Vaksin TBC adalah vaksin untuk mencegah penyakit tuberkulosis atau TBC. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Salah satu jenis vaksin TBC, yaitu vaksin BCG, menjadi vaksin yang wajib diberikan kepada anak sebelum usia 1 bulan.
Vaksin TBC yang umum digunakan saat ini adalah vaksin BCG atau Bacillus Calmette–Guérin. Vaksin ini memicu tubuh membentuk kekebalan (antibodi) terhadap bakteri penyebab TBC. Selain vaksin BCG, ada juga kandidat vaksin TBC yang baru, yaitu vaksin M72/AS01E. Namun, vaksin ini masih dalam tahap pengembangan dan penelitian.
Tidak seperti vaksin BCG yang umumnya efektif untuk anak-anak, vaksin M72/AS01E juga mampu mencegah TBC pada remaja dan dewasa. Berdasarkan uji klinis fase 2b, vaksin M72/AS01E dapat mengurangi perkembangan TB aktif pada usia 18–50 tahun dengan HIV negatif dan infeksi TB laten.
Walaupun uji klinis menunjukkan hasil positif, vaksin M72/AS01E masih memiliki nilai efikasi yang tergolong rendah, yaitu 50%. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas vaksin ini dalam mencegah infeksi TBC di negara dengan kasus TBC yang tinggi, termasuk Indonesia.
Artikel ini hanya membahas vaksin TBC yang sudah teruji dan umum digunakan di Indonesia, yaitu vaksin BCG.
Merek dagang vaksin TBC: BCG Vaccine, AJV, BCG Vaccine SSI, Vaksin BCG Kering
Apa Itu Vaksin TBC
Golongan | Obat resep |
Kategori | Vaksin |
Manfaat | Mencegah tuberkulosis |
Digunakan oleh | Bayi baru lahir hingga dewasa |
Vaksin TBC untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping vaksin TBC terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Vaksin ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Vaksin TBC untuk ibu menyusui | Vaksin TBC dapat digunakan oleh ibu menyusui atas anjuran dokter. |
Bentuk vaksin | Suntik |
Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Menerima Vaksin TBC
Vaksin TBC akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di fasilitas kesehatan. Sebelum Anda atau anak Anda menerima vaksin TBC, pastikan untuk memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Vaksin TBC tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap vaksin ini atau kandungan yang ada di dalam produk vaksin.
- Sakit seperti batuk pilek dan demam ringan bukanlah kontraindikasi vaksin TBC. Untuk memastikan keamanannya, Anda bisa berkonsultasi ke dokter lewat chat sebelum menjalani vaksinasi.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita HIV/AIDS, leukemia, limfoma, luka bakar atau penyakit kulit di area kulit yang luas.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menjalani radioterapi maupun kemoterapi, atau baru saja menerima transplantasi organ.
- Beri tahu dokter jika Anda atau anak Anda tinggal serumah dengan penderita tuberkulosis, termasuk yang sedang menjalani terapi dengan obat antituberkulosis.
- Sampaikan kepada dokter mengenai semua obat yang sedang digunakan, terutama obat antibiotik, imunosupresan, atau kortikosteroid. Beri tahu juga jika sedang menggunakan suplemen atau produk herbal apa pun.
- Diskusikan dengan dokter terkait penggunaan vaksin TBC jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mendapat suntikan vaksin TBC.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin TBC
Sesuai dengan jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), vaksin TBC bisa disuntikkan mulai dari bayi baru lahir sampai berusia 1 bulan. Bayi yang belum mendapatkan vaksin TBC setelah usia 3 bulan disarankan untuk melakukan uji tuberkulin (tex Mantoux) terlebih dahulu.
Dosis vaksin TBC yang diresepkan dokter akan disesuaikan dengan usia pasien. Berikut adalah dosis umum penggunaan vaksin TBC:
- Dewasa: 0,2–0,3 ml.
- Anak usia >1 bulan: 0,2–0,3 ml obat dicampurkan dengan 1 ml air steril.
- Anak usia <1 bulan: 0,2–0,3 ml obat dicampurkan dengan 2 ml cairan steril.
Cara Pemberian Vaksin TBC
Vaksin TBC akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Perhatikan hal-hal berikut ini terkait pemberian vaksin TBC:
- Penyuntikan vaksin TBC akan dilakukan pada lengan atas.
- Anda mungkin akan mengalami gejala flu, seperti batuk, hidung meler, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau sakit kepala, hingga 2 hari setelah menerima vaksin TBC. Segera hubungi dokter jika gejala disertai demam tinggi.
- Gunakan pakaian longgar dan tutup luka bekas vaksinasi dengan perban kasa tipis setidaknya selama 24 jam.
- Benjolan kecil berwarna merah biasanya muncul di area bekas suntikan dalam 10–14 hari setelah vaksinasi. Setelah 4–6 minggu, benjolan ini akan membesar, kemudian mengelupas dan perlahan memudar.
- Beri tahu dokter jika mengalami iritasi parah atau keluar cairan pada area bekas suntikan. Reaksi ini dapat terjadi hingga 5 bulan setelah menerima vaksin TBC.
Interaksi Vaksin TBC dengan Obat Lain
Ada beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika vaksin TBC digunakan bersama obat tertentu, yaitu:
- Penurunan efektivitas vaksin TBC jika digunakan dengan obat antibiotik, seperti azithromycin, gentamicin, atau ciprofloxacin
- Peningkatan risiko terjadinya infeksi jika digunakan dengan obat imunosupresan, seperti adalimumab, tocilizumab, atau tacrolimus; obat kortikosteroid, seperti dexamethasone atau methylprednisolone
- Penurunan efek terapi vaksin TBC jika digunakan dengan imunoglobulin, seperti cytomegalovirus immune globulin (CMV IG) atau hepatitis B immune globulin (HBIG).
Untuk mencegah efek interaksi obat yang tidak diinginkan, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima vaksin TBC, terutama jika sedang menjalani terapi atau mengonsumsi obat maupun suplemen apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Vaksin TBC
Berikut ini adalah efek samping yang mungkin muncul setelah mendapat vaksin TBC:
- Demam ringan atau muncul gejala seperti flu
- Nyeri otot
- Bengkak di leher atau ketiak
- Nyeri atau muncul benjolan kecil di area bekas suntikkan
Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika efek samping di atas tidak kunjung membaik. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi keluhan tersebut.
Segera periksakan diri ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:
- Muncul nanah, borok, atau abses di area kulit yang disuntik
- Area suntikan masih bengkak setelah 2–3 hari
- Demam tinggi (suhu ≥39° Celcius)
- Lelah yang tidak biasa
- Tidak nafsu makan
- Berat badan turun
- Nyeri tulang di area kaki