Vasa previa adalah kondisi ketika pembuluh darah janin tidak terlindungi oleh jaringan plasenta dan melintas dekat leher rahim atau jalan lahir. Kondisi ini jarang terjadi, tetapi perlu ditangani dengan tepat karena bisa membahayakan nyawa bayi dalam kandungan. 

Pada vasa previa, pembuluh darah plasenta yang melewati dekat serviks (leher rahim) bisa pecah dan mengalami pendarahan hebat ketika selaput ketuban pecah atau mendekati kelahiran. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi kehilangan banyak darah dan berisiko mengalami stillbirth (lahir mati). 

Vasa Previa

Vasa previa diperkirakan hanya terjadi pada 1 dari 2.500–5000 kelahiran. Kondisi ini umumnya juga tidak bergejala sehingga baru terdeteksi ketika ibu hamil menjalani pemeriksaan kehamilan rutin. 

Penyebab Vasa Previa

Vasa previa disebabkan oleh 2 kondisi di bawah ini: 

  • Velamentous cord insertion
    Tali pusat normalnya akan menempel pada plasenta. Namun, tidak demikian jika ibu hamil menderita velamentous cord insertion. Tali pusat akan masuk ke dalam kantung ketuban sehingga dapat menyebabkan terjadinya vasa previa.  
  • Bilobed placenta
    Bilobed placenta merupakan kelainan di mana plasenta terbagi menjadi dua bagian (lobus) atau lebih. Vasa previa bisa terjadi pada kondisi ini apabila pembuluh darah melintas dekat serviks dan di antara lobus-lobus tersebut. 

Selain kedua kondisi tersebut, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami vasa previa, yaitu:

  • Plasenta menempel di bagian bawah rahim dan menutupi seluruh atau sebagian lubang serviks (plasenta previa
  • Kehamilan yang terjadi melalui proses bayi tabung atau IVF
  • Hamil anak kembar  
  • Pernah menjalani operasi Caesar atau operasi rahim
  • Kebiasaan merokok
  • Hamil pada usia lanjut
  • Riwayat penyakit kronis, seperti diabetes 

Gejala Vasa Previa

Vasa previa sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, pada trimester kedua atau ketiga, akan muncul keluhan yang bisa menandakan seorang wanita mengalami vasa previa, antara lain:

  • Vagina mengeluarkan darah berwarna merah tua atau lebih gelap dari biasanya, tanpa disertai sakit 
  • Denyut jantung janin melambat

Karena sering kali tidak menunjukkan gejala, penting untuk menjalani pemeriksaan rutin selama kehamilan agar vasa previa bisa terdeteksi sedini mungkin.

Kapan harus ke dokter

Segera temui dokter jika Anda mengalami perdarahan selama kehamilan, baik dengan maupun tanpa disertai rasa sakit. Anda juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, minimal 6 kali selama 9 bulan. Jadwalnya sebagai berikut: 

  • 2 kali pada trimester pertama
  • 1 kali pada trimester kedua
  • 3 kali pada trimester ketiga

Diagnosis Vasa Previa

Dokter akan terlebih dahulu mengajukan pertanyaan kepada pasien terkait gejala yang dialami, penyakit yang pernah maupun sedang diderita, prosedur medis yang pernah dijalani, serta gaya hidup, seperti kebiasaan merokok.

Vasa previa bisa terdiagnosis melalui pemeriksaan USG rutin pada minggu ke 18–26 kehamilan. Jika pemeriksaan menunjukkan kemungkinan vasa previa, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani USG transvaginal yang dikombinasikan dengan color Doppler.  

USG transvaginal umumnya akan direkomendasikan ketika kehamilan sudah memasuki trimester kedua. Melalui pemeriksaan tersebut, dokter bisa melihat aliran darah dengan lebih jelas sehingga posisi pembuluh darah bisa diketahui.

Pengobatan Vasa Previa

Vasa previa bisa menghilang dengan sendirinya seiring dengan perkembangan janin. Namun, jika vasa previa tidak juga membaik, dokter akan menyarankan pasien untuk melahirkan lebih awal secara Caesar. Hal ini dilakukan untuk menghindari pecahnya pembuluh darah saat ketuban pecah. 

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah langkah yang dilakukan dokter dalam pengobatan vasa previa:

  • Memantau kondisi pasien sebanyak 2 kali dalam seminggu, dimulai antara minggu ke-28 dan ke-32. 
  • Merujuk pasien untuk rawat inap pada minggu ke-30 dan ke-32, agar kondisi janin terpantau. 
  • Menyuntikkan kortikosteroid untuk mematangkan paru-paru janin yang belum matang dengan sempurna. 
  • Menyarankan pasien untuk beristirahat dan tidak berhubungan seks dengan pasangan. 
  • Merencanakan operasi Caesar antara minggu ke-34 dan ke-37, untuk menghindari ketuban pecah tiba-tiba, yang bisa menyebabkan pembuluh darah janin pecah dan mengalami pendarahan. 

Komplikasi Vasa Previa

Jika tidak terdeteksi selama kehamilan, vasa previa dapat menyebabkan bayi mengalami perdarahan berat ketika ibu melahirkan normal atau saat ketuban pecah. Perdarahan ini bisa menyebabkan bayi mengalami komplikasi berikut: 

  • Lahir mati atau stillbirth
  • Anemia yang parah sehingga memerlukan transfusi darah
  • Lumpuh otak

Pencegahan Vasa Previa

Untuk menghindari risiko terjadinya vasa previa, pastikan untuk melakukan cek kehamilan sesuai jadwal yang diberikan dokter. Vasa previa yang terdeteksi sedini mungkin mampu meningkatkan peluang hidup janin sampai 97%.