Rostin adalah obat untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Obat ini umumnya diresepkan pada penderita kolesterol tinggi, termasuk anak yang mengalami heterozygous familial hypercholesterolaemia.

Kandungan rosuvastatin dalam Rostin bekerja dengan cara menghambat enzim tertentu di hati yang berperan memproduksi kolesterol. Alhasil, kadar LDL dan trigliserida (lemak) menjadi berkurang, sedangkan kadar HDL meningkat.

Rostin

Dengan menggunakan Rostin, kadar kolesterol menjadi lebih terkontrol serta penumpukan lemak di dinding pembuluh darah bisa diminimalkan. Hasilnya, risiko terkena penyakit jantung dan stroke bisa ditekan.

Produk Rostin

Rostin terbagi menjadi 2 varian, yaitu:

Apa Itu Rostin

Bahan aktif Rosuvastatin 
Golongan Obat resep
Kategori Obat penurun kolesterol golongan statin
Manfaat Menurunkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida pada penderita kolesterol tinggi, serta meningkatkan kadar kolesterol baik
Menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke
Digunakan oleh Dewasa, anak-anak, dan lansia
Rostin untuk ibu hamil Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin.
Obat dalam kategori ini tidak boleh digunakan oleh ibu hamil atau wanita yang mungkin sedang hamil.
Rostin untuk ibu menyusui Diskusikan dengan dokter perihal obat lain yang lebih aman untuk ibu menyusui, terutama saat sedang menyusui bayi usia kurang dari 1 bulan atau terlahir prematur.
Obat berbahan aktif rosuvastatin, seperti Rostin, diduga dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada bayi.
Bentuk obat Tablet 

Peringatan sebelum Menggunakan Rostin

Rostin tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini antara lain:

  • Sampaikan kepada dokter terkait riwayat alergi yang Anda miliki. Rostin tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap rosuvastatin.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit hati, penyakit ginjal, hipotiroidisme, diabetes, tekanan darah rendah (hipotensi), atau penyakit paru.
  • Bicarakan dengan dokter bila Anda memiliki gangguan pada otot, seperti fibromyalgia maupun nyeri otot, yang tidak dapat dijelaskan.
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, suplemen, atau produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Diskusikan dengan dokter apabila Anda berencana atau baru selesai menjalani prosedur medis tertentu, seperti operasi gigi, saat dokter meresepkan Rostin.
  • Jangan berikan obat ini kepada lansia 65 tahun ke atas tanpa persetujuan dokter. Kelompok usia tersebut berisiko lebih tinggi untuk mengalami efek samping Rostin.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. 
  • Pakailah alat kontrasepsi yang paling efektif untuk mencegah kehamilan selama mengonsumsi Rostin. Hal ini untuk mencegah terjadinya efek samping pada janin.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Rostin. Risiko untuk alami gangguan hati bisa meningkat jika Anda terus mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Rostin.

Dosis dan Aturan Pakai Rostin

Dosis Rostin yang diberikan dokter dapat berbeda, tergantung pada usia dan kondisi pasien. Di bawah ini adalah rincian dosis Rostin berdasarkan kondisi pasien:

Kondisi: Hiperkolesterolemia dengan atau tanpa trigliserida tinggi

  • Dewasa: Dosis awal 5–10 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan setelah 4 minggu jika perlu. Dosis maksimal 20 mg, 1 kali sehari.
    Dosis maksimal untuk pasien hiperkolesterolemia berat dengan risiko penyakit kardiovaskular tinggi adalah 40 mg, 1 kali sehari.
  • Lansia >70 tahun: Dosis awal 5 mg, 1 kali sehari.

Kondisi: Kolesterol tinggi yang diturunkan dari salah satu orang tua (heterozygous familial hypercholesterolaemia)

  • Anak usia 6–9 tahun: 5–10 mg, 1 kali sehari.
  • Anak usia 10–17 tahun: 5–20 mg, 1 kali sehari.

Kondisi: Kolesterol tinggi yang diturunkan dari kedua orang tua (homozygous familial hypercholesterolaemia)

  • Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan setelah 2–4 minggu.
  • Anak usia 6–17 tahun: dosis awal 5–10 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga maksimal 20 mg, 1 kali sehari.

Kondisi: Pencegahan penyakit kardiovaskular (stroke atau serangan jantung) pada pasien yang berisiko tinggi terkena penyakit ini

  • Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari.
  • Lansia >70 tahun: Dosis awal 5 mg, 1 kali sehari.

Cara Menggunakan Rostin dengan Benar

Gunakan Rostin sesuai anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.

Agar kandungan rosuvastatin dalam Rostin bekerja dengan maksimal, berikut adalah cara menggunakan obat ini dengan benar:

  • Konsumsilah Rostin sebelum atau sesudah makan. Telan tablet obat secara utuh dengan air putih, tanpa dibelah, dikunyah, atau dihancurkan terlebih dahulu.
  • Jika Anda lupa menggunakan Rostin, segera konsumsi obat ini begitu teringat. Namun, jika jadwal minum obat selanjutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis berikutnya.
  • Apabila Anda sedang mengonsumsi antasida, minumlah obat tersebut 2 jam setelah menggunakan Rostin.
  • Penggunaan Rostin perlu diimbangi dengan pola hidup sehat, seperti diet rendah lemak, olahraga teratur, serta tidak merokok. Tujuannya adalah agar pengobatan berjalan dengan optimal.
  • Lakukan kontrol rutin sesuai jadwal yang diberikan dokter. Hal ini agar dokter bisa memantau respons terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping. Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan fungsi hati atau kadar kolesterol secara berkala.
  • Simpan Rostin di tempat bersuhu ruangan, kering, dan tidak terpapar sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak. 
  • Jangan gunakan Rostin yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

Interaksi Rostin dengan Obat Lain

Kandungan rosuvastatin dalam Rostin dapat menimbulkan interaksi ketika digunakan bersama obat lain. Berikut adalah efek interaksi yang mungkin terjadi: 

  • Penurunan efektivitas Rostin jika dikonsumsi bersama antasida atau erythromycin
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan otot, seperti miopati atau rhabdomyolysis, bila digunakan bersama vitamin B3, atau obat golongan asam fibrat, seperti fenofibrate dan gemfibrozil
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping Rostin jika digunakan bersama  ciclosporin atau itraconazole
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan bersama warfarin

Pastikan Anda memberi tahu dokter mengenai semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda konsumsi sebelum menggunakan Rostin. Hal ini untuk mengantisipasi interaksi yang merugikan.

Efek Samping dan Bahaya Rostin

Ada beberapa efek samping yang dapat muncul setelah menggunakan Rostin, yang meliputi: 

  • Nyeri otot, sendi, atau punggung
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Sembelit atau malah diare
  • Lemas 

Efek samping Rostin umumnya akan mereda seiring berjalannya waktu. Konsultasikan kepada dokter via chat bila efek samping tersebut tidak mereda, makin parah, atau terasa mengganggu. 

Segera periksakan diri ke dokter jika muncul reaksi alergi atau efek samping serius berikut ini setelah mengonsumsi Rostin:

  • Kerusakan otot atau ginjal, yang menimbulkan keluhan nyeri otot parah, lemas, mudah lelah, urine berwarna gelap, sakit perut, serta mual dan muntah
  • Gangguan fungsi hati, seperti kulit atau mata menguning, urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat, nyeri perut bagian atas, dan nafsu makan hilang
  • Penyakit paru, dengan gejala berupa batuk, sesak napas, dan penurunan berat badan
  • Gejala eritema multiforme, seperti ruam dengan bercak merah muda, terutama di telapak tangan atau telapak kaki
  • Pankreatitis akut, yang ditandai dengan sakit perut yang parah, perut membenkak dan sakit saat disentuh, demam, serta mual dan muntah
  • Myasthenia gravis, dengan gejala berupa lemah pada lengan atau kaki yang bertambah parah setelah beraktivitas, penglihatan ganda, kelopak mata turun, gangguan menelan, atau sesak napas