Kelainan otot bisa membuat otot melemah dan sulit digerakkan. Kondisi ini tentu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kesehatan otot, mengingat otot berperan penting dalam mendukung fungsi organ tubuh lainnya.

Kelainan otot atau miopati adalah istilah medis yang merujuk pada beberapa kondisi gangguan otot di dalam tubuh. Seseorang yang menderita kelainan otot umumnya mengalami gejala berupa lemah dan nyeri otot. Namun, kondisi ini juga terkadang tidak menimbulkan gejala.

Seputar Kelainan Otot yang Umum Terjadi - Alodokter

Kelainan pada otot bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya kelainan genetik, cedera otot, peradangan, infeksi, efek samping obat-obatan, hingga penyakit tertentu, seperti kanker dan gangguan saraf pada otot. Pada kasus tertentu, penyebab kelainan otot bahkan tidak diketahui secara pasti.

Jenis-Jenis Kelainan Otot

Secara garis besar, kelainan pada otot bisa terbagi menjadi dua jenis, yaitu kelainan bawaan (inherited) dan kelainan yang didapat (acquired). Berikut ini adalah penjelasannya:

Kelainan otot bawaan (inherited)

Ada beberapa kondisi yang termasuk dalam kelainan otot bawaan, di antaranya:

1. Distrofi otot

Distrofi otot adalah kelainan bawaan yang menyebabkan otot melemah serta kehilangan massa dan fungsinya secara bertahap. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh kelainan genetik dan lebih sering dialami oleh anak-anak.

Kondisi yang termasuk distrofi otot meliputi distrofi otot Duchenne, distrofi otot Becker, distrofi miotonik, distrofi otot facioscapulohumeral, serta distrofi otot anggota gerak dan badan (Limb-girdle dystrophy).

2. Miopati kongenital

Kelainan otot jenis ini ditandai dengan keterlambatan perkembangan pada keterampilan motorik serta kelainan otot rangka dan wajah sejak lahir. Kelainan otot jenis ini bisa mulai terlihat sejak lahir atau sebelum usia 2 tahun. Miopati nemaline dan miopati central core adalah jenis miopati kongenital yang umum ditemukan.

3. Miopati mitokondria

Miopati yang satu ini disebabkan oleh kelainan genetik pada mitokondria, yaitu komponen di dalam sel yang berfungsi untuk menghasilkan energi.

4. Miopati metabolik

Kelainan otot juga dapat terjadi karena adanya masalah pada enzim di dalam tubuh yang berperan dalam metabolisme otot.

Kelainan otot metabolik bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti defisiensi carnitine, kelainan oksidasi asam lemak, defisiensi carnitine palmitoyl transferase, gangguan penyimpanan glikogen, dan defisiensi asam maltase (penyakit Pompe).

Kelainan otot yang diperoleh (acquired)

Kelainan otot jenis acquired atau kelainan otot yang didapat setelah lahir bisa dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Kelainan otot akibat peradangan

Dalam istilah medis, kelainan otot ini disebut dengan miopati inflamatori dan umumnya disebabkan oleh peradangan otot kronis. Miopati inflamatori yang umum terjadi adalah polimiositis dan dermatomiositis.

Polimiositis memengaruhi otot rangka di kedua sisi tubuh dan umumnya terjadi pada rentang usia 30–60 tahun. Gejala kelainan otot ini bervariasi dari orang ke orang dan bila tidak segera ditangani, dapat menyebabkan penderitanya sulit menelan, berbicara, berdiri, hingga berjalan.

Beberapa penderita polimiositis juga dapat mengalami radang sendi, sesak napas, aritmia, atau gagal jantung kongestif.

Sementara itu, kelainan otot dermatomiositis ditandai dengan munculnya ruam kulit yang disertai melemahnya otot. Orang dewasa yang menderita dermatomiositis akan mengalami penurunan berat badan atau demam ringan, radang paru-paru, dan sensitif terhadap cahaya.

2. Kelainan otot akibat infeksi

Jenis kelainan otot ini disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan parasit. Infeksi virus yang dapat menyebabkan kelainan pada otot adalah HIV, virus influenza, dan virus Epstein-Barr.

Sementara itu, infeksi bakteri dan parasit yang bisa menyebabkan kelainan otot adalah infeksi Staphylococcus aureus, Streptococcus, penyakit Lyme, dan trichinosis atau infeksi parasit Trichinella. Walau jarang terjadi, terkadang infeksi jamur juga bisa menyebabkan kelainan otot.

3. Kelainan otot akibat penggunaan obat-obatan (toxic myopathy)

Gangguan atau kelainan pada otot juga bisa disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, obat penurun kolesterol golongan statin, obat antimalaria chloroquine, obat asam urat colchicine, dan obat golongan NAPZA seperti kokain.

4. Kelainan otot terkait penyakit sistemik

Miopati jenis ini terjadi akibat adanya penyakit yang menyerang sistem organ tertentu di dalam tubuh. Kelainan otot jenis ini dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau kondisi seperti:

Selain berbagai penyebab di atas, kelainan otot juga bisa terjadi pada seseorang yang terlalu lama berbaring karena penyakit kritis, misalnya pada pasien lumpuh atau menjalani perawatan di ruang ICU. Kelainan otot tersebut dinamakan critical illness myopathy.

Gejala dan Perawatan Kelainan Otot

Gejala utama miopati atau kelainan otot adalah melemahnya otot yang disebabkan kelainan pada serabut otot. Kelemahan otot ini bisa memengaruhi otot di seluruh tubuh, seperti otot mata, wajah, lengan, kaki, serta otot untuk menelan, berbicara, dan bahkan bernapas.

Selain itu, ada beberapa gejala kelainan otot lain yang juga dapat muncul, di antaranya:

  • Nyeri otot
  • Kram
  • Otot kaku
  • Kejang otot

Pada anak-anak, gejala kelainan otot ditandai dengan masalah tumbuh kembang, seperti terlambat berbicara, berdiri, atau berjalan.

Kondisi kelainan otot membutuhkan pemeriksaan dan penanganan medis segera, terlebih jika gejalanya sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti:

  • Kelelahan
  • Jaringan otot mengecil atau atrofi otot
  • Kesulitan bergerak
  • Sulit berjalan
  • Sulit menggenggam sesuatu
  • Kelemahan otot berkepanjangan yang semakin parah dan terjadi sudah lebih dari beberapa minggu

Sebagian kasus kelainan otot bahkan bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya, misalnya kelumpuhan dan kesulitan bernapas.

Penanganan terhadap kondisi kelainan otot tergantung pada penyakit atau kondisi yang mendasarinya. Misalnya, jika disebabkan oleh peradangan, kelainan otot bisa diatasi dengan obat-obatan untuk mengurangi peradangan sesuai resep dokter.

Sementara itu, kelainan otot yang disebabkan oleh faktor genetik umumnya tidak dapat disembuhkan dan penanganan hanya bersifat suportif.

Untuk menangani kelainan pada otot, dokter dapat memberikan penanganan berupa pemberian obat-obatan, fisioterapi, penggunaan bracing untuk mendukung otot yang lemah, hingga operasi. Guna melatih pasien agar bisa beraktivitas dengan normal, dokter juga dapat melakukan terapi okupasi.

Jika Anda mengalami gejala kelainan otot, segera periksakan diri ke dokter. Penanganan perlu segera dilakukan karena dampak kelainan otot pada setiap orang bisa berbeda. Sebagian penderita bisa hidup normal, sementara sebagian lainnya mengalami kesulitan dalam beraktivitas.