Rifabiotic adalah obat untuk mengatasi berbagai infeksi serius akibat bakteri, seperti tuberkulosis, kusta, meningitis, dan infeksi berat lain yang sensitif terhadap rifampicin. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mencegah meningitis pada orang yang memiliki kontak erat dengan penderita.
Rifabiotic mengandung rifampicin, yang bekerja dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri, terutama Mycobacterium tuberculosis, yaitu bakteri penyebab utama TBC. Agar pengobatan lebih efektif dan mencegah bakteri menjadi kebal, Rifabiotic umumnya dikombinasikan dengan antibiotik lain.

Rifabiotic tersedia dalam bentuk kaplet salut selaput dan termasuk dalam golongan obat keras yang hanya bisa digunakan dengan resep dokter. Artinya, obat ini tidak boleh digunakan tanpa anjuran dan pengawasan dokter.
Produk Rifabioitic
Rifabiotic tersedia dalam 2 varian, yaitu:
- Rifabiotic 600 mg Kaplet, yang tiap kapletnya mengandung 600 mg rifampicin.
- Rifabiotic 450 mg Kaplet, dengan kandungan 450 mg rifampicin tiap kaplet.
Apa Itu Rifabiotic
| Bahan aktif | Rifampicin |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antibiotik |
| Manfaat | Mencegah dan mengobati infeksi bakteri |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
| Rifabiotic untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. |
| Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
| Rifabiotic untuk ibu menyusui | Kandungan rifampicin dalam Rifabiotic dapat terserap ke dalam ASI. Jika Anda sedang menyusui, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. |
| Bentuk obat | Kaplet salut selaput |
Peringatan sebelum Menggunakan Rifabiotic
Sebelum memulai pengobatan dengan Rifabiotic, ada beberapa hal penting yang harus Anda ketahui agar penggunaan obat ini aman dan sesuai kebutuhan Anda, di antaranya:
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap rifampicin atau obat lain yang masih satu golongan. Jika Anda pernah mengalami reaksi alergi serius akibat obat apa pun, sampaikan juga hal tersebut kepada dokter.
- Informasikan jika Anda memiliki atau pernah mengalami penyakit liver, ginjal, jantung, sistem imun, atau kelainan darah. Begitu juga jika Anda menderita diabetes, infeksi HIV, porfiria, gangguan perdarahan, malnutrisi, kekurangan vitamin K, atau kecanduan alkohol.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui, karena penggunaan rifampicin dalam kondisi ini perlu pertimbangan khusus.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, baik resep dokter, obat bebas, suplemen, maupun produk herbal. Rifabiotic dapat berinteraksi dengan banyak obat lain dan mungkin memerlukan penyesuaian dosis atau pemantauan tambahan.
- Diskusikan alternatif lainnya bersama dokter, jika Anda sedang menggunakan kontrasepsi hormonal. Obat ini dapat menurunkan efektivitas pil KB.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi Rifabiotic, jika Anda akan menjalani tindakan medis, termasuk operasi besar maupun operasi kecil seperti cabut gigi.
- Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter jika Anda berencana melakukan vaksin yang mengandung bakteri hidup seperti vaksin tifoid.
- Rifabiotic dapat memengaruhi hasil tes urine, seperti tes narkoba, sehingga hasilnya bisa tidak akurat. Informasikan kepada tenaga medis jika Anda sedang menggunakan Rifabiotic.
- Obat ini bisa menyebabkan air seni, keringat, air mata, dan air liur berwarna kemerahan atau oranye. Meski tidak berbahaya, warna ini bisa menodai lensa kontak atau gigi palsu secara permanen.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi obat ini. Rifabiotic dapat menyebabkan kantuk atau pusing.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi seperti ruam, gatal parah, sesak napas, tanda-tanda overdosis, atau efek samping serius lainnya selama menggunakan obat ini.
Dosis dan Aturan Pakai Rifabiotic
Penggunaan Rifabiotic harus sesuai resep dokter dan biasanya dikombinasikan dengan antibiotik lain agar hasilnya lebih efektif. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Rifabiotic berdasarkan kondisi yang ditangani:
(TBC) Tuberkulosis
- Dewasa: 8–12 mg per kg berat badan, diminum 1 kali sehari.
Jika berat badan <50 kg: dosis maksimal 450 mg/hari.
Jika ≥50 kg: maksimal 600 mg/hari. - Anak-anak: 10–20 mg/kgBB/hari, maksimal 600 mg/hari.
- Dewasa: 600 mg, 1 kali setiap bulan. Dosis alternatif: 10 mg/kgBB, maksimal 450 mg untuk berat badan <50 kg dan 600 mg untuk berat badan ≥50 kg.
Brucellosis, penyakit legionnaire, dan Infeksi staphylococcus berat
- Dewasa: 600–1.200 mg per hari, diminum 2-4 kali sehari.
Pencegahan meningitis karena neisseria meningitidis
- Dewasa: 600 mg, 2 kali sehari selama 2 hari.
- Anak <1 bulan: 5 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 2 hari.
- Anak ≥1 bulan: 10 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 2 hari.
Pencegahan meningitis karena haemophilus influenzae
- Dewasa: 20 mg/kgBB, 1 kali sehari selama 4 hari.
- Anak <1 bulan: 10 mg/kgBB/hari selama 4 hari.
- Anak ≥1 bulan: 20 mg/kgBB, 1 kali sehari selama 4 hari.
Cara Menggunakan Rifabiotic dengan Benar
Gunakan Rifabiotic sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter dan baca petunjuk pada label kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Penggunaan Rifabiotic dengan cara yang tepat membantu memaksimalkan manfaat obat dan mencegah efek samping, berikut penjelasannya:
- Minum Rifabiotic saat perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Jika perut terasa tidak nyaman, obat boleh diminum bersama makanan atau antasida. Namun, hindari antasida yang mengandung aluminium dalam 1 jam sebelum atau sesudah minum Rifabiotic karena bisa mengurangi efektivitas obat.
- Telan Rifabiotic dengan segelas air putih. Jangan dikunyah, dibelah, atau dihancurkan jika berbentuk kaplet. Bila Anda kesulitan menelan kaplet, Anda bisa mencampur isi kaplet dengan 1 sendok madu atau puding, lalu segera diminum dan disusul air putih.
- Minumlah Rifabiotic pada jam yang sama setiap hari. Jika Anda lupa, segera minum obat ini saat teringat. Namun, apabila waktu minum berikutnya sudah dekat, lewati dosis yang terlewat. Jangan menggandakan dosis tanpa petunjuk dokter.
- Jangan menghentikan pengobatan dengan Rifabiotic tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter meskipun gejala sudah membaik. Menghentikan antibiotik terlalu cepat bisa menyebabkan bakteri menjadi kebal dan infeksi sulit diobati.
- Selama menggunakan Rifabiotic, Anda mungkin diminta menjalani pemeriksaan medis berkala, seperti tes darah lengkap, untuk memantau kondisi tubuh dan memastikan pengobatan berjalan baik.
- Jangan memberikan Rifabiotic kepada orang lain, meskipun gejalanya tampak mirip. Setiap orang butuh dosis dan penanganan yang berbeda.
- Jangan gunakan Rifabiotic yang sudah kedaluwarsa.
- Simpan Rifabiotic di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung. Pastikan juga disimpan jauh dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Rifabiotic dengan Obat Lain
Beberapa obat dapat memengaruhi kerja Rifabiotic atau sebaliknya, sehingga mengenal interaksi ini penting untuk menghindari komplikasi selama pengobatan.
- Penurunan efektivitas Rifabiotic jika digunakan bersama dengan beberapa jenis obat lain, seperti, obat penghambat beta , antiaritmia, antijamur, antikonvulsan, antidepresan, kortikosteroid, antidiabetes, analgesik, obat tidur atau penenang termasuk benzodiazepin dan barbiturat, antipsikotik, serta imunosupresan.
- Penurunan efektivitas Rifabiotic jika digunakan bersama dengan obat HIV tertentu, seperti nevirapine, efavirenz, atazanavir, darunavir, fosamprenavir, dan tipranavir, obat cacing praziquantel, digoxin, ondansetron, simvastatin, enalapril, teofilin, losartan, dan kina.
- Penurunan efektivitas pil KB dalam mencegah kehamilan, jika digunakan bersama dengan Rifabiotic.
- Penurunan penyerapan obat jika diminum bersama antasida yang mengandung aluminium.
- Peningkatan risiko efek samping jika digunakan bersamaan dengan probenesid atau trimethoprim-sulfamethoxazole, yang dapat meningkatkan risiko efek samping.
- Peningkatan risiko perdarahan jika digunakan dengan obat antikoagulan seperti warfarin atau antibiotik sefalosporin, seperti cefazolin.
- Peningkatan risiko kerusakan hati jika digunakan bersama dengan isoniazid, pyrazinamide, halothane, saquinavir, atau ritonavir.
Efek Samping dan Bahaya Rifabiotic
Penggunaan Rifabiotic, berisiko menimbulkan efek samping, terutama bila penggunaannya menyalahi dosis. Efek samping yang muncul bisa berupa:
- Perubahan warna urine, air liur, keringat, air mata, bahkan gigi bisa berubah menjadi oranye atau kemerahan. Meski terlihat mencolok, efek ini umumnya tidak berbahaya.
- Mual, muntah, diare, perut terasa kembung, atau nyeri di bagian atas perut seperti sensasi heartburn.
- Penurunan nafsu makan yang kadang disertai rasa tidak nyaman di perut.
- Sakit kepala dan pusing
- Rasa kantuk dan lemas terutama di awal penggunaan.
- Nyeri otot dan sendi
- Gangguan saraf ringan, seperti mati rasa, kesemutan, lemas di lengan atau kaki, bahkan gangguan keseimbangan.
- Kebingungan atau sulit konsentrasi
- Perubahan siklus menstruasi pada sebagian wanita
Hentikan penggunaan Rifabiotic dan segera ke dokter bila Anda mengalami alergi obat atau efek samping serius, seperti:
- Sesak napas, ruam, gatal hebat, biduran, atau bengkak di wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Jantung berdebar cepat, tidak teratur, atau terasa kencang sekali.
- Pusing berat hingga hampir pingsan.
- Kulit melepuh atau mengelupas, termasuk di mulut.
- Demam tinggi disertai pembengkakan kelenjar di leher, ketiak, atau selangkangan.
- BAB berdarah atau hitam pekat seperti aspal.
- Muntah darah atau muntah berwarna cokelat tua seperti ampas kopi.
- Urine berwarna merah atau cokelat tua.
- Mudah memar atau sering mimisan/gusi berdarah tanpa sebab jelas.
- Bintik merah atau ungu di kulit atau di dalam mulut.
- Nyeri sendi parah.
- Lelah luar biasa tanpa sebab jelas.
- Mual terus-menerus, tidak nafsu makan, atau nyeri di perut kanan atas.
- Kulit atau mata menguning, urine gelap, atau feses pucat.
- Penglihatan tiba-tiba terganggu.
Konsultasikan ke dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda atau memburuk. Anda bisa menggunakan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter atau buat janji konsultasi di rumah sakit.