Mendampingi anak belajar di rumah mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Tidak sedikit orang tua yang mungkin kebingungan dalam mencari dan mempraktikkan cara yang tepat dalam mendampingi anak belajar dan membuat anak senang belajar.
Tidak sedikit orang tua mengakui bahwa mereka sering merasa kesal ketika mendampingi anaknya belajar. Sedangkan dari sisi anak, belajar dengan orang tua justru dianggap sebagai suatu hal yang menakutkan. Anak-anak sering mengeluh tidak tahan disalahkan ketika tidak kunjung memahami materi pelajaran.
Kesal saat mendampingi anak belajar adalah hal yang wajar karena tingkat kesabaran orang tua dan kemampuan anak dalam menyerap pelajaran memang berbeda. Namun, jika tidak hati-hati, gesekan ini bisa merusak hubungan orang tua dengan anak, serta menimbulkan reaksi negatif dari anak terhadap proses belajar.
Tips Mendampingi Anak Belajar
Salah satu tugas orang tua dalam mengasuh anak adalah mendampingi anak belajar. Agar kegiatan ini bisa efektif dan menyenangkan, orang tua perlu memerhatikan beberapa hal berikut:
1. Tempat belajar
Tempat belajar adalah faktor yang sangat penting untuk mendukung suasana belajar anak. Pilihlah ruangan yang terang dengan suhu ruangan yang pas, tidak terlalu dingin atau panas. Hindari ruangan yang di dalamnya terdapat benda yang bisa mengalihkan perhatian anak, seperti televisi atau mainan.
Ruangan tertutup memang ideal untuk mendampingi anak belajar. Namun, belajar juga bisa dilakukan di ruang terbuka atau di area publik, seperti perpustakaan atau kafe. Belajar di ruang terbuka dapat menciptakan suasana yang lebih santai, sehingga anak tidak merasa tertekan.
2. Lama waktu belajar
Orang tua perlu memahami kemampuan anak. Anak-anak umumnya dapat berkonsentrasi penuh selama 10–30 menit. Agar konsentrasi anak tetap terjaga, berikan jeda istirahat setiap beberapa menit atau setiap anak berhasil menyelesaikan tugas.
Sebagai contoh, setelah anak membaca 1 bagian atau belajar setelah 20 menit, perbolehkan ia untuk mengambil minum atau pergi ke toilet selama 5 menit sebelum kembali belajar.
3. Gaya belajar anak
Pahami gaya belajar yang paling sesuai untuk anak guna memaksimalkan efektifitas belajarnya. Berikut adalah beberapa gaya belajar yang mungkin dimiliki oleh anak:
- Gaya belajar visual
Anak yang memiliki gaya belajar visual belajar dengan mengingat apa yang dilihatnya, yaitu dengan mengamati tulisan guru, membaca, melakukan observasi, serta menggunakan gambar. - Gaya belajar auditori
Anak tipe auditori lebih mudah menangkap pelajaran ketika guru menyampaikan informasi dengan cara berbicara atau bercerita. Anak tipe ini mungkin mudah terganggu jika ada gangguan suara saat belajar. - Gaya belajar kinestetik
Anak tipe kinestetik belajar dengan cara melakukan praktik, eksperimen, atau melakukan aktivitas fisik. Ia akan lebih mudah paham jika mengulang pelajaran dengan menggunakan bantuan benda, alat alat peraga, atau gerak tubuh.
4. Perilaku orang tua
Hal yang dikatakan dan dilakukan orang tua dalam mendampingi anak belajar akan memengaruhi sikap anak dalam belajar. Kebiasaan buruk orang tua, seperti mudah emosi dan membanding-bandingkan anak dengan anak lain, dapat mengganggu proses belajar dan mempengaruhi rasa percaya diri anak.
Untuk meningkatkan motivasi anak, orang tua bisa memberikan pujian atau sesekali memberikan hadiah jika anak berhasil mencapai target tertentu. Misalnya, memberikan tambahan waktu bermain selama 30 menit saat anak berhasil mengerjakan semua soal latihan dengan benar.
Pastikan juga, anak belajar dalam kondisi sehat dan kenyang, agar ia tidak mudah lelah. Kondisi fisik, psikologis, dan lingkungan yang optimal penting diperhatikan saat mendampingi anak belajar.
Jadikanlah kegiatan mendampingi anak belajar sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan, baik bagi orang tua maupun anak. Jika anak mengalami kesulitan dalam belajar, jangan ragu untuk membawanya ke psikolog anak.
Ditulis oleh:
Sandra Handayani Sutanto, M.Psi, Psikolog
(Psikolog Anak)