Sakit perut dan infeksi saluran cerna sering kali saling berkaitan tanpa disadari. Kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan jika tidak ditangani dengan benar, dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi serius. Oleh karena itu, memahami penyebab sakit perut dan infeksi saluran cerna sangat penting agar penanganan yang tepat bisa segera diberikan.
Sakit perut yang terkait dengan infeksi saluran cerna kerap disalahartikan sebagai tanda penyakit organ pencernaan yang lebih berat, seperti radang usus buntu, batu empedu, atau tukak lambung. Padahal, kedua kondisi ini memiliki ciri khas yang berbeda.

Pada sakit perut akibat infeksi saluran cerna misalnya, rasa nyeri biasanya terasa di seluruh area perut dan kerap muncul bersamaan dengan keinginan buang air besar. Tak hanya itu, sakit perut jenis ini juga biasanya disertai dengan keluhan lain, seperti mual, muntah, diare, perut kembung, maupun demam ringan.
Sementara itu, sakit perut akibat gangguan organ pencernaan yang serius biasanya terlokalisasi di satu titik tertentu, menetap, dan disertai gejala demam tinggi, muntah terus-menerus, atau tinja bercampur darah.
Penyebab dan Faktor Risiko Sakit Perut dan Infeksi Saluran Cerna
Sakit perut yang berhubungan dengan infeksi saluran cerna umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit, termasuk cacing dan amoeba. Infeksi ini bisa terjadi akibat beberapa faktor, berikut ini di antaranya:
1. Konsumsi makanan atau minuman terkontaminasi
Sakit perut dan infeksi saluran cerna sering kali terjadi karena masuknya kuman ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih. Misalnya, makan daging yang tidak dimasak sampai matang, sayur atau buah yang tidak dicuci dengan air hingga bersih, serta minum air yang belum dimasak.
2. Kebiasaan cuci tangan yang kurang baik
Tidak mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah buang air besar, memegang hewan, atau sebelum makan juga dapat menyebabkan terjadinya sakit perut dan infeksi saluran cerna. Pasalnya, jika kebiasaan tersebut dilakukan kemudian Anda memasukkan tangan ke dalam mulut, hal itu bisa menyebabkan kuman masuk ke dalam saluran cerna dan menginfeksinya.
Selain itu, anak-anak yang sering bermain di lantai atau tanah dan tidak terbiasa cuci tangan juga lebih mudah terkena infeksi saluran cerna.
3. Kontak dengan penderita infeksi saluran cerna
Sedang merawat atau tinggal bersama orang yang sedang sakit diare atau infeksi saluran cerna? Hati-hati, kamu bisa mengalami sakit perut dan infeksi saluran cerna juga. Penularan ini bisa terjadi lewat partikel kuman yang menempel pada tangan, mainan, pakaian, alat makan, ataupun permukaan benda lain yang disentuh bersama.
4. Sistem imun yang lemah
Anak-anak, lansia, ibu hamil, serta orang yang memiliki penyakit kronis, seperti diabetes atau HIV/AIDS, umumnya memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah sehingga lebih mudah terinfeksi.
Hal ini karena ketika daya tahan tubuh lemah, tubuh menjadi kurang efektif dalam melawan kuman yang masuk ke dalam saluran pencernaan, sehingga sakit perut dan infeksi saluran cerna pun terjadi.
5. Sulitnya mendapatkan air bersih dan higienis
Kesulitan memperoleh air bersih dan higienis, baik untuk minum maupun mencuci tangan dan alat makan, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya sakit perut dan infeksi saluran cerna. Pasalnya, air yang tidak bersih dan higienis menjadi tempat berkembang biaknya kuman penyebab infeksi saluran cerna.
Hal ini sering dijumpai di lingkungan dengan sanitasi buruk, saluran pembuangan yang tidak memadai, atau sumber air yang tercemar. Selain itu, makanan yang dijual di pinggir jalan tanpa penutup juga lebih berisiko terkontaminasi kuman penyebab infeksi saluran cerna.
6. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
Minum antibiotik tanpa resep dokter atau tidak menghabiskan obat sesuai anjuran bisa membunuh bakteri baik di usus. Akibatnya, bakteri dan kuman jahat lain lebih mudah berkembang biak di usus, sehingga risiko sakit perut dan infeksi saluran cerna meningkat.
Cara Mengatasi Sakit Perut dan Infeksi Saluran Cerna
Jika Anda atau keluarga mengalami sakit perut yang berkaitan dengan infeksi saluran cerna, beberapa langkah sederhana berikut dapat membantu mempercepat pemulihan dan mencegah kondisi menjadi lebih parah atau kambuh kembali:
1. Istirahat yang cukup
Tubuh memerlukan waktu untuk melawan infeksi dan memperbaiki jaringan yang terganggu. Oleh karena itu, agar proses pemulihan akibat sakit perut dan infeksi saluran cerna lebih cepat, kurangi aktivitas fisik, istirahat di rumah, dan usahakan tidur yang cukup.
2. Cukupi asupan cairan
Banyak minum air putih sangat penting untuk mencegah dehidrasi, apalagi jika sakit perut dan infeksi saluran cerna disertai dengan muntah atau diare.
Agar cairan tubuh tetap terjaga, Anda juga bisa minum oralit, air kelapa, atau cairan elektrolit lain agar cairan tubuh tetap terjaga. Selain itu, hindari minuman manis, berkafein, atau bersoda karena dapat memperburuk keluhan yang Anda alami.
3. Pilih makanan yang tepat
Selama sakit perut dan infeksi saluran cerna, makanlah makanan yang mudah dicerna, seperti bubur, sup, atau pisang, dan makanlah sedikit-sedikit tapi sering. Hindari makanan pedas, berlemak, gorengan, dan produk susu karena dapat memperberat kerja saluran cerna dan memperparah keluhan sakit perut.
4. Hindari penggunaan obat diare tanpa anjuran dokter
Sakit perut dan infeksi saluran cerna memang terkadang disertai dengan keluhan diare. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua diare perlu langsung diberi obat penghenti diare. Pasalnya, pada beberapa kasus, menghentikan diare justru bisa memperlambat keluarnya kuman dari tubuh.
Nah, karena itulah, obat-obatan tersebut biasanya hanya boleh digunakan jika direkomendasikan oleh dokter sesuai penyebab infeksi saluran cerna.
5. Terapkan pola hidup bersih
Agar sakit perut dan infeksi saluran cerna tidak mudah kambuh, biasakan untuk menjalani perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, setiap sebelum makan, setelah dari toilet, atau setelah membersihkan anak. Selain itu, jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan rumah, lingkungan, serta pastikan semua makanan dan minuman yang dikonsumsi benar-benar matang dan bersih.
6. Minum obat antibiotik atau obat cacing
Sakit perut dan infeksi saluran cerna juga bisa diatasi dengan minum obat-obatan, misalnya obat antibiotik untuk mengatasi sakit perut yang disebabkan oleh infeksi bakteri di saluran cerna atau obat cacing untuk sakit perut akibat infeksi cacing.
Namun, sebelum menggunakan obat-obatan tersebut, pastikan Anda sudah berkonsultasi dengan dokter. Hal ini karena obat-obatan tersebut hanya bisa diperoleh dan digunakan sesuai dengan petunjuk dari dokter.
Meski terlihat ringan, jangan abaikan sakit perut dan infeksi saluran cerna. Karena jika dibiarkan, risiko dehidrasi dan komplikasi lebih serius lainnya bisa terjadi.
Oleh karena itu, jika sakit perut dan infeksi saluran cerna berlangsung lebih dari tiga hari atau disertai gejala berat, seperti demam tinggi, muntah berulang, dehidrasi, atau tinja bercampur darah, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Konsultasi ini bisa dilakukan dengan mengunjungi fasilitas kesehatan secara langsung atau melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.