Kelainan pada sistem gerak adalah sekelompok penyakit saraf yang menyebabkan gerakan tubuh menjadi bermasalah, misalnya kesulitan untuk bergerak, gerakan melambat, atau gerakan tidak terkontrol. Lantas, apa saja penyakit yang dapat menyebabkan masalah pada sistem gerak?

Sistem gerak tubuh terdiri dari saraf, otot, dan tulang yang saling bekerja sama dan terintegrasi satu sama lain untuk menghasilkan gerakan, seperti berjalan, berlari, mengambil benda, menulis, atau tersenyum.

7 Kelainan pada Sistem Gerak yang Perlu Diketahui - Alodokter

Kelainan pada sistem gerak terjadi ketika ada kerusakan atau gangguan pada organ-organ yang termasuk di dalamnya. Kelainan pada sistem gerak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

  • Genetik
  • Infeksi
  • Kerusakan pada otak, seperti stroke
  • Cedera atau kecelakaan
  • Gangguan atau kerusakan saraf, termasuk saraf tulang belakang dan saraf tepi
  • Gangguan metabolisme
  • Efek samping obat-obatan tertentu
  • Keracunan

Jenis-Jenis Kelainan pada Sistem Gerak

Ada banyak penyakit yang dapat menyebabkan kelainan pada sistem gerak tubuh, di antaranya:

1. Myasthenia gravis

Myasthenia gravis merupakan kondisi melemahnya otot-otot rangka pada tubuh. Penyebabnya adalah adanya gangguan komunikasi antara sel saraf dengan jaringan otot.

Gejala yang muncul bisa berbeda-beda pada tiap penderita, mulai dari kesulitan bicara atau cadel, suara serak, napas pendek, hingga kelopak mata turun. Penderita juga bisa mengalami kesulitan bergerak, seperti bangun dari posisi duduk ke berdiri, mengangkat benda, atau naik-turun tangga.

Gejala lain yang mungkin muncul ialah kesulitan dalam menunjukkan ekspresi wajah. Penderita myasthenia gravis biasanya juga mengalami gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau ganda, serta kesulitan mengunyah dan menelan.

Umumnya, gejala myasthenia gravis timbul ketika penderitanya beraktivitas dan akan membaik setelah beristirahat. Gejala penyakit ini dapat muncul secara perlahan dan cenderung memburuk bila tidak diobati.

2. Tremor

Tremor adalah gerakan gemetar yang terjadi secara berulang tanpa disengaja. Tremor umumnya terjadi di tangan dan kepala, tapi bisa juga terjadi di bagian tubuh lain, seperti kaki, perut, dan pita suara.

Meski umumnya tidak mengancam nyawa, tremor dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Orang yang mengalami tremor akan kesulitan untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan, seperti menulis, berjalan, menyuap makanan, atau menggenggam benda.

Tremor disebabkan oleh gangguan pada area otak yang berfungsi mengatur pergerakan otot. Tremor bisa terjadi tanpa penyebab yang jelas, tetapi sering kali kondisi ini merupakan gejala dari suatu penyakit.

3. Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson terjadi karena tubuh kekurangan zat dopamin yang berperan dalam mengatur gerakan tubuh. Pada kondisi ini, terdapat kerusakan sel saraf di otak yang mengakibatkan gerakan tubuh menjadi lambat dan tidak normal.

Ada tiga gejala utama penyakit Parkinson, yakni mengalami tremor berupa pill-rolling tremor, gerak tubuh melambat, dan kaku otot. Selain gejala utama, ada beberapa gejala lainnya yang mungkin muncul, di antaranya:

  • Mengalami gangguan keseimbangan yang membuat penderita rentan terjatuh dan cedera
  • Kesulitan dalam berjalan
  • Bicara melambat dan tidak jelas
  • Kesulitan dalam menulis
  • Susah menelan
  • Sulit menahan buang air kecil atau besar
  • Produksi air liur berlebih

Penderita penyakit Parkinson juga lebih rentan mengalami depresi, cemas, serta demensia.

4. Distonia

Distonia adalah gangguan yang menyebabkan otot bergerak sendiri tanpa sadar. Gerakan otot ini dapat terjadi pada salah satu anggota tubuh saja atau seluruhnya. Akibatnya, penderita distonia memiliki postur tubuh yang aneh dan mengalami tremor.

Penyebab distonia adalah adanya gangguan pada bagian otak yang berfungsi mengendalikan kecepatan dan koordinasi gerakan tubuh.

Kelainan sistem gerak tubuh ini dapat menimbulkan gejala berupa kedutan, tremor, kram otot, mata berkedip tanpa kendali, gangguan bicara dan menelan, serta posisi salah satu bagian tubuh yang tidak normal, misalnya leher miring.

5. Ataksia

Ataksia merupakan kelainan pada otak kecil dan saraf tulang belakang yang memengaruhi koordinasi gerakan tubuh. Ataksia menyebabkan seseorang sulit menggerakkan tubuh dengan mulus dan lancar.

Gejala ataksia meliputi koordinasi gerak tubuh yang buruk, gemetar atau tremor, langkah kaki yang tidak stabil atau seperti mau jatuh, perubahan cara bicara, sulit bicara dan menelan, serta gerakan bola mata yang tidak normal. Penderita ataksia juga bisa mengalami gangguan dalam berpikir atau emosi, serta kesulitan dalam menulis.

6. Chorea

Chorea adalah kelainan saraf otot yang menyebabkan munculnya gerakan tubuh yang tidak disadari. Penyakit ini ditandai dengan gerakan berulang yang singkat, cepat, dan tidak terkontrol.

Chorea umumnya terjadi pada wajah, mulut, lengan, tangan, dan kaki. Akibatnya, penderita mengalami gangguan bicara, kesulitan menelan, lidah sering menjulur, tangan sulit dikepalkan, hingga gaya berjalan yang aneh.

7. Sklerosis lateral amiotrofik (ALS)

ALS merupakan penyakit degeneratif yang mengganggu fungsi otak dan saraf tulang belakang. Penderitanya bisa mengalami kesulitan dalam melakukan beberapa aktivitas, seperti berbicara, menelan, berdiri, berjalan, dan menaiki tangga. Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan untuk ALS.

Gejala ALS pada setiap orang bisa berbeda, tergantung area sistem saraf yang mengalami kelainan. Gejala yang mungkin muncul meliputi suara serak, sulit menelan, bicara tidak jelas, emosi tidak stabil, dan produksi air liur berlebih. Gejala lainnya bisa berupa lemas, kedutan, sesak napas, hingga penyusutan jaringan otot.

Di samping ketujuh penyakit di atas, masih ada kelainan sistem gerak lain yang umumnya berupa gangguan otot, tulang, dan jaringan ikat. Dua di antaranya yang sering terjadi adalah tendinitis dan osteoarthritis.

Penyakit-penyakit di atas sering kali membuat pasiennya kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Jika dibiarkan, kelainan pada sistem gerak tersebut bahkan bisa membuat penderitanya menjadi difabel. Oleh karena itu, kelainan pada sistem gerak perlu secepatnya dikonsultasikan ke dokter.