Kelebihan protein tidak baik untuk kesehatan. Protein merupakan nutrisi penting yang berperan dalam proses pembentukan dan perbaikan sel serta jaringan tubuh. Namun, asupan protein perlu disesuaikan dengan jumlah yang telah direkomendasikan.

Sebagian besar jaringan tulang, otot, kulit, serta berbagai organ tubuh, terbuat dari asam amino, yaitu zat hasil metabolisme protein. Selain menyusun jaringan dan sel tubuh, protein juga berperan dalam produksi enzim dan berbagai hormon dalam tubuh, misalnya hormon pertumbuhan. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan asupan protein dalam jumlah besar.

Kelebihan Protein, Ini Akibatnya bagi Tubuh - Alodokter

Namun, bukan berarti protein dapat dikonsumsi secara berlebihan. Kelebihan protein diduga dapat memengaruhi proses metabolisme dan membebani kerja ginjal. Jika dibiarkan. hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Rekomendasi Jumlah Asupan Protein Harian

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan rekomendasi asupan protein harian melalui Angka Kecukupan Gizi. Asupan protein yang disarankan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada usia dan jenis kelamin.

Berikut ini adalah rekomendasi asupan protein harian menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019:

  • Anak-anak usia 1–6 tahun: 20–25 gram
  • Anak-anak usia 7–9 tahun: 35–40 gram
  • Remaja: 60–75 gram
  • Orang dewasa: 50–70 gram
  • Wanita hamil dan menyusui: 70–85 gram

Asupan protein harian yang direkomendasikan juga bisa berbeda pada setiap orang tergantung pada tingkat aktivitas fisik dan kondisi kesehatan tubuh.

Atlet, lansia, dan orang yang sedang menjalani proses pemulihan luka atau sakit disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak protein. Sementara itu, asupan protein mungkin perlu dibatasi atau dikurangi pada kondisi tertentu, misalnya ketika tubuh mengalami kerusakan atau gangguan fungsi ginjal.

Jika asupan protein dalam tubuh kurang, seseorang bisa mengalami beberapa tanda dan gejala, seperti rambut rontok, rentan terkena infeksi, tubuh lebih lama pulih saat sakit, hingga malnutrisi akibat kekurangan protein atau kwashiorkor.

Mencukupi kebutuhan protein bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan tinggi berprotein, seperti daging tanpa lemak, telur, kacang-kacangan, ikan, keju, susu, atau suplemen protein, jika dibutuhkan.

Dampak Kelebihan Protein terhadap Tubuh

Meski kekurangan protein tidak baik bagi tubuh, kelebihan protein juga bisa berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Berikut ini adalah beberapa dampak kelebihan protein dalam tubuh:

1. Penumpukan keton dan bau mulut

Mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi dapat menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis. Kondisi ini bisa membuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh, sehingga menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga dapat membahayakan ginjal.

2. Peningkatan berat badan

Pola makan tinggi protein memang dapat membantu mengurangi berat badan dalam waktu singkat. Namun, efek jangka panjang dari pola makan ini justru bisa meningkatkan berat badan karena protein berlebih tersebut akan disimpan sebagai jaringan lemak.

Hal ini lebih mungkin terjadi jika makanan berprotein tinggi yang dikonsumsi juga mengandung banyak lemak, seperti daging merah atau daging berlemak. Sementara itu, bagi atlet atau orang yang rutin melatih otot, pola makan tinggi protein dapat membuat massa otot bertambah sehingga berat badan juga ikut bertambah.

3. Kerusakan ginjal

Di dalam tubuh, protein akan diolah menjadi asam amino dan sisanya akan menjadi  urea yang perlu disaring dan dibuang oleh ginjal melalui urine. Inilah alasan mengapa asupan protein yang tinggi dapat membuat ginjal bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau mengurangi asupan protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah.

4. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke.

5. Kehilangan kalsium

Kelebihan protein juga bisa menyebabkan tubuh lebih banyak membuang kalsium. Berkurangnya jumlah kalsium dalam tubuh terbukti dapat membuat tulang keropos dan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.

Selain jumlah protein, Anda juga harus memperhatikan sumber protein. Para ahli menyarankan untuk memilih asupan protein dari beberapa sumber, baik sumber hewani, seperti ikan, maupun sumber protein nabati, seperti kacang dan biji-bijian.

Agar jumlah asupan protein Anda cukup, tidak kurang maupun berlebihan, jalanilah pola makan sehat dan bergizi. Namun, jika Anda memiliki penyakit tertentu, konsultasikanlah dengan dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter untuk mengetahui jumlah asupan protein yang sesuai dengan kondisi Anda.