Sakit di belakang telinga bisa terasa ringan, tetapi bisa juga terasa berat hingga mengganggu aktivitas. Meski sering dianggap sepele, sakit di belakang telinga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu diwaspadai, terutama jika disertai gejala lain yang menyertainya.
Sebagian orang mungkin pernah mengalami sakit di belakang telinga. Keluhan ini bisa terasa hanya di sisi belakang telinga, tetapi ada juga yang bisa menjalar hingga ke kepala. Area di belakang telinga sendiri merupakan tempat berkumpulnya berbagai jaringan tubuh penting, seperti tulang mastoid, kelenjar getah bening, bahkan saraf yang terhubung ke kepala dan leher.

Sakit di belakang telinga tentu menimbulkan ketidaknyamanan saat beraktivitas. Untuk mengatasi keluhan tersebut, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu penyebab yang mendasarinya.
Sakit di Belakang Telinga dan Penyebabnya
Sakit di belakang telinga bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab-penyebab ini dapat diketahui dari jenis nyeri dan gejala lain yang menyertainya. Berikut adalah beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya sakit di belakang telinga:
1. Otitis media
Infeksi telinga tengah atau otitis media adalah salah satu penyebab utama sakit di belakang telinga, terutama pada anak-anak. Kondisi ini biasanya terjadi akibat infeksi saluran napas atas, seperti flu atau pilek, yang menyebar ke bagian tengah telinga. Akibatnya, area belakang telinga bisa terasa nyeri, disertai demam, penurunan pendengaran, hingga keluarnya cairan dari telinga.
Jika tidak segera diobati, infeksi dapat menyebar dan menimbulkan masalah lebih serius. Oleh karena itu, bila Anda mengalami nyeri di belakang telinga beserta gejala lain seperti demam tinggi atau cairan keluar dari telinga, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Mastoiditis
Mastoiditis adalah infeksi pada tulang mastoid, yaitu tulang yang terletak tepat di belakang telinga. Kondisi ini biasanya terjadi akibat otitis media yang tidak tertangani dengan baik. Gejala mastoiditis bisa berupa nyeri hebat di belakang telinga, demam tinggi, bengkak, kulit tampak kemerahan, dan keluar cairan bernanah dari telinga.
Mastoiditis merupakan kondisi yang cukup serius dan memerlukan penanganan medis segera. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, infeksi dapat menyebar ke struktur lain di kepala, bahkan menyebabkan gangguan pendengaran.
3. Pembengkakan kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening di sekitar telinga dapat membengkak sebagai respons tubuh terhadap infeksi, seperti flu, radang tenggorokan, atau infeksi kulit kepala. Pembengkakan ini biasanya menyebabkan sakit di belakang telinga. Selain nyeri, kelenjar getah bening yang membengkak terasa seperti benjolan kecil yang lunak saat disentuh.
Pada umumnya, pembengkakan kelenjar getah bening akan mengecil seiring dengan membaiknya infeksi. Namun, jika pembengkakan berlangsung lebih dari dua minggu atau terasa semakin besar dan keras, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
4. Infeksi kulit kepala
Infeksi bakteri pada kulit kepala, seperti folikulitis atau bisul, juga bisa menyebabkan sakit di belakang telinga. Folikulitis terjadi ketika folikel rambut terinfeksi. Sementara bisul adalah benjolan berisi nanah akibat infeksi bakteri.
Area yang terinfeksi akibat folikulitis atau bisul biasanya tampak kemerahan, bengkak, dan terasa lebih hangat saat disentuh.
5. Sakit kepala tegang
Sakit kepala tegang adalah salah satu jenis sakit kepala yang dapat menyebabkan nyeri yang menjalar ke belakang telinga. Penyebab utama keluhan ini adalah stres, kelelahan, kurang tidur, atau postur tubuh yang kurang baik. Rasa nyeri akibat sakit kepala tegang biasanya dimulai dari dahi atau belakang kepala, lalu menjalar ke leher dan area belakang telinga.
Meski umumnya tidak berbahaya, sakit kepala tegang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
6. Masalah pada gigi dan rahang
Penyebab sakit di belakang telinga bisa disebabkan adanya masalah pada gigi, misalnya gigi berlubang, gusi bengkak, atau gigi yang tumbuh miring. Selain itu, infeksi pada gigi atau gusi juga dapat memicu pembengkakan dan nyeri yang terasa sampai ke telinga.
Selain masalah gigi, gangguan pada sendi rahang juga bisa menyebabkan rasa sakit di sekitar telinga. Sendi ini sering disebut sendi TMJ. Jika sendi ini bermasalah, misalnya akibat gerakan mengunyah yang berlebihan atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur, Anda bisa merasakan nyeri di rahang, pipi, hingga menjalar ke belakang telinga.
7. Herpes zoster
Herpes zoster atau cacar api yang menyerang area telinga dapat menyebabkan nyeri hebat di belakang telinga. Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella zoster. Penyakit ini biasanya juga disertai keluhan lain, seperti ruam merah, lepuhan berisi cairan, dan rasa terbakar atau kesemutan di kulit sekitar telinga.
Jika tidak ditangani dengan tepat, herpes zoster bisa menyebabkan komplikasi seperti gangguan pendengaran, masalah keseimbangan, hingga kelumpuhan otot wajah.
8. Cedera atau ketegangan otot leher
Cedera atau ketegangan otot leher, misalnya akibat posisi tidur yang salah, membawa beban berat, atau menggerakan leher secara mendadak, dapat memicu sakit di belakang telinga. Otot-otot di leher dan sekitar kepala saling terhubung, sehingga jika otot leher mengalami ketegangan atau cedera, nyeri bisa terasa hingga ke area belakang telinga.
Sakit di Belakang Telinga dan Cara Mengatasinya
Penanganan sakit di belakang telinga tergantung pada penyebabnya. Jika keluhan masih tergolong ringan, beberapa cara berikut ini bisa Anda lakukan untuk meringankan gejalanya:
- Kompres hangat area telinga untuk membantu mengurangi rasa nyeri.
- Cukupi waktu istirahat agar tubuh dapat melawan infeksi dan mempercepat pemulihan.
- Konsumsi makanan lembut, seperti bubur atau sup hangat, yang mudah dikunyah, agar tidak menambah beban pada rahang dan sendi.
- Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas sehari agar tubuh tetap terhidrasi.
- Konsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan paracetamol.
Sakit di belakang telinga umumnya akan membaik dengan perawatan sederhana di rumah. Namun, jika keluhan berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai demam tinggi, ruam merah, leher kaku, kelumpuhan pada wajah, serta keluar cairan bernanah dari telinga, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
Anda bisa memanfaatkan layanan Chat Bersama Dokter atau buat janji konsultasi offline dengan dokter THT agar mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Penanganan sedini mungkin penting untuk mencegah komplikasi yang lebih berat di kemudian hari.