Fashdu adalah terapi tradisional yang dipercaya dapat mengeluarkan darah kotor dari tubuh melalui sayatan kecil pada kulit. Terapi ini sering dipilih masyarakat sebagai pengobatan alternatif, terutama ketika keluhan, seperti pegal atau penyakit kronis, belum membaik dengan pengobatan medis.
Fashdu merupakan tradisi pengobatan Timur Tengah, yang dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada permukaan kulit agar sejumlah darah dapat keluar. Prosedur ini dipercaya sebagian orang mampu membersihkan darah kotor atau zat sisa dari dalam tubuh.

Namun, hingga kini, fashdu tidak terbukti secara ilmiah untuk mengatasi berbagai penyakit, dan belum direkomendasikan dalam panduan pengobatan resmi. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan risiko dari terapi fashdu, terutama jika dilakukan dengan tidak steril atau oleh terapis yang belum berpengalaman.
Sekilas tentang Prosedur Terapi Fashdu
Pada prosedur fashdu, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan area tubuh yang akan disayat. Area ini umumnya dipilih berdasarkan keluhan atau masalah kesehatan yang dialami, seperti nyeri pada lengan, punggung, atau kaki. Proses pemilihan area ini sangat penting, agar terapi sesuai dengan kebutuhan pasien.
Setelah area tubuh ditentukan, terapis akan menyiapkan alat-alat yang sudah disterilkan terlebih dahulu, seperti pisau kecil atau jarum khusus. Dengan alat ini, terapis kemudian membuat sayatan tipis di permukaan kulit. Sayatan ini bertujuan untuk mengeluarkan sejumlah darah.
Setelah darah keluar, luka pada kulit akan segera dibersihkan dan ditutup menggunakan perban steril untuk mencegah infeksi. Pasien biasanya diminta beristirahat, memantau kondisi luka, serta memperhatikan gejala yang muncul setelah prosedur, seperti pusing, lemas, atau tanda infeksi lainnya.
Manfaat Terapi Fashdu yang Diyakini oleh Masyarakat
Inilah beberapa manfaat yang sering menjadi alasan seseorang menjalani terapi fashdu, meski belum ada bukti medis yang kuat:
- Mengeluarkan darah kotor dan membersihkan racun dari tubuh
- Mengurangi nyeri otot, pegal-pegal, atau rasa lelah
- Membuat tubuh lebih segar dan bugar
- Sebagai terapi pelengkap untuk membantu pemulihan penyakit kronis, seperti asam urat, kolesterol tinggi, atau gangguan metabolik
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Memperbaiki sirkulasi darah
Risiko Fashdu yang Harus Dipertimbangkan
Sebelum memutuskan menjalani terapi fashdu, pertimbangkan beberapa risiko berikut:
1. Infeksi
Prosedur fashdu melibatkan sayatan pada kulit, sehingga jika alat yang digunakan tidak benar-benar steril atau area kulit tidak dibersihkan dengan baik, bakteri bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka. Infeksi bisa menyebabkan luka menjadi merah, bengkak, bernanah, atau bahkan menimbulkan demam.
Selain infeksi bakteri, terapi fashdu juga berisiko menyebabkan infeksi virus, seperti HIV, hepatitis B, dan hepatitis C.
2. Perdarahan
Pada orang yang memiliki gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia, atau yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah, sayatan kecil bisa menyebabkan perdarahan yang sulit dihentikan. Kondisi ini bisa membahayakan dan membutuhkan penanganan medis segera.
3. Luka sulit sembuh
Jika prosedur tidak dilakukan dengan teknik yang benar atau alat yang digunakan tidak bersih, luka bekas sayatan bisa memakan waktu lama untuk sembuh. Bahkan, luka bekas sayatan juga dapat meninggalkan jaringan parut permanen pada kulit.
4. Potensi alergi
Beberapa orang bisa mengalami reaksi alergi terhadap obat atau cairan antiseptik yang digunakan pada luka setelah fashdu. Risiko ini termasuk kulit kemerahan, gatal, perih, atau ruam di sekitar area yang disayat.
5. Rasa nyeri
Berbeda dengan tindakan medis yang menggunakan teknik pembedahan steril dan obat bius untuk mencegah rasa sakit, terapi fashdu umumnya tidak menerapkan pembiusan. Akibatnya, pasien bisa mengalami nyeri atau tidak nyaman saat kulit disayat.
Intensitas nyeri dapat berbeda-beda tergantung sensitivitas kulit dan lokasi sayatan. Jadi, penting untuk mempertimbangkan toleransi masing-masing individu sebelum menjalani terapi fashdu.
6. Tidak cocok untuk semua orang
Fashdu sangat tidak dianjurkan pada ibu hamil, anak-anak, lansia, atau orang dengan penyakit tertentu seperti diabetes, karena tingginya risiko infeksi dan komplikasi. Konsultasi dengan dokter sangat diperlukan sebelum menjalani fashdu, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Hingga kini, belum ada panduan medis resmi yang menganjurkan fashdu sebagai terapi untuk penyakit. Jadi, sebelum memutuskan untuk menjalani fashdu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter, terutama jika memiliki riwayat penyakit tertentu, sedang hamil, mengonsumsi obat rutin, atau pernah mengalami gangguan kulit.
Tanyakan juga manfaat dan risiko fashdu yang sesuai dengan kondisi Anda, agar keputusan yang diambil benar-benar aman dan sesuai kebutuhan.
Bila tetap ingin menjalani terapi fashdu, pastikan prosedur dilakukan oleh terapis yang berpengalaman dan selalu menggunakan alat-alat yang steril. Pilihlah tempat terapi yang tepercaya dan sudah menjalankan standar kebersihan serta keselamatan, agar risiko infeksi atau komplikasi lain bisa diminimalkan.
Segera konsultasikan ke dokter jika setelah menjalani terapi fashdu Anda mengalami luka yang sulit sembuh atau bernanah, perdarahan yang tidak berhenti, demam, pusing, lemas, atau pingsan.
Anda juga dapat memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan jawaban cepat, jika merasa ragu dengan kondisi Anda setelah menjalani terapi fashdu.