Luka robek umumnya perlu mendapatkan jahitan, terlebih bila robekan cukup lebar. Luka robek yang tidak dijahit bisa menimbulkan infeksi dan komplikasi serius. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kriteria luka robek yang perlu dijahit dan risikonya apabila tidak dijahit.

Hampir setiap orang pernah mengalami luka robek. Luka robek umumnya terjadi akibat terjatuh, tertusuk atau tergores benda tajam, dan terjatuh dari motor. Luka robek yang ringan biasanya tidak perlu dijahit dan bisa dirawat secara mandiri di rumah.

Risiko Luka Robek yang Tidak Dijahit - Alodokter

Namun, jika terjadi luka robek yang serius, seperti perdarahan tidak kunjung berhenti, Anda harus segera mencari perawatan medis. Pada kasus ini, luka robek membutuhkan penanganan dari dokter dan mungkin perlu dijahit.

Kriteria Luka Robek yang Perlu Dijahit

Berikut ini adalah beberapa kriteria luka robek yang perlu mendapatkan jahitan dari dokter:

  • Kedalaman luka lebih dari 1 cm
  • Perdarahan tidak berhenti dengan tindakan penekanan langsung pada luka
  • Perdarahan berlangsung lebih dari 20 menit
  • Luka robek terjadi akibat kecelakaan serius

Berbagai Risiko Luka Robek Tidak Dijahit

Risiko utama luka robek yang tidak dijahit adalah infeksi. Luka yang terinfeksi umumnya ditandai dengan keluarnya nanah berwarna hijau, kuning, atau cokelat dan berbau busuk. Kondisi ini terkadang juga disertai demam.

Ada beberapa jenis infeksi serius dan mengancam nyawa yang dapat terjadi akibat luka robek tidak dijahit, yaitu:

Tetanus

Tetanus dapat menyebabkan kekakuan rahang dan leher, kejang, bahkan kematian. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Gejala infeksi tetanus biasanya muncul 3–21 hari setelah luka terinfeksi.

Fasciitis nekrotikans

Fasciitis nekrotikans adalah infeksi parah pada jaringan lunak yang dapat disebabkan oleh beragam jenis bakteri, antara lain Clostridium dan Streptococcus. Infeksi ini ditandai dengan kulit merah, hangat, bengkak, atau luka yang terasa sangat nyeri.

Jika tidak segera ditangani, fasciitis nekrotikans dapat menyebabkan komplikasi serius yang mengancam nyawa, seperti sepsis dan gagal ginjal.

Selulitis

Selulitis adalah infeksi bakteri pada luka robek yang umum terjadi dan berpotensi serius. Umumnya, selulitis disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus dan Staphylococcus aureus. Gejala selulitis biasanya berupa area kulit yang teriritasi, pembengkakan, rasa sakit, dan disertai demam.

Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti:

Selain infeksi, luka robek yang tidak dijahit juga berisiko gagal sembuh atau luka sembuh lebih lama dari semestinya. Perlu atau tidaknya luka dijahit tergantung pada tinggi rendahnya risiko luka mengalami infeksi.

Luka yang dibiarkan terbuka oleh dokter dan tidak dijahit umumnya adalah luka robek yang sudah terinfeksi atau mengandung benda asing atau material yang berpotensi menginfeksi. Untuk menanganinya, dokter akan membersikan luka tersebut dengan cairan irigasi dan membuang jaringan yang mati.

Pada intinya, luka robek bukanlah kondisi yang bisa dibiarkan karena dapat menimbulkan beragam komplikasi berbahaya. Oleh karena itu, jika Anda mengalami luka robek, baik besar maupun kecil, sebaiknya segeralah periksakan ke dokter. Dokter akan menentukan penanganan yang tepat dan aman untuk luka Anda.

Ditulis oleh:

dr. Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS
(Dokter Spesialis Bedah)