara Mencegah Radang Telinga Tengah

Untuk mengurangi risiko terjadinya radang telinga tengah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:

  • Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
  • Hindari berbagi peralatan makan dan minum dengan orang lain.
  • Tutup hidung dan mulut saat batuk maupun bersin.
  • Jauhi rokok dan hindari paparan asap rokok.
  • Jika memungkinkan, usahakan untuk memberikan ASI kepada Si Kecil sebab ASI mengandung antibodi yang dapat memberikan perlindungan dari infeksi.
  • Saat memberi susu botol, pastikan Si Kecil dalam posisi tegak dan hindari menyangga botol di mulut bayi saat ia berbaring.

Gejala radang telinga tengah biasanya membaik dalam waktu 5–7 hari tanpa pengobatan. Namun, untuk mengurangi rasa sakit di telinga dan demam, Anda bisa menggunakan paracetamol atau ibuprofen sesuai dosis yang dianjurkan hingga gejala mereda.

Jika radang telinga memburuk atau tidak membaik, antibiotik resep biasanya diberikan untuk melawan infeksi yang khususnya disebabkan oleh bakteri.

Sebagian besar infeksi telinga tidak menyebabkan masalah jangka panjang. Namun, apabila terjadi secara berulang kali, radang telinga tengah dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Komplikasi ini terjadi bila ada kerusakan permanen pada gendang telinga atau struktur telinga tengah lainnya.

Jika radang telinga tengah tidak membaik dengan perawatan mandiri, bahkan keluar nanah atau darah dari telinga, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Penanganan diperlukan untuk mencegah infeksi telinga yang berkelanjutan sekaligus mencegah penumpukan cairan di telinga tengah.