Masalah pada enzim pencernaan dapat memicu terjadinya perut kembung. Kondisi ini sering kali disertai dengan sering kentut dan sendawa. Lantas, apakah ada kaitan antara kedua kondisi tersebut? Ketahui jawabannya dalam pembahasan berikut ini.

Tubuh manusia memiliki tiga jenis enzim pencernaan, yaitu protease, lipase, dan amilase. Ketiga enzim ini berfungsi untuk mencerna makanan yang dikonsumsi, sehingga nutrisi dalam makanan akan lebih mudah diserap tubuh.

Kaitan antara Enzim Pencernaan dengan Sering Kentut dan Sendawa - Alodokter

Jika tubuh kekurangan salah satu enzim pencernaan tersebut, orang yang mengalaminya bisa saja mengalami gangguan pencernaan yang menyebabkan perut terasa kembung.

Hubungan antara Masalah Enzim Pencernaan dengan Sering Kentut dan Sendawa

Berbagai enzim pencernaan diproduksi di pankreas. Ketika pankreas tidak bisa memproduksi enzim pencernaan dengan baik, tubuh bisa mengalami malabsorbsi makanan. Hal ini membuat keluhan perut kembung sering kali ditandai dengan sering kentut dan sendawa.

Kekurangan enzim pencernaan yang memicu terjadinya perut kembung juga dapat terjadi akibat intoleransi laktosa. Pasalnya, kondisi ini bisa membuat usus kecil tidak mampu memproduksi enzim laktase secara maksimal sehingga tubuh tidak dapat memecah, mencerna, atau menyerap laktosa dengan baik.

Efeknya, sisa laktosa akan bergerak masuk ke dalam usus besar, tempat bakteri saluran cerna berada. Bakteri tersebut akan memfermentasikan laktosa dan menghasilkan gas yang menyebabkan perut kembung sehingga memicu keluhan sering kentut dan sendawa.

Selain disebabkan kekurangan enzim tertentu, keluhan sering kentut dan sendawa juga bisa disebabkan oleh konsumsi makanan tertentu yang mengandung gas, seperti brokoli dan kol.

Aerophagia juga bisa memicu sering kentut dan sendawa. Aerophalgia merupakan kondisi ketika Anda menelan terlalu banyak udara akibat makan atau minum terlalu cepat, mengonsumsi makanan pedas, berbicara saat makan, mengunyah permen karet, hingga merokok.

Cara Mengatasi Perut Kembung Akibat Kekurangan Enzim Pencernaan

Perut kembung perlu diatasi sesuai penyebabnya. Jika penyebabnya karena kekurangan enzim pencernaan tertentu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, yaitu:

Mengonsumsi makanan yang mengandung enzim pencernaan

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi perut kembung akibat kekurangan enzim adalah mengonsumsi makanan yang mengandung enzim pencernaan alami. Makanan tersebut meliputi nanas, pisang, alpukat, mangga, pepaya, madu, dan jahe.

Nanas misalnya, diketahui dapat mengatasi perut kembung akibat dari kekurangan enzim karena buah ini mengandung bromelain. Bromelain diketahui dapat memecah protein menjadi asam amino, sehingga konsumsi nanas dianggap dapat meningkatkan kesehatan pencernaan.

Mengonsumsi suplemen yang mengandung enzim

Solusi selanjutnya adalah mengonsumsi obat atau suplemen yang mengandung enzim. Ini dilakukan untuk membantu penyerapan nutrisi oleh usus kecil sekaligus meringankan gejala gangguan pencernaan, seperti perut kembung.

Meski bisa mengatasi kekurangan enzim dan meredakan perut kembung, hindari konsumsi obat atau suplemen secara sembarangan. Pasalnya, dosis enzim yang dibutuhkan setiap orang berbeda-beda sehingga Anda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Selain berbagai cara di atas, keluhan perut kembung juga bisa diredakan dengan memberikan pijatan di area perut. Pijatan lembut yang dilakukan selama 15 menit sebanyak 2 kali sehari dipercaya bisa meringankan keluhan perut kembung, sering kentut, dan sendawa.

Cara lain yang bisa ditempuh untuk meringankan atau mengatasi perut kembung adalah mengonsumsi probiotik. Namun, jika Anda memiliki intoleransi laktosa, tidak disarankan mengonsumsi probiotik berbahan dasar susu sapi.

Untuk mengetahui dengan pasti penyebab sering kentut dan sendawa akibat gangguan atau kekurangan enzim pencernaan, sebaiknya Anda berkonsultasi langsung dengan dokter, terlebih jika keluhan ini disertai dengan gejala lain, seperti nyeri perut, demam tinggi, diare, berat badan berkurang, muntah terus-menerus, dan tinja bercampur darah.