Slimax adalah obat yang mengandung orlistat sebagai bahan aktifnya. Obat ini digunakan untuk membantu menurunkan berat badan pada orang dewasa yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Slimax juga bermanfaat untuk mengurangi risiko berat badan naik kembali.
Dalam tiap kapsul Slimax, terkandung 120 mg orlistat. Orlistat bekerja dengan cara menghambat enzim pemecah lemak sehingga lemak dari makanan tidak semuanya dicerna dan diserap oleh tubuh. Dengan begitu, sebagian lemak dari makanan akan dikeluarkan bersama tinja sehingga berat badan akan menurun seiring waktu.

Orlistat dalam Slimax bekerja secara lokal di saluran cerna sehingga tidak mengganggu saraf pusat maupun metabolisme tubuh secara langsung. Agar penurunan berat badan berjalan efektif dan aman, penggunaan Slimax harus dibarengi dengan pola makan rendah kalori dan rendah lemak, serta olahraga rutin.
Apa Itu Slimax
| Bahan aktif | Orlistat |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antiobesitas |
| Manfaat | Menurunkan berat badan pada penderita obesitas |
| Digunakan oleh | Dewasa |
| Slimax untuk ibu hamil | Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya kelainan pada janin atau ada risiko terhadap janin. |
| Obat dalam kategori ini tidak boleh digunakan oleh ibu hamil atau wanita yang mungkin sedang hamil. | |
| Slimax untuk ibu menyusui | Slimax bisa menghambat penyerapan vitamin A, D, E, dan K yang diperoleh dari makanan. Mintalah saran dari dokter perihal suplemen tambahan yang aman dikonsumsi selama menyusui bila ibu perlu menggunakan Slimax. |
| Bentuk obat | Kapsul |
Peringatan sebelum Menggunakan Slimax
Pasien yang memenuhi kategori untuk menggunakan Slimax adalah yang memiliki nilai IMT 27 kg/m² atau lebih. Selain itu, perhatikan beberapa hal berikut sebelum mengonsumsi obat ini:
- Sampaikan kepada dokter perihal riwayat alergi yang dimiliki. Individu yang alergi terhadap orlistat tidak boleh menggunakan Slimax.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami sindrom malabsorpsi, gangguan aliran empedu (kolestasis), penyakit hati, pankreatitis, diabetes, hipotiroidisme, penyakit ginjal, jumlah oksalat dalam urine tinggi (hyperoxaluria), atau gangguan makan, seperti bulimia maupun anoreksia.
- Informasikan kepada dokter perihal penggunaan Slimar apabila Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal apa pun. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Diskusikan dengan dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, menyusui, atau berencana hamil. Pakailah alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan selama menggunakan Slimax.
- Segera hubungi dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah memakai Slimax.
Dosis dan Aturan Pakai Slimax
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Slimax berdasarkan indeks massa tubuh pasien:
- Obesitas dengan IMT ≥30 mg/m² atau obesitas IMT ≥27 mg/m² disertai faktor risiko, seperti hipertensi, diabetes, atau dislipidemia: 120 mg, 3 kali sehari
- IMT ≥28 mg/m² tanpa faktor risiko: 60 mg, 3 kali sehari
Hentikan konsumsi Slimax dan sampaikan ke dokter jika dalam 12 minggu pertama pengobatan, berat badan Anda tidak turun setidaknya 5% dari berat badan awal.
Cara Menggunakan Slimax dengan Benar
Gunakan Slimax sesuai anjuran dokter dan bacalah aturan pakai yang tertera pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Agar Slimax bekerja dengan optimal, ikutilah cara mengonsumsi obat ini dengan benar:
- Slimax sebaiknya diminum saat makan atau paling lambat 1 jam setelah makan.
- Apabila Anda lupa minum Slimax lebih dari 1 jam sesudah makan, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Slimax tidak perlu dikonsumsi bila Anda lupa makan atau mengonsumsi makanan tanpa lemak.
- Terapkan pola makan rendah kalori dan rendah lemak, serta lakukan olahraga teratur agar program penurunan berat badan lebih optimal.
- Simpan Slimax di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan menggunakan Slimax yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Interaksi Slimax dengan Obat Lain
Interaksi yang bisa terjadi jika obat dengan kandungan orlistat, termasuk Slimax, digunakan bersama dengan obat lain, yaitu:
- Penurunan efektivitas dari ritonavir, ciclosporin, tenofovir, asam valproate, levothyroxine, pil KB, amiodarone, atau lamotrigine
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama antikoagulan, seperti warfarin
Bahan aktif orlistat dalam Slimax dapat menghambat penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K. Apabila hendak mengonsumsi suplemen untuk mencukupi kebutuhan vitamin tersebut, jangan menggunakannya bersama Slimax. Suplemen vitamin sebaiknya diminum sebelum tidur.
Untuk mencegah efek interaksi obat, berkonsultasilah dengan dokter secara online jika Anda berencana menggunakan Slimax bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Slimax
Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi Slimax antara lain:
- Feses berminyak atau berlemak
- Sering buang air besar
- Nyeri perut atau perut kembung
- Sakit kepala
- Sering kentut
- Minyak berwarna oranye atau cokelat yang keluar bersama tinja
- Bercak minyak menempel di celana dalam
- Nyeri di dubur
Lakukan konsultasi lewat Chat Bersama Dokter jika efek samping di atas tidak kunjung reda atau justru bertambah parah. Segera ke IGD rumah sakit terdekat bila terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Nyeri berat di punggung bawah
- Gangguan fungsi hati, dengan gejala sakit perut berat, urine berwarna gelap, perut bengkak, serta kulit dan mata menguning
- Kencing berdarah
- Nyeri atau sulit buang air kecil
- Gejala gangguan ginjal, berupa jarang atau tidak bisa buang air kecil, lelah yang tidak biasa, sesak napas, serta kaki atau pergelangan kaki bengkak
- Tinja berdarah atau nyeri perut hebat