Rhesus adalah salah satu faktor penting dalam penentuan golongan darah, selain A, B, AB, dan O. Mengetahui status rhesus seseorang sangat diperlukan, baik sebelum transfusi darah maupun saat merencanakan kehamilan. Pasalnya, ketidakcocokan rhesus bisa berdampak serius pada kesehatan.

Istilah "rhesus" sering muncul ketika membahas transfusi darah maupun kehamilan. Namun, masih banyak orang yang belum memahami fungsi serta risiko jika terjadi ketidakcocokan rhesus, terutama pada ibu hamil.

Rhesus, Faktor Penting dalam Penentuan Golongan Darah - Alodokter

Apa Itu Rhesus dan Mengapa Penting Diketahui?

Rhesus, atau faktor Rh, adalah protein yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Seseorang dengan rhesus positif memiliki protein ini, sedangkan rhesus negatif tidak. Pemeriksaan rhesus biasanya dilakukan bersama cek golongan darah, karena keduanya sangat berpengaruh dalam berbagai kondisi medis.

Tes rhesus biasanya dilakukan saat persiapan transfusi darah, sebelum operasi besar, persiapan donor darah, maupun saat pemeriksaan kehamilan awal.

Rhesus menentukan apakah darah dari donor bisa diberikan dengan aman kepada pasien. Jika seseorang dengan rhesus negatif menerima darah rhesus positif, sistem imun penerima dapat mengenali protein Rh (rhesus) pada darah donor sebagai zat asing.

Akibatnya, tubuh penerima akan membentuk antibodi yang menyerang dan menghancurkan sel darah merah donor yang masuk. Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai risiko, seperti:

  • Reaksi transfusi darah akut, misalnya demam, menggigil, nyeri punggung, mual, muntah, dan tekanan darah turun secara tiba-tiba
  • Kerusakan ginjal akibat sumbatan oleh pecahan sel darah merah
  • Syok yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani
  • Hemolisis, yaitu penghancuran sel darah merah secara massal yang memicu anemia berat, jaundice (penyakit kuning), hingga kegagalan organ

Seseorang dengan rhesus positif (Rh+) dapat menerima darah dari donor dengan rhesus positif maupun rhesus negatif. Hal ini karena tubuh orang dengan rhesus positif sudah memiliki protein Rh pada sel darah merahnya, sehingga tidak akan menganggap protein Rh dari darah donor sebagai benda asing.

Sementara itu, jika seorang ibu memiliki rhesus negatif dan janin rhesus positif, tubuh ibu bisa membentuk antibodi yang menyerang sel darah janin. Kondisi ini dapat menimbulkan masalah serius, misalnya anemia berat pada bayi (eritroblastosis fetalis), bayi lahir kuning, atau keguguran.

Pada ibu hamil dengan rhesus negatif, dokter biasanya akan memberikan suntikan Rho(D) immunoglobulin untuk mencegah pembentukan antibodi berbahaya.

Jenis rhesus yang umum pada masyarakat Indonesia adalah rhesus positif (Rh+). Sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki rhesus positif, yaitu sekitar 95–99% dari total populasi. Sementara itu, rhesus negatif (Rh–) sangat jarang ditemukan, hanya sekitar 1–5% saja.

Mengetahui status rhesus sejak awal sangat membantu dalam menentukan langkah medis yang tepat, baik saat mempersiapkan transfusi darah maupun sebelum atau selama kehamilan.

Kesimpulannya, rhesus adalah faktor penting yang menentukan kecocokan darah. Jika Anda belum mengetahui status rhesus, sebaiknya lakukan pemeriksaan, terutama jika berencana donor darah atau sedang merencanakan kehamilan.

Bila masih ragu atau memiliki riwayat kehamilan bermasalah, jangan ragu untuk Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER agar bisa mendapatkan informasi dan penanganan sesuai kebutuhan Anda.