Ibu hamil bisa saja mengalami menstruasi selama kehamilan. Namun, berbeda dengan haid pada umumnya, haid saat hamil berlangsung lebih singkat, yaitu sekitar 1–2 hari. Namun, bagaimana kondisi tersebut dapat terjadi? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.

Secara ilmiah, menstruasi saat hamil tidak mungkin terjadi. Memang ada sebagian ibu hamil yang mengeluhkan bahwa organ intim mereka mengeluarkan darah secara berkala layaknya sedang mengalami haid. Namun, perdarahan yang terjadi saat haid dan saat hamil adalah dua kondisi yang berbeda.

Haid Tapi Hamil Mungkinkah Terjadi? Ini Penjelasannya secara Medis - Alodokter

Menstruasi umumnya terjadi ketika endometrium atau lapisan dinding rahim luruh dan menyebabkan keluarnya darah menstruasi melalui vagina. Hal ini terjadi akibat tidak adanya pembuahan sel telur oleh sperma.

Jika terjadi pembuahan atau dengan kata lain terjadi kehamilan, lapisan dinding rahim akan bertahan guna mendukung pertumbuhan janin. Inilah yang menyebabkan mengapa haid tapi hamil tidak mungkin terjadi.

Haid tapi Hamil Tak Mungkin Terjadi, Kenapa Bisa Keluar Darah Saat Hamil?

Keluarnya darah saat hamil merupakan kondisi yang umum menimpa ibu hamil dan bukanlah haid tapi hamil. Sekitar 20% ibu hamil mengalami kondisi ini pada trimester pertama masa kehamilan.

Namun, untuk beberapa kasus, perdarahan vagina selama kehamilan juga dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Tak hanya pada trimester pertama, kondisi ini juga dapat terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Berikut ini adalah penjelasannya:

Perdarahan vagina pada trimester pertama

Kondisi haid tapi hamil yang terjadi pada trimester pertama bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

  • Perdarahan implantasi, yaitu perdarahan yang biasanya terjadi sekitar 10–14 hari setelah pembuahan
  • Keguguran atau hilangnya janin secara mendadak sebelum usia kehamilan 20 minggu
  • Masalah pada leher rahim, seperti infeksi atau peradangan
  • Kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim
  • Hamil anggur, yaitu adanya massa abnormal yang tumbuh di dalam rahim setelah terjadinya pembuahan

Perdarahan vagina pada trimester dua atau tiga

Selain pada trimester pertama kehamilan, perdarahan di vagina yang sering disangka haid tapi hamil ini bisa juga terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Berikut ini adalah beberapa penyebab perdarahan vagina pada kedua trimester ini:

  • Ektropion serviks atau perubahan pada leher rahim
  • Solusio plasenta, yaitu kondisi serius ketika plasenta terlepas dari dinding rahim
  • Plasenta previa, yaitu kondisi terhalangnya seluruh atau sebagian jalur kelahiran bayi akibat letak plasenta yang terlalu rendah dalam rahim
  • Intrauterine fetal death (IUFD), yaitu kematian janin di dalam kandungan setelah usia kehamilan di atas 20 minggu

Selain itu, perdarahan pada trimester kedua atau ketiga masa kehamilan juga bisa menjadi tanda-tanda awal persalinan. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya lendir dari leher rahim yang bisa berupa gumpalan atau bercak darah.

Haid tapi hamil adalah suatu kondisi yang secara medis tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus waspada jika mengalami perdarahan, karena bisa menjadi tanda adanya masalah pada kehamilan.

Segera periksakan kondisi kehamilan ke dokter jika Anda mengalami perdarahan saat hamil. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kondisi yang menyerupai haid tapi hamil tersebut dan memberikan penanganan bila memang diperlukan.