Selenium adalah mineral yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga metabolisme dan fungsi tiroid, serta melawan radikal bebas dalam tubuh. Selenium tidak diproduksi oleh tubuh, tetapi bisa diperoleh dari makanan atau suplemen.

Selenium bisa didapatkan secara alami dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan selenium, seperti ayam, daging merah, makanan laut, telur, atau biji-bijian. Jika asupan dari makanan belum mencukupi, suplemen selenium dapat diberikan untuk mengatasi dan mencegah kekurangan selenium.

Selenium - Alodokter

Selenium juga diduga bisa digunakan untuk membantu mengobati penyakit Hashimoto dan menurunkan kadar kolesterol yang tinggi. Namun, penggunaan selenium untuk kondisi tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Merek dagang selenium: Jointmax-X, Konilife Prosmeto, Natural Choice Imunwell, Nature`s Plus Especially Yours, Nutrimax Prost Care, Optalvit, Osteokom Forte, Pro-Guard, Nu - Fit, Redoxon Fortimun, Renovit, Zenovit

Apa Itu Selenium

Golongan Obat bebas
Kategori Suplemen mineral
Manfaat Mengatasi defisiensi selenium
Dikonsumsi oleh Dewasa
Selenium untuk ibu hamil dan menyusui

 

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Selenium dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Bentuk obat Tablet, kaplet, kapsul, sirup, serbuk

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Selenium

Sebelum mengonsumsi selenium, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Jangan mengonsumsi selenium jika memiliki alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit ginjal kronis, hipotirodisme, kanker kulit atau riwayat kanker kulit di keluarga, gangguan kesuburan pada pria, atau penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis, systemic lupus erythematosus (lupus), atau rheumatoid arthritis.
  • Jangan mengonsumsi selenium dalam jangka panjang tanpa pengawasan dari dokter, meskipun dalam dosis rendah.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi selenium sebelum menjalani prosedur medis apa pun. Disarankan untuk menghentikan konsumsi selenium 2 minggu sebelum operasi.
  • Beri tahu dokter jika sedang mengonsumsi obat lain, termasuk produk herbal atau suplemen, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah mengonsumsi selenium.

Dosis dan Aturan Pakai Selenium

Suplemen selenium digunakan untuk mengatasi kondisi kekurangan selenium atau defisiensi selenium. Dosis untuk mengatasi defisiensi selenium pada orang dewasa adalah 100–200 mcg per hari. Dosis maksimal adalah 400 mcg per hari.

Angka Kecukupan Gizi Selenium

Kebutuhan selenium dapat dipenuhi melalui makanan, suplemen, atau gabungan keduanya. Angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan bervariasi berdasarkan usia dan kondisi kesehatan.

Berikut ini adalah uraian AKG harian untuk selenium:

Usia Pria Wanita
0–5 bulan 7 mcg 7 mcg
6–11 bulan 10 mcg 10 mcg
1–3 tahun 18 mcg 18 mcg
4–6 tahun 21 mcg 21 mcg
7–9 tahun 22 mcg 22 mcg
10–12 tahun 22 mcg 19 mcg
13–15 tahun 30 mcg 24 mcg
16–18 tahun 36 mcg 26 mcg
19–29 tahun 30 mcg 24 mcg
30–49 tahun 30 mcg 25 mcg
50–64 tahun 30 mcg 25 mcg
65–80 tahun 29 mcg 24 mcg
>80 tahun 29 mcg 24 mcg

Ibu hamil dan menyusui membutuhkan lebih banyak asupan selenium per harinya. Ibu hamil membutuhkan selenium 5 mcg lebih banyak dari AKG pada kelompok usianya. Sementara itu, ibu menyusui mebutuhkan selenium 10 mcg lebih banyak dari AKG pada kelompok usianya.

Cara Mengonsumsi Selenium dengan Benar

Ikuti saran dokter dan baca keterangan yang terdapat pada kemasan produk sebelum mengonsumsi suplemen selenium.

Perlu diingat bahwa suplemen vitamin dan mineral dikonsumsi untuk melengkapi kebutuhan tubuh terhadap vitamin dan mineral, terutama ketika asupan vitamin dan mineral dari makanan tidak bisa memenuhi kebutuhan tubuh.

Jika ragu, diskusikan dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda membutuhkan suplemen selenium atau tidak. Pastikan juga mengenai dosis dan durasi pengobatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi Anda. Jika memang direkomendasikan, usahakan untuk mengonsumsi selenium secara teratur.

Jika lupa mengonsumsi selenium, disarankan untuk segera melakukannya bila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Selama menggunakan selenium, Anda mungkin harus melakukan tes darah untuk mengetahui kadar selenium dalam darah dan respons tubuh terhadap obat. Ikuti jadwal tes yang telah diberikan oleh dokter.

Simpan suplemen selenium di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan suplemen ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Selenium dengan Obat Lain

Penggunaan selenium bersama obat lain dapat menyebabkan beberapa efek interaksi antarobat, di antaranya:

  • Peningkatan risiko terjadinya memar dan perdarahan jika digunakan bersama dengan obat antikoagulan atau antiplatelet
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan barbiturate
  • Penurunan efektivitas obat imunosupresan
  • Peningkatan kadar selenium dalam darah jika digunakan bersama pil KB
  • Penurunan efektivitas selenium jika digunakan dengan vitamin C

Efek Samping dan Bahaya Selenium

Selenium jarang menyebabkan efek samping, terutama jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat. Namun, jika dikonsumsi dalam dosis tinggi, suplemen selenium bisa menimbulkan efek samping berupa:

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami efek samping di atas. Dokter dapat mengurangi atau menghentikan dosis selenium. Pemeriksaan ke dokter juga perlu segera dilakukan jika muncul reaksi alergi setelah mengonsumsi suplemen selenium.