Setia pada satu pasangan merupakan cara paling ampuh untuk mencegah penularan penyakit sipilis atau sifilis, yang menyebar lewat hubungan seksual. Selain itu, menggunakan kondom saat berhubungan seksual juga merupakan langkah pencegahan penularan sifilis.
Selain melakukan hubungan seksual dengan aman, sifilis atau raja singa juga bisa dicegah dengan membatasi konsumsi alkohol dan NAPZA. Sebab, alkohol dan NAPZA dapat menurunkan kesadaran dan melemahkan akal sehat seseorang, sehingga risiko untuk melakukan berhubungan seksual dengan cara yang tidak aman akan meningkat.
Yang terakhir, penting bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin. Saat pemeriksaan rutin kehamilan, dokter kandungan akan melakukan skrining penyakit sifilis, biasanya saat trimester pertama kehamilan dan trimester akhir kehamilan.
Skrining sifilis juga perlu dilakukan secara rutin pada kelompok yang memiliki risiko tinggi lainnya, seperti pada kelompok lelaki seks lelaki (LSL) atau pekerja seks komersial. Pemeriksaan pada kelompok risiko tinggi ini sebaiknya dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Komplikasi Sifilis
Komplikasi dapat timbul jika sipilis atau sifilis sudah memasuki tahap tersier. Komplikasi sifilis yang dapat terjadi antara lain:
-
Benjolan kecil atau gumma
Kondisi ini bisa muncul di area kulit, tulang, hati, atau organ lainnya. -
Infeksi HIV
Orang-orang yang menderita sifilis dan sering bergonti-ganti pasangan memiliki risiko terkena HIV dua kali lipat dari orang biasa. -
Gangguan saraf
Gangguan saraf yang dapat terjadi adalah impotensi, gangguan berkemih, gangguan pengelihatan, kehilangan pendengaran, stroke, atau meningitis. -
Gangguan jantung
Kelainan jantung yang dapat terjadi akibat sifilis adalah aneurisma aorta dan kerusakan katup jantung. -
Komplikasi kehamilan
Komplikasi yang dapat dialami ibu hamil antara lain keguguran, kematian janin dalam kandungan, atau kematian bayi beberapa saat setelah persaliinan.