Sistem gerak adalah rangkaian organ dan jaringan yang bekerja sama agar tubuh bisa bergerak, mulai dari berjalan, berlari, hingga mengangkat barang. Sistem ini terdiri dari tulang, otot, sendi, ligamen, tendon, dan sistem saraf yang saling terhubung untuk memungkinkan berbagai aktivitas fisik setiap hari.
Sistem gerak sangat berperan dalam setiap kegiatan sehari-hari, mulai dari gerakan sederhana seperti mengetik hingga aktivitas berat seperti olahraga. Selain membuat tubuh bisa bergerak, sistem ini juga melindungi organ vital dan menjaga postur tubuh.

Mengetahui cara kerja dan fungsi setiap komponen penting agar Anda dapat menjaga kesehatan sistem gerak dan mencegah cedera.
Komponen Utama Sistem Gerak pada Tubuh
Sistem gerak terdiri dari beberapa bagian yang saling mendukung agar tubuh dapat bergerak dengan leluasa dan aman. Berikut ini penjelasannya:
1. Tulang
Tulang adalah struktur keras yang membentuk rangka tubuh manusia. Tulang berfungsi sebagai penopang utama yang menjaga bentuk tubuh agar tetap tegak dan stabil. Selain itu, tulang juga melindungi organ-organ vital, seperti otak yang dilindungi tulang tengkorak dan jantung yang dilindungi tulang dada.
Di dalam sumsum tulang, terjadi proses pembentukan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang sangat penting untuk kesehatan tubuh. Manusia memiliki lebih dari 200 tulang dengan bentuk dan ukuran berbeda, termasuk tulang panjang, tulang pendek, dan tulang pipih.
2. Otot
Otot adalah jaringan elastis yang melekat pada tulang dan berfungsi untuk menggerakkan tubuh. Ada tiga jenis otot di tubuh, di antaranya otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Otot rangka berperan dalam hampir semua gerakan tubuh, mulai dari berjalan, berlari, mengangkat benda, hingga berbicara.
Ketika otot berkontraksi, ia menarik tulang sehingga terjadi gerakan. Selain itu, otot membantu menjaga postur dan keseimbangan tubuh.
3. Sendi
Sendi adalah titik pertemuan antara dua atau lebih tulang yang memungkinkan tulang-tulang tersebut bergerak satu sama lain. Setiap sendi punya rentang gerak yang berbeda, tergantung pada bentuk dan fungsinya.
Misalnya, sendi lutut dan siku memungkinkan gerakan menekuk dan meluruskan, sedangkan sendi bahu dan pinggul dapat berputar ke berbagai arah. Sendi dilapisi oleh cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas agar gerakan tetap halus dan tidak menimbulkan rasa sakit.
4. Ligamen
Ligamen adalah pita jaringan ikat yang kuat tetapi elastis, menghubungkan satu tulang dengan tulang lainnya di sekitar sendi.
Ligamen berfungsi menjaga kestabilan sendi dan mencegah gerakan yang berlebihan yang bisa menyebabkan cedera. Misalnya, pada lutut terdapat ligamen yang mengontrol gerak maju mundur dan mencegah sendi bergeser keluar dari posisi aslinya.
Jika ligamen robek atau tertarik terlalu kuat, sendi akan menjadi tidak stabil dan bisa menimbulkan nyeri atau bengkak.
5. Tendon
Tendon adalah jaringan kuat yang berfungsi menghubungkan otot dengan tulang. Saat otot berkontraksi, tendon menarik tulang sehingga terjadi gerakan. Contohnya adalah tendon Achilles di belakang pergelangan kaki, yang membantu kita berjalan, melompat, dan berlari.
Tendon sangat penting untuk menyalurkan kekuatan dari otot ke rangka, sehingga tubuh bisa bergerak dengan efisien. Jika tendon mengalami peradangan (tendinitis) atau robek, bagian tubuh yang terkait akan terasa sakit dan sulit digerakkan.
6. Sistem saraf
Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan saraf-saraf yang tersebar di seluruh tubuh. Sistem ini berperan sebagai pusat pengaturan dan pengendali semua gerakan, baik yang disadari, misal meraih gelas, maupun yang tidak disadari, misalnya refleks menarik tangan dari benda panas.
Otak mengirimkan sinyal listrik melalui saraf menuju otot untuk mengatur kapan dan bagaimana otot harus bergerak. Jika sistem saraf mengalami gangguan, koordinasi dan kelancaran gerakan tubuh juga bisa terganggu.
Setiap komponen sistem gerak ini saling berkaitan dan bekerja sama secara harmonis. Gangguan pada satu bagian saja bisa menyebabkan masalah pada keseluruhan sistem gerak, seperti menurunnya kemampuan untuk bergerak, nyeri, hingga risiko cedera yang lebih tinggi.
Cara Kerja Sistem Gerak
Sistem gerak bekerja melalui koordinasi yang sangat rapi antara otak, saraf, otot, dan tulang. Berikut penjelasan prosesnya:
1. Pengiriman sinyal dari otak
Setiap gerakan yang Anda lakukan, baik sadar maupun refleks, berawal dari otak. Ketika Anda ingin menggerakkan tangan atau kaki, otak akan mengirimkan sinyal listrik melalui sistem saraf ke otot-otot yang diperlukan untuk melakukan gerakan tersebut.
2. Sinyal saraf menuju otot
Sinyal dari otak berjalan melalui jaringan saraf hingga mencapai otot yang dituju. Saraf-saraf ini berfungsi seperti kabel yang menghubungkan pusat kendali (otak) dengan bagian-bagian tubuh.
3. Otot berkontraksi dan menarik tulang
Setelah menerima sinyal, otot akan berkontraksi, yaitu menjadi memendek dan menegang. Kontraksi otot ini menarik tulang melalui tendon, sehingga bagian tubuh bergerak sesuai perintah dari otak.
4. Peran sendi, ligamen, dan tendon
Sendi berfungsi sebagai titik tumpu dan memungkinkan tulang bergerak lancar. Lain halnya dengan ligamen yang menjaga agar sendi tetap stabil dan tidak bergerak berlebihan. Sementara itu, tendon menyalurkan tarikan dari otot ke tulang.
5. Koordinasi gerak
Semua proses ini berlangsung sangat cepat dan terkoordinasi, sehingga Anda dapat melakukan gerakan mulai dari yang sederhana seperti mengetik, hingga yang rumit seperti berlari atau meloncat. Bila ada gangguan pada salah satu komponen, gerakan bisa menjadi kaku, lemah, atau bahkan tidak bisa dilakukan.
Cara Menjaga Kesehatan Sistem Gerak
Inilah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan sistem gerak:
- Konsumsi makanan bergizi, seperti susu, ikan, sayuran hijau, dan sumber protein, untuk menjaga kekuatan tulang dan otot.
- Rutin berolahraga secara teratur agar sendi tetap lentur dan otot kuat. Lakukan pemanasan sebelum berolahraga untuk mencegah cedera.
- Jaga berat badan tetap ideal supaya tulang dan sendi tidak terbebani secara berlebihan.
- Gunakan postur tubuh yang benar saat duduk, berdiri, atau mengangkat barang, agar tidak mudah sakit atau cedera.
- Segera periksa ke dokter jika mengalami nyeri, bengkak, atau gangguan gerak pada tubuh.
Pada dasarnya, jika sistem gerak dirawat dengan baik dan digunakan secara tepat, risiko gangguan atau komplikasi bisa diminimalkan. Namun, kurangnya aktivitas fisik, gizi buruk, atau cedera dapat menghambat fungsinya secara optimal.
Oleh karena itu, pastikan untuk menjaga pola makan sehat, rutin bergerak, serta perhatikan keselamatan saat beraktivitas agar sistem gerak tetap berfungsi dengan baik. Jika Anda mengalami nyeri sendi, kaku otot, atau gangguan gerak yang tidak membaik, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Memahami sistem gerak sangat penting, tidak hanya untuk mendukung aktivitas sehari-hari, tetapi juga dapat mencegah masalah kesehatan jangka panjang. Jika Anda ragu dengan kondisi tubuh atau mengalami keluhan sistem gerak yang menetap, sebaiknya Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan saran medis yang tepat.