Refeeding syndrome atau sindrom refeeding adalah kondisi yang dapat terjadi akibat pemberian terapi nutrisi yang tidak tepat kepada pasien dengan malnutrisi kronis, termasuk kwashiorkor dan marasmus. Jika tidak ditangani, refeeding syndrome bisa menyebabkan kematian.

Malnutrisi bisa mengubah metabolisme tubuh dalam memproses nutrisi. Sebagai contoh, tubuh yang tidak memperoleh karbohidrat dalam jumlah yang cukup untuk diolah menjadi energi akan mengambil simpanan lemak dan protein.

Refeeding Syndrome - Alodokter

Seiring waktu, kondisi tersebut bisa memengaruhi kadar fosfat, yaitu salah satu jenis elektrolit yang membantu tubuh mengubah glukosa menjadi energi.

Malnutrisi bisa ditangani dengan refeeding, yaitu pemberian nutrisi melalui selang makan atau infus. Namun, jika tubuh penderita menerima nutrisi terlalu cepat, kadar elektrolit dapat menjadi tidak seimbang. Kondisi tersebut bisa mengganggu fungsi organ sehingga penderita berisiko mengalami refeeding syndrome.

Penyebab Refeeding Syndrome

Refeeding syndrome dapat terjadi bila tubuh penderita malnutrisi menerima nutrisi terlalu cepat atau dalam jumlah banyak. Selain itu, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena refeeding syndrome, yaitu:

  • Berat badan menurun dalam kurun waktu 3–6 bulan
  • Memiliki indeks massa tubuh di bawah 18
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
  • Memiliki kondisi yang menyebabkan malabsorbsi, seperti penyakit radang usus, cystic fibrosis, dan sindrom usus pendek
  • Menderita gangguan makan, termasuk anoreksia nervosa dan bulimia
  • Memiliki kondisi diabetes yang tidak terkendali
  • Menggunakan antasida atau diuretik secera berlebihan
  • Menderita gangguan metabolisme akibat pengobatan kanker
  • Menjalani pengobatan obesitas morbid dengan diet ekstrem

Gejala Refeeding Syndrome

Gejala refeeding syndrome biasanya muncul sekitar 4 hari sejak dimulainya proses refeeding. Gejala dan tanda refeeding syndrome dapat berupa:

  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Nyeri otot
  • Mudah lelah atau lesu
  • Linglung
  • Kesulitan bernapas
  • Tekanan darah tinggi
  • Kejang
  • Gangguan irama jantung (aritmia)
  • Koma

Kapan harus ke dokter

Segera datangi IGD rumah sakit terdekat untuk berkonsultasi ke dokter jika Anda atau keluarga Anda mengalami gejala refeeding syndrome. Penting untuk diingat bahwa pemeriksaan oleh dokter perlu segera dilakukan untuk mencegah kondisi makin memburuk.

Diagnosis Refeeding Syndrome

Untuk mendiagnosis refeeding syndrome, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien, disertai pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah dan denyut nadi.

Selanjutnya, dokter akan melakukan tes darah untuk mendeteksi tanda refeeding syndrome, yang dapat berupa:

  • Gula darah tinggi (hiperglikemia)
  • Fosfat rendah (hipofosfatemia)
  • Natrium dalam darah rendah (hiponatremia)
  • Kalium rendah (hipokalemia)
  • Magnesium rendah (hipomagnesemia)

Pengobatan Refeeding Syndrome

Penanganan refeeding syndromeakan disesuaikan dengan keparahan kondisi pasien. Pada pasien yang mengalami gejala berat, dokter akan terlebih dahulu memberikan penanganan agar kondisinya kembali stabil.

Jika kondisi pasien sudah stabil, dokter akan melakukan tindakan guna mencegah gejala refeeding syndrome kambuh kembali. Sejumlah perawatan yang dapat dilakukan oleh dokter di rumah sakit antara lain:

  • Pemberian nutrisi secara perlahan, dengan meningkatkan kalori sedikit demi sedikit
  • Pemberian infus cairan sesuai kondisi pasien

Komplikasi Refeeding Syndrome

Refeeding syndrome merupakan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa. Kondisi ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi pada penderitanya, seperti kerusakan pada jantung, otak, atau ginjal. Bahkan, refeeding syndrome juga bisa menyebabkan kematian

Pencegahan Refeeding Syndrome

Upaya untuk mencegah refeeding syndrome adalah dengan menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:

  • Mengevaluasi kondisi kesehatan orang yang berisiko mengalami refeeding syndrome
  • Menentukan program refeeding yang sesuai dengan kondisi penderita malnutrisi dan gangguan kesehatan lainnya
  • Mengawasi pemberian nutrisi dan cairan kepada penderita malnutrisi